Gudang Ilmu: October 2018

Tuesday 30 October 2018

Artikel - Kemampuan Mengajar Mahasiswa PPLK menurut Persepsi Guru Pamong pada Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang Tahun Ajaran 2016/2017


KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PPLK MENURUT PERSEPSI GURU PAMONG  PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN  SMK DI KOTA PADANG TAHUN AJARAN 2016/2017







ARTIKEL










Oleh :

Aldo Sepra Johannes
2012 / 1202952






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisudah Priode 110 Maret 2018












KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA PPLK MENURUT PERSEPSI GURU PAMONG PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK DI KOTA PADANG TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Aldo Sepra Johannes1, Juniman Silalahi1, Risma Apdeni1, Oktaviani1
1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UniversitasNegeriPadang
e-mail: aldoseprajohannes@gmail.com

AbstrakLatar belakang penelitian ini adalah masih ditemukannya berbagai permasalahan saat mahasiswa melaksanakan PPLK, yang berkaitan dengan kemampuan mengajar mahasiswa praktikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap bagaimana kemampuan mengajar mahasiswa PPLK menurut persepsi guru pamong pada Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan populasi seluruh guru pamong di Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang sebanyak 28 guru. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik total sampling atau keseluruhan populasi. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer didapat melalui angket mengenai persepsi guru pamong terhadap kemampuan mengajar mahasiswa PPLK yang disebarkan kepada guru pamong yang menjadi sampel, sedangkan data sekunder adalah jumlah guru pamong yang diperoleh dari Ketua Jurusan Program Keahlian Teknik Bangunan. Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) Melakukan verifikasi data, (2) Melakukan klasifikasi dan tabulasi data, (3) Mengolah data dengan menghitung frekuensi dan nilai rata-rata (mean). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengajar mahasiswa PPLK menurut persepsi guru pamong pada Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang termasuk dalam kategori cukup. Bila dilihat per indikator, persepsi guru pamong terhadap 3 indikator yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional berada dalam kategori cukup, sementara untuk kompetensi sosial berada dalam kategori baik.

Kata Kunci: Persepsi, Guru Pamong, Kemampuan Mengajar

Abstract— The background of this research is various problems found in the implementation of PPLK, which are related to the teaching ability of PPLK students. The purpose of this study is to reveal the teaching ability of PPLK students according to the perceptions of supervisor teachersin Building Engineering Department of SMK in Padang City in academic year 2016/2017. The type of this research is quantitative descriptive research. The population is all supervisor teachers in Building Engineering Department of SMK in Padang City amounting 28 teachers. The sample was taken by using total sampling technique. The type of data used is primary and secondary data. Primary data were obtained through questionnaire about perceptions of supervisor teachers on the teaching ability of PPLK students that distributed to the respondents. Secondary data was the number of supervisor teachers obtained from the Head of Building Engineering Department. Data analysis techniques used are: (1) Data verification, (2) Data classification and tabulation, (3) Data processing by calculating frequency and mean value. The results showed that the teaching ability of PPLK students according to the perceptions of supervisor teacherin Building Engineering Department of SMK in Padang City is in fair category. Viewed per indicator, the perceptions of supervisor teachers towards 3 indicators (pedagogical, personality, and professional competency) are in fair category, while for social competencyis in good category.
Keywords: Perception, Supervisor Teacher, Teaching Ability









I.       Pendahuluan
Sebagai salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan keguruan, Universitas Negeri Padang (UNP) terus berupaya menyiapkan guru yang berkualitas dan profesional pada bidangnya sehingga dapat memenuhi tuntutan dunia pendidikan. Dalam menyiapkan tenaga pendidik yang terdiri dari tenaga pembimbing, tenagapengajar, dan tenaga pelatih diperlukan suatu kompetensi sebagai tenaga kependidikan. Oleh karena itu, para mahasiswa S1 kependidikan UNP wajib mengikuti proses pembentukan kompetensi melalui kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) yang meliputi kegiatan-kegiatan kurikulum sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dalamsekolah. PPLK juga merupakan mata kuliah khusus bagi mahasiswa dari jurusan kependidikan untuk mengaplikasikan teori yang telah diperoleh selama  perkuliahan dan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkanUNP, termasuk dalam kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan.
Mahasiswa praktikan telah memperoleh mata kuliah kependidikan yang di dalamnya menjelaskan persiapan yang harus mereka kuasai untuk menjadi guru yang profesional, namun tidak menutup kemungkinan pada saat pelaksanaan PPLK mahasiswa akan menemui permasalahan-permasalahan yang cara penyelesaiannya belum pernah ditemui dalam teori selama kuliah. Hal ini disebabkan terutama karena sifat siswa yang heterogen yang berbeda dari kelas yang satu dengan kelas yang lain, yang menuntut cara penyelesaian yang berbeda juga. Selain itu, kesiapan mental yang kuat dari mahasiswa PPLK untuk menyikapi segala bentuk kelakuan siswa juga diperlukan sebelum melaksanakan PPLK.
Selama pelaksanaan tugas dan kegiatan PPLK di sekolah latihan, mahasiswa praktikan akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan guru, siswa, dan masyarakat sekolah. Siswa merupakan salah satu unsur pokok dalam interaksi antara guru dengan siswa sehingga tindakan-tindakan guru harus berorientasi pada kemampuan dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu sudah sepatutnya apabila pembelajaran seorang guru tidak hanya ditinjau dari  sudut guru itu sendiri, tetapi juga dari sudut kepentingan siswa.
Berdasarkan obsevasi awal yang dilakukan bersama guru saat melaksanakan PPLK pada hari Jum’at tanggal 21 Desember 2016 di SMKN 2 Payakumbuh, ditemukan beragam permasalahan-permasalahan. Terdapat mahasiswa yang belum siap secara mental untuk melaksanakan PPLK, hal tersebut dibuktikan dengan adanya guru yang mengeluh karena apa yang diajarkan mahasiswa PPLK tidak dipahami oleh siswa. Berdasarkan pendapat salah seorang guru pamong, ada mahasiswa PPLK yang tidak percaya diri dalam proses pembelajaran sehingga mengakibatkan mahasiswa tersebut tidak memiliki kepercayaan diri untuk berbicara didepan siswa.
Selain itu, komunikasi yang baik juga masih terasa kurang terjalinantara mahasiswa PPLK dengan guru dan siswa.Banyak mahasiswa PPLK yang tidak pandai bergaul sewaktu pelaksanaan PPLK di sekolah praktik, suka menyendiri dan tidak pandai berkomunikasi dengan guru dan siswa di dalam kelas. Hal tersebut mengakibatkan guru kurang menghargai mahasiswa PPLK dalam proses belajar. Padahal salah satu hal penting yang menunjang berhasilnya pelaksanaan PPLK adalah terjalinnya komunikasi yang baik dengan lingkungan sekolah terutama dengan guru-guru dan siswa.
Terdapat ketidakyakinan guru terhadap kemampuan mengajar mahasiswa PPLK. Hal itu disebabkan karena mahasiswa PPLK kurang memiliki kesiapan yang berkaitan dengan kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan kegiatan PPLK tersebut. Mahasiswa PPLK tidak menguasai materi pelajaran sepenuhnya, masih belum mampu memilih metode pembelajaran yang tepat, dan kurang menguasai media pembelajaran. Terkait dalam menyediakan dan mempersiapkan perencanaan pembelajaran, sebagian besar mahasiswa kurang mampu dalam menyediakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan mata pelajaran yang akan diajar dikarenakan kurangnya referensi pendukung, jobsheet dan bahan ajar, serta mahasiswa kurang tepat dalam memilih dan menerapkan strategi maupun metode ajar yang cocok dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Seiring dengan hal di atas salah seorang guru mengungkapkan, kompetensi yang dimiliki mahasiswa dalam beberapa mata pelajaran tertentu memiliki perbedaan dengan kompetensi yang ada disekolah praktik sehingga menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa untuk menyesuaikan diri dalam mengajar.
Hal lain yang terjadi dalam pelaksanaan PPLK adalah masih kurangnya bimbingan oleh sebagian guru pamong terhadap mahasiswa PPLK yang mengakibatkan mahasiswa PPLK tidak tahu harus memulai materi dari mana. Dalam pelaksanaan PPLK, ada mahasiswa yang dilepas begitu saja ke kelas tanpa didampingi oleh guru pamong sebelum dimulainya pembelajaran. Hal lain yang terjadi adalah sebagian mahasiswa tersebut tidar bertanya ke guru pamongnya sebelum masuk kelas, seakan mahasiswa tersebut sudah mengetahui tentang materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Sebagai mahasiswa yang melaksanakan PPLK sebaiknya sebelum pembelajaran dimulai bertanya ke guru pamong tentang materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa pada hari itu.
Berpijak dari realitas tersebut, agar program PPLK yang dilaksanakan atas dasar tanggung jawab  bersama antara UNP dan sekolah latihan berjalan lebih efektif, maka dipandang perlu mengkaji kemampuan mengajar mahasiswa praktikan PPLK menurut persepsi guru pamong.


II.    KAJIAN PUSTAKA
A.  Persepsi
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan melalui inderanya yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan pencium [6].
Kemampuan setiap orang dalam menerima dan menginterpretasikan informasi-informasi yang berada di lingkungan dengan menggunakan panca indera berbeda-beda, maka suatu yang sama dapat dipersepsikan berbeda. Perbedaan tersebut karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu:
1.    Perhatian yang selektif yaitu bahwa tidak harus menanggapi semua rangsangan yang diterimanya.
2.    Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian.
3.    Nilai-nilai dan kebutuhan individu yaitu seseorang tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding orang lain.
4.    Pengalaman terdahulu yaitu pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi seseorang mempersepsi dunianya.[3]
B.   Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK)
PPLK merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa program studi kependidikan (S1) UNP sebagai  pelatihan untuk menerapkan teori yang  diperoleh dalam semester-semester sebelumnya agar memperoleh  pengalaman dan keterampilan lapangan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah atau di tempat latihan. Kegiatan PPLK meliputi praktik   mengajar,  praktik   administrasi,  praktik   bimbingan  dan konseling serta kegiatan yang bersifat kokurikuler dan ekstrakurikule ryang berlaku di sekolah latihan.  
PPLK dilaksanakan atas dasar tanggung jawab bersama antara UNP dengan sekolah latihan/tempat latihan. UNP melibatkan berbagai unsur meliputi Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sekolah latihan dan lembaga-lembaga terkait lainnya. Hal itu tampak dalam penetapan tempat praktik bagi mahasiswa PPLK yang mengacu pada persetujuan rektor UNP, Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota, atau pemimpin lain yang ikut serta dan terkait dengan tempat latihan.
Salah satu tugas yang wajib dilaksanakan mahasiswa praktikan di sekolah latihan adalah melaksanakan pengajaran selama satu semester (16 minggu). Dalam pengajaran tersebut akan terjadi interaksi edukatif yang berlangsung dalam ikatan tujuan antara mahasiswa praktikan dengan siswa. Oleh karena itu sebelumnya mahasiswa praktikan diwajibkan mengikuti perkuliahan Metode Mengajar Khusus 1, Metode Mengajar Khusus 2 dan telah lulus semua mata kuliah yang berhubungan dengan proses pembelajaran serta telah menyelesaikan mata kuliah minimal 110 SKS bagi mahasiswa yang menggunakan kurikulum 2010. Penilaian PPLK adalah proses pengambilan keputusan tentang kelulusan mahasiswa praktikan yang dilandasi oleh  data kemampuan mahasiswa praktikan dalam melaksanakan praktik pembelajaran, pembekalan micro teaching, dan kegiatan non pembelajaran.
Nilai PPLK adalah penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa setelah melaksanakan PPLK yang diprogram oleh PPLK UNP baik di kampus maupun di sekolah. Komponen yang dinilai meliputi: 1) Kompetensi pedagogik, 2) Kompetensi profesinal, 3) Kompetensi kepribadian, 4) Kompetensi sosial [9].
C.   Kemampuan/Kompetensi Mengajar
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah [8]. Ada beberapa pengertian mengajar, yaitu:
1.    Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah.
2.    Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.
3.    Mengajar adalah usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.
4.    Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
5.    Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6.    Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. [4]
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Seorang guru yang profesional harus mampu memenuhi empat kompetensi [10].
1.    Kompetensi pedagogik
               Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perencangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengkualifikasikan berbagai potensi yang dimilikinya [8].
2.    Kompetensi kepribadian
               Secara rinci kompetensi kepribadian mencakup, menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. [5]
3.    Kompetensi sosial
               Kompetensi sosial memiliki subkompetensi yaitu berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, orang tua/wali peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan masyarakat, berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan pengembangan diri [5].
4.    Kompetensi profesional
               Bagian dari kompetensi profesonal yaitu mengelola fasilitas dan waktu dalam proses pembelajaran, memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, kemampuan bertanya[5].

III.  Metode

A.                 Metode Penelitian

Penelitian iniadalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang mana tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu. Penelitian ini dilakukan di SMK Kota Padang terhadap guru Program Keahlian Teknik Bangunan yang pernah menjadi guru pamong. Waktu yang dipakai untuk penelitian ini adalah pada bulan  Januari 2018.Pada penelitian ini populasi adalah  guru pamong Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 28 orang.

  Tabel 1. Jumlah Guru Pamong di  Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang
No
SMK
Tahun Ajaran
Jumlah Guru Pamong
2016
2017

1
SMKN 1 Padang
4
4
8
2
SMKN 5 Padang
4
4
8
3
SMKN 1 Sumbar
4
4
8
4
SMK Duafa Nusantara
2
2
4
Jumlah
28
Sumber: Tata Usaha Jurusan Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang.
Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi.  Hal ini karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100.Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari subjek penelitian dengan memberikan kuesioner atau angket kepada guru pamong  yang terpilih sebagai responden. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah data berupa daftar guru pamong yang pernah jadi guru pamong di Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang Tahun Ajaran 2016/2017.
Angket disebarka kepada responden untuk diisi responden pada tiap alternatif jawaban yang telah disediakan. Skala penilaian yang dipakai untuk mengukur jawaban dari setiap instrumen menggunakan skala Likert dengan skor seperti di bawah ini:
Tabel 2. Skor Jawaban Setiap Pernyataan   Berdasarkan Sifatnya
Pilihan Jawaban
Sifat Pernyataan
Positif
Negatif
Sangat Setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak Setuju (TS)
2
3
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
4
Sumber: [7]
Sebelum instrumen penelitian digunakan, perlu diadakan uji coba terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan angket yang akan digunakan untuk pengambilan data yang sesungguhnya. Uji validitas instrumen dilakukan sebanyak 3 putaran yang dilakukan terhadap 45 butir pernyataan. Pada putaran pertama sebanyak 1 butir pernyataan tidak valid. Jumlah butiran yang valid tersisa sebanyak 44 butir dan harus diadakan putaran berikutnya. Pada putaran kedua jumlah butiran pernyataan tidak valid sebanyak 1 butir sehingga butir yang valid tersisa sebanyak 43 butir, maka diadakan putaran berikutnya. Pada putaran ketiga tidak terdapat butir pernyataan yang gugur karena semua nilai Pearson Correlation lebih besar dari  rtabel yaitu 0,361 (n = 30).  Dapat disimpulkan bahwa 43 butir pernyataan tersebut valid.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan instrumen setelah uji coba. Untuk pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha. Uji reliabilitas dilakukan setelah dilakukannya uji coba validitas.  Dalam penelitian ini uji reliabilitas diperoleh dengan cara menganalisis data dari satu kali pengetesan dengan menggunakan SPSS versi 17.00 yang kemudian dianalisis dengan rumus Cronbach’s Alpha.Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila koefisien realibilitasnya (r11) > 0.6 dengan taraf signifikansi 5%” [1]. Dari hasil pengujian reliabilitas variabel, maka pada putaran pertama diperoleh nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6  yaitu 0,922. Pada putaran kedua didapatkan nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6 yaitu 0,921. Selanjutnya pada putaran ketiga diperoleh milai  Cronbach’s Alpha ≥ 0,6  yaitu 0,921. Dapat disimpulkan  bahwa instrumen tersebut reliabel karena sudah memenuhi syarat sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada guru pamong yang menjadi responden. Guru yang diberi angket adalah guru Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang. Angket berisikan pernyataan-pernyataan mengenai persepsi guru pamong terhadap kemampuan mengajar mahasiswa PPLK.

B.   Teknik Analisis Data
Langkah-langkah menganalisis data yang telah diperoleh adalah sebagai berikut:
1.    Melakukan verifikasi data, dengan pemeriksaan kebenaran dan kelengkapannya.
2.    Melakukan klasifikasi dan tabulasi data, yaitu pengelompokan angket dalam tabel.
3.    Mengolah data dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Rumus yang digunaka adalah:

 
..............................(1)


Dimana,     P = Persentase jawaban
   F = Frekuensi                      
   N  = Total frekuensi
Selanjutnya untuk memberikan interpretasi pada persentase yang telah diperoleh, dihitung menggunakan rumus rata-rata (mean) seperti rumus dibawah ini:
  ..................................(2)
Dimana,   = Mean (nilai rata-rata).

                                                                 = Menyatakan jumlah.
                                                                 = Frekuensi jawaban.
                                                                    = Skor pilihan jawaban.
                                                                 = Jumlah frekuensi jawaban

Hasil perhitungan nilai mean dikonsultasikan dengan tabel harga mean.

Tabel 3. Harga Mean
Nilai Rata-Rata
Keterangan
4,01-5,00
Sangat baik
3,01-4,00
Baik
2,01-3,00
Cukup
1,01-2,00
Kurang
0,00-1,00
Sangat kurang
Sumber: [2]
IV.   HaSIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimanakemampuan mengajar mahasiswa PPLK menurut persepsi guru pamong pada Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang. Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu kemampuan mengajar mahasiswa PPLK menurut persepsi guru pamong. Variabel tersebut terbagi menjadi 4 indikator yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Dalam penelitian ini pengambilan data menggunakan angket yang disebarkan kepada 28 guru pamong di Program Keahlian Teknik Bangunan. Angket berisikan 43 butir pernyataan yang mewakili 4 indikator. Dari hasil penelitian ini terungkap bahwa menurut persepsi guru pamong, kemampuan mengajar mahasiswa PPLK UNP di program Keahlian Teknik Bangunan ada pada kategori cukup. Hal itu diketahui dari persentase jawaban responden untuk setiap masing-masing indikator. Untuk lebih jelasnya hasil analisis data persepsi guru pamong terhadap kemampuan mengajar mahasiswa di Program Keahlian Teknik Bangunan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Analisis Data Kemampuan  Mengajar Mahasiswa PPLK Menurut Persepsi Guru Pamong pada Program Keahlian Teknik Bangunan.
No
Indikator Penelitian
Harga Mean
Penelitian Kategori
1
Kompetensi Pedagogik
2.92
Cukup
2
Kompetensi Kepribadian
2.94
Cukup
3
Kompetensi Sosial
3.37
Baik
4
Kompetensi Profesional
2.7
Cukup
Rata-Rata
3
Cukup

Pada Tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa pada kompetensi Pedagogik, kepribadian, dan Profesional masuk dalam kategori cukup dan untuk kompetensi sosial masuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa persepsi guru pamong terhadap kemampuan mengajar (kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional) mahasiswa PPLK tidak terlalu baik dan juga tidak terlalu buruk. Berdasarkan analisis data, didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1.    Kompetensi Pedagogik
Pada indikator kompetensi pedagogik didapatkan hasil yang beragam untuk setiap item pernyataan, namun untuk harga mean indikator kompetensi pedagogik masuk ke dalam kategori cukup, yang artinya mahasiswa PPLK belum memenuhi semua kompetensi pedagogik menurut persepsi guru pamong SMK di Kota Padang. Hal ini bisa disebabkan karena masih ada mahasiswa belum mampu untuk mengelola kelas dan masih belum bisa dalam pengembangan bakat yang dimiliki oleh siswa.
2.     Kompetensi Kepribadian
Harga mean indikator kompetensi kepribadian masuk dalam kategori cukup. Artinya mahasiswa PPLK belum memenuhi semua kompetensi kepribadian menurut persepsi guru pamong SMK di Kota Padang. Belum maksimalnya kompetensi kepribadian, dikarenakan masih ada guru pamong yang menilai mahasiswa belum bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa.
3.     Kompetensi Sosial
Dari hasil analisis dan perhitungan, harga mean indikator kompetensi sosial masuk dalam kategori baik. Artinya persepsi guru pamong terhadap kompetensi sosial mahasiswa PPLK pada SMK di kota Padang sudah mulai memenuhi kateria yang baik. Dilihat dari hasil diatas masih harus ditingkatkan lagi, ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti mahasiswa masih bersikap dingin dengan siswa, belum berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan likungan sekolah dan acuh tak acuh dengan acara yang diadakan oleh sekolah.
4.     Kompetensi Profesional
Harga mean untuk indikator kompetensi profesional masuk dalam kategori cukup. Artinya mahasiswa PPLK belum memenuhi semua kompetensi profesional menurut persepsi guru pamong SMK di Kota Padang. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti masih terbata-bata dalam menerangkan pembelajaran dan belum mampu menjelaskan poin-poin yang dibuat pada program powerpoint. 


V.  PENUTUP
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengajar mahasiswa PPLK menurut persepsi guru pamong pada Program Keahlian Teknik Bangunan SMK di Kota Padang termasuk dalam kategori cukup. Bila dilihat per indikator, persepsi guru pamong terhadap 3 indikator yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, dan profesional berada dalam kategori cukup, sementara untuk kompetensi sosial berada dalam kategori baik.


DAftar Pustaka
[1]          Anas Sudijono. Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers (2012)
                  [2]          Fauziatul Husna. Persepsi Siswa SMPN di Tilatang Kamang tentang SMKN 1 Tilatang Kamang  Jurusan Teknik Gambar Bangunan. Padang: Skripsi (2016)
           [3]          Irwanto.  Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum (1997)
                [4]          Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo (2008)
[5]          Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2008 tentang Guru.
                      [6]          Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta(2010)
                      [7]          Syahron Lubis. Metode Penelitian Pendidikan. Padang: Sukabina Press (2011)
[8]          Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
            [9]          UPPLK UNP. Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan Mahasiswa. Padang: UNP (2016)
       [10]      Uzer Usman. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja (2011)

Biodata Penulis


    Aldo Sepra Johannes, lahir di Pabalutan, 1 September 1994. Menyelesaikan Pendidikan dasar SDN 05 Pabalutan, melanjutkan SLTP di SMPN 1 Rambatan dan menempuh Pendidikan SLTA di SMKN 2 Payakumbuh. Jenjang pendidikan S1 diselesaikan pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang tahun 2018.











KLIK LINK DOWNLOAD DIBAWAH INI.....

LINK DOWNLOAD