Gudang Ilmu: March 2024

Saturday 9 March 2024

Apa Itu Kurikulum Merdeka? Mari Kenali Lebih Dalam




 Belakangan ini kamu pasti pernah mendengar soal Kurikulum Merdeka bukan?

 Katanya, kurikulum ini merupakan kurikulum baru yang bakal menjadi pengganti Kurikulum 2013.

 Tapi, apa benar seperti itu?


Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) RI Nadiem Makarim mengeluarkan Kurikulum Merdeka. Sebelumnya kurikulum ini dikenal sebagai Kurikulum Prototipe untuk Sekolah Penggerak.

 

Apa Itu Kurikulum Merdeka?

 

Kurikulum Merdeka ialah kurikulum yang dimaksudkan untuk mengasah minat serta bakat anak sejak dini dengan fokus pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa.

 

Kurikulum ini pun telah diuji coba di 2.500 sekolah penggerak. Tak hanya itu, kurikulum ini juga dikenalkan di sekolah lain. Berdasarkan data Kemdikbud Ristek, hingga kini sudah ada 143.265 sekolah yang menggunakan kurikulum baru ini.

 

Jumlahnya pun semakin meningkat sejalan dengan mulai diterapkannya Kurikulum Merdeka di tahun ajaran 2022/2023 mulai dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA.

 

Kapan Mulai Diterapkan?

 

Kemdikbud Ristek merencanakan kurikulum ini diberlakukan sebagai pilihan tambahan lebih dulu selama tahun 2022/2024 sebagai pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Nah kedepannya, mulai tahun 2024, diharapkan Kurikulum Merdeka sudah diterapkan secara nasional.

 

Jadi, untuk sekarang ini, sekolah bisa menerapkan kurikulum ini secara bertahap sesuai dengan kesiapannya masing-masing. Jika masih belum siap, maka sekolah tersebut diperbolehkan menggunakan kurikulum sebelumnya.

 

Konsep Kurikulum Merdeka

 

Kurikulum baru ini membagi jenjang kelas mulai kelas 1-12 jadi 6 fase. Berikut pembagian fasenya:

 

Fase A: Kelas 1-2

Fase B: Kelas 3-4

Fase C: Kelas 5-6

Fase D: Kelas 7-9

Fase E: Kelas 10

Fase F: Kelas 11-12

 

Kata Nadiem, inti dari kurikulum ini yaitu Merdeka Belajar. Artinya, konsep yang dibuat agar mendukung peserta didik untuk mendalami minat dan bakatnya. 

 

Jika pada Kurikulum 2013 siswa harus mempelajari seluruh mata pelajaran (dari tingkat TK-SMP) dan aka nada penjurusan jadi IPA/IPS saat SMA, berbeda dengan Kurikulum Merdeka. Di kurikulum baru ini, siswa tidak lagi belajar seperti itu.

 

Siswa tidak lagi “dipaksa” untuk belajar mata pelajaran yang tidak diminatinya. Mereka bisa “merdeka” memilih materi yang diminati dan ingin dipelajari. Inilah maksud dari konsep Merdeka Belajar.

 

Selain itu, kurikulum ini lebih mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek. Maksudnya, siswa akan menerapkan materi yang sudah dipelajari lewat studi kasus atau proyek. Jadi, pemahaman konsep dapat terlaksana lebih baik.

 

Nama proyeknya sendiri adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Adanya proyek ini, fokus siswa bukan lagi hanya untuk mempersiapkan diri menjawab soal-soal ujian. Dengan ini, kegiatan belajar-mengajar tentu terasa lebih menyenangkan dan seru, ketimbang hanya fokus menyelesaikan latihan soal-soal saja.

 

Perubahan Kurikulum Sebelumnya ke Kurikulum Merdeka

 

Nadiem Makarim menyampaikan beberapa perubahan dari kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka, diantaranya:

 

Jenjang SD

  • Penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS.
  • Menjadikan mata pelajaran Seni sebagai mata pelajaran keterampilan.

Jenjang SMP

  • Mata pelajaran Informatika sebagai mata pelajaran wajib
  • Mata pelajaran Prakarya jadi salah satu pilihan bersama mata pelajaran Seni (Seni Rupa, Seni Tari, Seni Teater dan Seni Musik).

Jenjang SMA

  • Tidak ada penjurusan
  • Siswa akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan di kelas 11 dan 12 sesuai minat dan bakat masing-masing dengan dipandu oleh guru Bimbingan Konseling.
  • Siswa bisa mengganti pilihan mata pelajaran di kelas 12, tapi tak disarankan.