1
PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan dibahas sekilas tentang semua
tool-tool yang ada, menu serta fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh
AutoCAD. Penyajian materi disampaikan
secara singkat, ringkas berupa pengertian dan kegunaan dari masing-masing tools,
dimana prakteknya akan lebih difokuskan pada bab selanjutnya.
1.1.
AutoCAD 2002
AutoCAD merupakan salah satu software produksi
Autodesk.Inc yang diperuntukkan untuk membuat gambar secara detail dan akurat,
sehingga software ini cocok untuk digunakan dalam menggambar teknik.
Kelebihan fitur-fitur AutoCAD terdapat pada kemudahan
pembuatan objek gambar secara terstruktur, editing gambar serta
pengaturan-pengaturan ketebalan serta tipe garis yang dipergunakan
Pemilihan AutoCAD 2002 untuk menggambar adalah karena
AutoCAD versi 2002 lebih ringan untuk dijalankan serta cukup bagi siswa untuk
memahami penggunaan AutoCAD. Dengan memahami AutoCAD 2002, maka akan mudah
untuk menggunakan AutoCAD versi yang lebih tinggi dan lebih baru.
1.2.
Menginstal AutoCAD 2002
Menginstal software AutoCAD (software aplikasi) sama
artinya dengan menginstal software pendukung dari pada software utama
(Operation System) pada suatu komputer. Sejauh ini AutoCAD didesain hanya untuk
mendukung system operasi product dari Microsoft.
Berikut langkah-langkah instalasi AutoCAD:
1.
Masukkan CD master
software AutoCAD ke dalam CD-room
2.
Program akan berjalan
secara autorun, jika tidak temukan file setup.exe dan double click.
3.
Selanjutnya akan tampil
windows berikut:
Gambar 1.1. Setup AutoCAD
Klik next
kemudian accept the agreement dan next.
Gambar 1.2. Serial number & CD-key
Masukan serial number dan
cd-key yang diberikan oleh vendor.
4.
Masukkan user
information, pilih tipe instalasi (pilih full instalation type), lokasi
instalasi software (destination folder) dan start instalation.
Gambar 1.3. Instalation process
Gambar 1.4. Complete instalation
1.3.
Mengenal Interface AutoCAD
Untuk menjalankan software AutoCAD lakukan doubleclick
pada icon AutoCAD yang muncul pada desktop.
Berikut merupakan interface dari AutoCAD:
Gambar 1.5. Interface AutoCAD
- File
kerja; menunjukkan nama file yang sedang digunakan dalam bekerja.
- Menu
bar; merupakan deretan menu dari fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam
software.
- Tool
bar; menu yang disediakan dalam bentuk icon.
- Layer;
keterangan dari lembaran-lembaran (setingan jenis garis, tipe, warna dan
ketebalannya)
- Ucs;
universal coordinate system merupakan titik pusat sistim koordinat pada
AutoCAD.
- Command;
perintah-perintah yang ditampilkan dalam bentuk teks.
1.4.
Menu Bar
Menu bar menyediakan fasilitas-fasilitas inti dari
penggunaan software AutoCAD.
-
File
menu menyediakan fitur-fitur dalam mengelola file seperti new file, open,
save, page setup, export dan lain-lain.
-
Edit
menu menyediakan fitur-fitur dalam memanipulasi file seperti cut, copy,
paste, find.
-
View
menu menyediakan fitur-fitur untuk mendapatkan sudut pandang objek, baik secara
2 dimensi maupun 3 dimensi.
-
Insert; memasukkan gambar
atau objek dari luar file.
-
Format; mengatur setingan
texs, dimensi, tipe garis, unit dan lain-lain.
-
Tools;
kelengkapan-kelengkapan tambahan. Tolls option juga menyediakan setingan dasar
dari AutoCAD.
-
Draw; menggambar objek
baik berupa garis lurus/ lengkung, lingkaran, persegi dan lain-lain.
-
Dimension; menampilkan
dimensi objek gambar, baik berupa panjang, jarak, sudut dan lain-lain.
-
Modify; melakukan
modifikasi objek gambar
-
Windows; mengatur tampilan
AutoCAD.
-
Help;
fasilitas bantuan terhadap pengguna AutoCAD
2
PERINTAH DASAR AUTOCAD
Pada bagian ini akan dibahas tentang menu-menu perintah
dasar yang tersedia pada AutoCAD. Pada bab ini pembahasannya masih bersifat
umum karena hanya bersifat pengenalan akan icon (simbol), fungsi dan shortcut
yang bisa digunakan. Oleh karena itu sangat disarankan untuk langsung mencoba
icon-icon yang ada dan bereksperimen.
2.1.Menu Draw
Merupakan menu untuk membuat gambar dalam berbagai
bentuk, baik berupa garis lurus, lengkung, lingkaran dan lain-lain. Lebih jelas
tentang menu draw dirinci sebagai berikut:
Tabel 2.1. Menu Draw dan shortcut
ICON |
FUNGSI |
SHORTCUT |
|
Membuat garis lurus |
Line, L |
|
Membuat garis bantu
(garis kontruksi) |
xl |
|
Membuat 2 garis sejajar |
Mline, ml, cl |
|
Membuat garis yang bersambung dan menyatu |
Pline, pl |
|
Membuat persegi banyak |
Polygon, pol |
|
Membuat segi empat |
Rectangle, rec |
|
Membuat garis lengkung
beraturan |
Arc, a |
|
Membuat lingkaran |
Circle, C |
|
Membuat lengkung tidak
beraturan |
Spline, spl |
|
Membuat elips |
Ellipse, el |
|
Ellipse arch |
--- |
|
Insert / memasukkan
block |
--- |
|
Membuat block |
Block |
|
Membuat point (untuk
pemetaan) |
Point, po |
|
Membuat arsiran
(hatching) |
Hatch, h |
|
Membuat region (kawasan) |
Region, reg |
|
Membuat tex |
Tex |
2.2.Menu Modify
Tabel 2.2. Menu Modify dan shortcut
ICON |
FUNGSI |
SHORTCUT |
|
Menghapus garis/ object |
Erase, e |
|
Memperbanyak (copy)
object |
Copy, co, Cp |
|
Mencerminkan (mirror)
object) |
Mirror, mi |
|
Mengoffset object |
Offset, o |
|
Array,
perbanyak dalam satuan atau sumbu |
Array, ar |
|
Memindahkan object |
Move, m |
|
Memutar object |
Rotate, ro |
|
Mengubah skala object
gambar |
Scale, sc |
|
Menggeser sudut object |
Spline, spl |
|
Mengedit panjang garis |
Lengthen, len |
|
Memotong garis
bersinggungan |
Trim, tr |
|
Menyambung garis tegak |
Extend, ex |
|
Memutus
object pada satu point tertentu |
--- |
|
Memutus object |
Break, br |
|
Memutus sudut dengan
garis |
Chamfer, cha |
|
Memutus sudut dengn
lengkung |
Fillet, f |
|
Memutus (meledakkan) object atas garis, lengkung dan
tex |
--- |
2.3.Menu Dimension
Tabel 2.3. Menu Dimension dan shortcut
ICON |
FUNGSI |
SHORTCUT |
|
Linear dimension, dimensi dalam arah linear |
Dli, dimlin |
|
Aligned dimensi, dimensi dalam garis miring |
Dal, dimali |
|
Ordinate dimension, dimensi untuk sistim ordinat |
Dor, dimord |
|
Radius dimension, dimensi untuk radius |
Dra, dimrad |
|
Diameter dimension,
untuk dimensi diameter lingkaran |
Ddi, dimdia |
|
Angular dimension, dimensi sudut |
Dan,dimang |
|
Quick dimension, dimensi secara otomatis dan cepat |
--- |
|
Baseline dimension, cocok untuk dimensi elevasi. |
Dba, dimbase |
|
Continue dimension, melanjutkan dimensi |
Dco, dimcont |
|
Quick leader, dimensi secara manual dan cepat |
Le |
|
Tollerance, toleransi pembulatan dimensi |
Tol |
|
Center mark, pemberian tanda sumbu lingkaran |
Dce |
|
Dimension edit, mengedit
dimensi |
Ded, dimed |
|
Dimension tex edit, mengedit teks dimensi |
Dimted |
|
Dimension update, mengupdate dimensi |
--- |
|
Dimension style |
D,ddim, dst, dimsty |
2.4.Menu Layer
Layer berfungsi untuk mengatur setingan garis. Penggunaan
layer sangat penting dalam menggambar teknik karena gambar teknik membutuhkan
akurasi gambar yang tinggi. Dengan menggunakan layer maka suatu garis dapat
diatur warnanya, tipe garisnya, ketebalan garisnya serta apakah garis tersebut
akan di print ataupun tidak. Penggunaan layer ini sendiri sangat penting dalam
menggambar teknik karena masing-masing tipe garis memiliki arti dan fungsi yang
berbeda. Oleh karena itu dalam gambar teknik, penggunaan layer menjadi vital.
Gambar 2.1. Layer Properties Manager
Berikut penjelasan singkat tentang item-item yang ada
pada layer properties;
-
Name; berfungsi untuk
mendefenisikan nama dari layer tersebut.
-
On; untuk menentukan
apakah layer tersebut tampil atau tidak.
-
Freeze in all VP; untuk
menentukan status layer apakah dibekukan (tidak bisa diedit) atau tidak.
-
Lock; untuk menentukan
apakah layer itu akan dikunci atau tidak.
-
Color; untuk menentukan
warna dari layer yang kita gunakan.
-
Linetype; menentukan tipe
garis yang digunakan pada layer
Gambar 2.2. Menu Linetype
Gambar 2.3. Tipe-tipe garis yang tersedia
-
Line
weight; menentukan tipe ketebalan garis pada layer
Gambar 2.4. Menu Line weight
-
Plot style; menentukan
tipe plot yang digunakan.
-
Plot; apakah layer
tersebut akan di print atau tidak.
3
APLIKASI GAMBAR SEDERHANA
Pada bagian ini akan diberikan latihan-latihan, soal-soal
lengkap dengan langkah-langkah penyelesaiannya. Selain itu juga diberikan
tugas-tugas untuk meningkatkan kemampuan penggunaan software AutoCAD.
Tujuan dari latihan-latihan yang diberikan adalah untuk
menerapkan fitur-fitur pada AutoCAD yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Diharapkan dengan mempraktekkan latihan-latihan yang diberikan akan lebih
memudahkan dalam pemahaman pemanfaatan fitur-fitur yang ada apda AutoCAD.
3.1.Sistem Unit pada AutoCAD
Untuk menggambar suatu objek pada software AutoCAD
digunakan suatu sistem unit gambar sendiri. Berbeda dengan menggambar secara
manual, unit gambar pada AutoCAD dapat dirobah-robah sesuai dengan skala gambar
yang diinginkan pada saat dicetak.
Unit-unit ini dapat ditampilkan berupa grid, jarak antar
grid dapat diatur pada grid display yang terletak pada mode seting. Berikut
merupakan keterangan tentang fasilitas-fasilitas pada mode seting;
Gambar 3.1. Menu mode setting
o
Snap; memberikan fasilitas
agar cursor hanya bergerak menuju koordinat snap yang telah ditentukan.
o
Grid; untuk mengatur jarak
grid serta mengatur apakah akan ditampilkan atau tidak.
o
Ortho; mengatur agar
cursor hanya bergerak pada sumbu koordinat saja (horizontal atau vertikal).
o
Polar; memberi fasilitas
tracking (pelacak) agar garis yang dibuat tetap pada sudut yang telah
ditentukan sebelumnya.
o
Osnap; memberikan
fasilitas untuk setingan snap yang diinginkan. Berikut merupakan tampilan osnap
object setings;
Gambar 3.2. Menu drafting setings
o
Otrack; untuk melacak
garis penghubung dari osnap yang ada.
o
Lwt
(line wight); untuk menampilkn line weight yang ada pada model.
o
Paper; setingan tampilan,
apakah pada model atau pada paper.
Seperti pada software product Amerika lainnya, juga
terdapat perbedaan notasi yang digunakan di Indonesia diantaranya;
- Angka
koma harus ditulis dengan angka titik. Contoh jika ingin membuat garis
sepanjang dua koma lima unit, maka input ke autocad adalah 2.5
- Angka
koma digunakan sebagai pembatas pada koordinat. Contoh line 2,5 berarti
bahawa garis akan menuju koordinat 2,5 (x,y = x:2 dan y:5)
- Arah
perputaran sudut pada autocad adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3. Sistem Polar
3.2.Sistem Koordinat
Secara umum ada 3 (tiga) tipe sisitem koordinat pada
autocad yang harus dipahami dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, yaitu
sistem koordinat standar autocad, sistem kartesius dan sistem polar. Penjelasan
dari masing-masing sistem ini adalah sebagai berikut;
a.
Sistem koordinat standar pada autocad
UCS icon sebagai pusat koordinat (0,0).
Dengan bantuan koordinat ini maka kita dapat membuat
objek gambar atas titik koordinat yang ada.
Line
3,4
-2,1
Gambar
3.4. Koordinat Origin AutoCAD
Dengan membayangkan sumbu koordinat, dimana UCS sebagai
pusat sumbunya (origin) maka gambar dapat diselesaikan. Contoh selanjutnya
adalah dengan membuat gambar berikut:
1,1
4,1
6,3
1,3
C
Gambar
3.5. Contoh Koordinat Origin
Dapat disimpulkan bahwa angka-angka yang diinputkan
merupakan titik-titik koordinat (x,y). Agar lebih paham kerjakanlah tugas-tugas
yang ada pada akhir bab ini.
b.
Sistem koordinat kartesius
Line
3,4
@-5,-3
@5,0
Gambar 3.6. Koordinat Kartesius
Line
1,1
@ 3,0
@ 2,2
@ -5,0
@
0,-2
Gambar 3.7. Contoh
Koordinat Kartesius
Dari contoh diatas maka dapat kita simpulkan bahwa:
o
Sistem kartesius
menggunakan sistem koordinat.
o
Sistem kartesius
mengasumsikan bahwa titik akhir dari objek sebagai sumbu koordinat (0,0).
o
Sistem kartesius lebih
mementingkan arah koordinat selanjutnya bukan kordinat titik secara
keseluruhan.
o
Perintah @ 3,0 berarti
buatlah garis menuju 3 unit arah x dan 0
unit arah y dari titik sekarang ini.
o
Penting untuk diingat
adalah cara pembacaan koordinat yang benar = (x,y).
Agar lebih paham kerjakanlah tugas-tugas yang ada pada
akhir bab ini
c.
Sistem koordinat polar
Agak berbeda dengan sistem sebelumnya, sistem koordinat
polar lebih menekankan kepada jarak dan sudut garis. Untuk mengingatkan
kembali, berikut merupakan gambar arah perputaran sudut pada AutoCAD.
Gambar 3.8. Perputaran sudut
Line
1,1
@3<0
@2,83<45
@5<180
@2<270
Gambar 3.9. Contoh Koordinat Polar
Dari contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perintah
@3<0 berarti bahwa buatlah garis
dengan jarak 3 unit ke arah 0 derajat.
3.3.Contoh Soal dan Latihan
Pada segmen ini, akan diberikan
contoh gambar objek beserta penyelesaiannya. Untuk menyelesaikan gambar objek
digunakan sistem koordinat kartesius dan polar karna lebih mudah dan aplikatif.
a.
Contoh 1
line
klik titik A pada model (sembarang tempat)
Buat garis ke titik B @2,0
Buat garis ke titik C @1,2
Gambar 3.10. Contoh 1
Buat garis ke titik D;
@-3,0
Buat garis ke titik A;
@0,-2
Esc/enter/space bar
Selanjutnya, agar lebih paham, akan kita coba untuk
menyelesaikan soal pada arah sebaliknya.
Dimulai dari titik A;
Line
Klik titik A pada model (sembarang tempat)
Dari titik A menuju ke titik D @0,2
Dari D menuju ke C @3,0
Dari C menuju ke B @-1,-2
Dari B ke A @-2,0
Latihan;
Gambar 3.11. Latihan 1.1
Gambar 3.12. Latihan 1.2
Gambar 3.13. Latihan 1.3
b.
Contoh 2
Kembali diingat tentang arah perputaran sudut pada
autocad. Jika sudut yang diinputkan 90°, maka arah garis akan lurus ke atas.
Jika sudut yang diinput -90° maka itu sama artinya dengan 270° atau lurus ke
bawah (kebalikannya).
Untuk lebih paham maka selesaikanlah contoh soal dengan
langkah-langkah berikut:
Segi lima sama sisi ini
memiliki panjang sisi 2unit
Line
@2<0
@2<72
@2<144
Gambar 3.14. Contoh 2 @2<-144
@2<-72
Latihan;
Gambar 3.15. Latihan 2.1
Gambar 3.16. Latihan 2.2.
c.
Contoh 3
Dengan ortho mode, kita dapat membuat garis dengan cepat
tanpa harus memasukkan koordinat atau sudutnya, cukup dengan memasukkan panjang
garisnya. Jika ortho mode aktif (pencet F8) maka cursor hanya akan bergerak
pada 4 sumbu koordinat saja, yaitu arah x (horizontal) dan arah y (vertikal).
Ortho mode aktif (F8)
2 ke kanan
1 ke atas
1.5 ke kanan
1 ke bawah
2 ke kanan
4 ke atas
2 ke kiri
Gambar 3.17. Contoh 30. 5
ke bawah
1.5 ke kiri
0.5 ke atas
2 ke kiri
4 ke bawah
Latihan 3.1
Gambar 3.18 Latihan 3.1
4
KONSEP PERENCANAAN
BANGUNAN
Pada bab ini akan dibahas tentang konsep perencanaan dari
suatu bangunan rumah tinggal. Akan disajikan teori-teori dalam melakukan
perencanaan bangunan, menyusun denah, tata letak, jalur sirkulasi serta
konstruksi yang digunakan dalam membuat design sebuah rumah tinggal.
Selain itu juga akan ditampikan contoh gambar denah rumah
tinggal berikut dengan pembahasan-pembahasan tentang tata letak, jalur
sirkulasi dan penataan yang baik bagi pemilik bangunan.
4.1.Proses Perencanaan
Untuk membuat perancangan sebuah rumah tinggal maka ada
beberapa langkah awal yang mesti dilakukan:
1.
Melakukan survei lapangan
Survei lapangan sangat
penting dilakukan sebagai langkah awal dari proses perencanaan bangunan. Dalam
melakukan survei lapangan maka harus didapatkan data ukuran tanah, kondisi
lapangan, arah dan orientasi matahari, arah angin, tinggi air banjir serta
data-data lain yang penting diketahui dalam melakukan perancangan. Semua data
nantinya akan diolah dan diperhitungkan untuk menghasilkan sebuah desain rumah
tinggal yang baik.
2.
Melakukan diskusi dengan
pemilik bangunan
Diskusi awal dengan
pemilik bangunan (owner) juga merupakan hal yang sangat penting dalam proses
pengumpulan data. Dengan berdiskusi dengan owner maka dapat diketahui tentang
tujuan dan fungsi bangunan. Selain itu juga akan didapatkan data-data tentang
aliran arsitektur yang akan diterapkan, biaya yang akan dialokasikan untuk
bangunan serta keinginan-keinginan khusus dari owner yang akan diterapkan pada
hasil rancangan.
3.
Melakukan perancangan
bangunan
Setelah melakukan survei,
diskusi serta mengumpulkan semua data, maka langkah selanjutnya adalah membuat
gambar perancangan. Dalam membuat gambar perancangan maka perlu diperhatikan
adalah tata letak bangunan, jalur sirkulasi, pencahayaan, keamanan, material
yang digunakan, iklim, kebisingan dan kerawanan terhadap gempa bumi. Dengan
mempertimbangkan segala aspek tersebut maka lakukan perancangan terhadap
bangunan sehingga, tujuan dan fungsi bangunan dapat terwujud dengan optimal
pada hasil perancangan. Selanjutnya hasil perancangan ini akan divisualisasikan
dalam bentuk sebuah gambar sketsa bangunan.
4.
Melakukan konsultasi
lanjutan tentang desain
Gambar sketsa ini
selanjutnya akan di konsultasikan lagi dengan owner. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan persetujuan tentang hasil rancangan serta melakukan
perbaikan-perbaikan apabila memang dibutuhkan. Proses ini dapat berlangsung dan
terjadi berulang-ulang agar pemilik bangunan dapat merasa puas dengan hasil
rancangan bangunan.
5.
Melakukan perencanaan
Proses perencanaan merupakan
suatu proses lanjutan yang akan menghasilkan sebuah gambar yang lebih terukur,
lengkap dengan detail. Pada proses ini akan diputuskan tentang material
bangunan yang digunakan, konstruksi yang diterapkan serta perkiraan anggaran
biaya yang akan dikeluarkan. Hasil perencanaan ini selanjutnya akan menjadi
panduan bagi pemilik bangunan untuk melanjutkan ke proses pembangunan.
4.2.Faktor-Faktor Perencanaan
Bangunan
Dalam
melakukan sebuah perencanaan, ada beberapa faktor yang mesti diperhitungkan dan
dipertimbangkan. Adapun beberapa faktor tersebut adalah:
1.
Pencahayaan
Cahaya merupakan faktor penting
dalam perencanaan sebuah bangunan. Dengan pencahayaan yang cukup maka manusia
dapat merasa nyaman dalam beraktifitas. Pencahayaan pada ruang dalam bangunan
dapat diperoleh dari atas (lubang atap) dan / atau dari samping (lubang
dinding). Pelubangan cahaya sangat bervariasi tergantung dari fungsi dan
pemanfaatan dari bangunan yang ada. Berikut contoh gambar dari pelubangan untuk
pencahayaan pada bagian dalam bangunan.
Umumnya
intensitas cahaya matahari memberikan cahaya yang berlebih pada ruangan.
Pemilihan dari material untuk penutup lubang sumber pencahayaan alami juga
harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan efek silau (glare) bagi penggunan bangunan. Oleh karena itu maka dibuatlah
penghalang yang dapat berupa deck beton, atap tirisisan, maupun selasar di
samping bangunan. Berikut contoh penghalang yang dapat digunakan untuk
mereduksi efek silau akibat cahaya matahari.
Penggunaan
selasar untuk mengantisipasi efek silau
Gambar
pemasangan sirip beton
Selain
sinar cahaya matahari, sumber pencahayaan pada suatu ruangan juga dapat
disiasati dengan menggunakan sumber cahaya buatan. Secara umum ada empat macam
lampu yaitu:
a.
Lampu
pijar; merupakan lampu yang dikembangkan oleh Edison dengan memakai zat arang
sebagai filamennya. Suhu lampu saat beroperasi cukup tinggi. Disamping harganya
yang relatif tinggi, lampu ini juga memiliki efisiensi tinggi dalam mengubah
energi listrik menjadi cahaya. Filamen yang digunakan pada lampu ini lambat
laun akan menguap, berkurang ukurannya dan berkurang pula cahayanya.
b.
Lampu
fluoresensi
Lampu
tipe ini sering juga dikenal dengan nama lampu tabung TL (rubular lamp) atau
lampu neon. Lampu ini biasanya digunakan untuk ruangan perkantoran,
supermarket, rumah sakit, pabrik atau perumahan. Kelebihan dari lampu ini
adalah hemat energi listrik dan tahan lebih lama dibandingkan lampu pijar.
Warna yang dihasilkan oleh lampu ini juga berbagai macam sesuai dengan
kebutuhan.
c.
Lampu
halogen
Lampu
halogen adalah lampu filamen yang berhasil dikembangkan. Lampu halogen memegang
peranan penting dalam teknik pencahayaan interior dan display. Kelebihan lampu
halogen adalah dapat didim (digelapkan/ diterangkan). Lampu halogen dapat
digunakan sebagai lampu sorot (floodlight) untuk penerangan umum.
d.
Lampu
tekanan tinggi (discharge lamp)
Lampu
tipe ini merupakan lampu yang memiliki kualitas cahaya yang tinggi, masa hidup
yang panjang dan sangat efisien. Jenis lampu ini juga terdiri atas dua macam
yaitu lampu metal halide dan lampu sodium. Warna yang dihasilkan juga
bervariasi.
Untuk
menentukan sistem penerangan suatu ruangan perlu dipertimbangkan faktor
penerangan yang terkait dengan ukuran (satuan) dasar teknik pencahayaan. Dalam
teknik pencahayaan, ada empat macam ukuran dasar, yaitu:
a. Arus/ aliran cahaya (Ï•);
merupakan jumlah cahaya total yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya dalam
satu detik. Satuan yang digunakan adalah lumen (lm)
b. Kepadatan cahaya ( I = Ï•/W ); merupakan
arus cahaya yang dipancarkan ke satu arah tertentu per satuan sudut ruangnya.
Satuan yang digunakan adalah candela (cd).
c.
Tingkat
kuat penerangan/ iluminasi (E = Ï•/A); merupakan arus cahaya yang jatuh pada
permukaan sebuah bidang per meter persegi (m2). Satuan yang
digunakan adalah Lux (lx) = lumen/m2.
d. Luminasi (L = I/A) merupakan
kepadatan cahaya per meter persegi (m2) dari satu bidang permukaan
yang dapat terlihat oleh mata. Satuan yang digunakan adalah cd/m2.
Pada
sistem penerangan ruangan terdapat standar kuat penerangan yang disarankan
untuk mencapai kenyamanan visual bagi pemakainya. Adapun standar tersebut
dijelaskan pada tabel berikut;
Tabel
standar kuat penerangan pada ruangan
Bangunan |
Ruangan |
Besar kuat penerangan yang
dianjurkan (Lux) |
warna cahaya |
||
putih sejuk |
putih netral |
putih hangat |
|||
Perumahan |
Tangga |
60 |
|
1 |
1 |
|
Serambi depan |
60 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Ruang makan |
120 - 250 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Ruang tamu |
120 - 250 |
|
|
1 |
|
Ruang kerja |
120 - 250 |
1 |
1 |
|
|
Kamar tidur anak |
120 |
|
|
1 |
|
Kamar tidur utama |
250 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Kamar mandi |
250 |
|
|
1 |
|
Dapur |
250 |
|
1 |
1 |
|
Gudang makanan |
60 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Ruang samping |
60 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Ruang cuci |
250 |
|
1 atau 2 |
1 |
Biro kantor |
Kantor dengan pekerjaan ringan |
250 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Ruang rapat |
250 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Bagian pembukuan |
250 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Stenografi |
250 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Komputer |
500 |
|
1 atau 2 |
1 |
|
Bagian gambar |
1000 |
|
1 atau 2 |
|
|
Ruang biro besar |
1000 |
|
1 atau 2 |
|
Kerajinan dan pertukangan |
Mengecat dinding dan pasang karpet |
250 |
|
2 |
|
|
Pekerjaan glas mosaik |
500 |
1 atau 2 |
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Salon |
750 |
|
|
|
|
Memotong kayu, mengasah, melem |
250 |
|
|
|
|
Pengecatan |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Penkerjaan kayu dan mesin |
500 |
|
2 |
2 |
Industri |
Pekerjaan oven, menuang besi, dll |
120 |
3 atau 4 |
3 atau 4 |
3 atau 4 |
|
Ruang mesin |
250 |
|
3 atau 4 |
|
|
Pembuatan profil kayu (tangan/mesin) |
250 |
3 atau 4 |
3 atau 4 |
3 atau 4 |
|
Pekerjaan mesin |
250 |
|
|
2 |
|
Bagian kontrol (QC) dan pengukuran |
1000 |
|
2 |
|
|
Kerajinan emas, arloji, dan grafik |
2000 |
|
1 |
|
|
Pabrik rokok |
500 |
|
2 |
|
Industri makanan |
Pembungkusan |
250 |
|
1 atau 2 |
|
|
Pekerjaan dapur |
500 |
|
2 |
|
|
Dekorasi penyortiran |
750 |
|
1 |
|
|
Kontrol warna |
1000 |
|
1 |
|
Sekolahan |
Ruang kelas, aula dan ruang musik |
250 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Lab fisika, kimia |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Pekerjaan tangan |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Perpustakaan |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Sekolah (SLB) |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
PPPK |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Ruang seminar besar |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
Ruang samping |
Ganti pakaian, toilet kamar mandi, tangga, koridor, hall dengan
pengunjung sedikit |
60 |
|
2 |
|
|
Hall dengan pengunjung banyak |
120 |
|
2 |
|
Ruang penjualan, dan pameran |
Pameran, museum, pameran lukisan |
250 |
|
1 |
1 |
|
Fair hall |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Gudang |
120 |
|
3 |
3 |
|
Ruang penjualan |
250 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Supermarket |
750 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Shopping centre |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Etalase toko |
1000 |
kombinasi |
|
|
Hotel dan tempat ibadah |
Kamar hotel, restoran |
120 |
|
|
1 |
|
Hall, self-service restaurant |
250 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Dapur hotel |
500 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
|
Tempat ibadah |
30 - 120 |
|
1 atau 2 |
1 atau 2 |
2.
Tata letak ruang dan jalur
sirkulasi
Tata
letak ruang sangat penting dalam perencanaan bangunan. Sebuah bangunan mesti
disusun atas komposisi ruangan yang pas dan sesuai dengan fungsi dan tujuan
bangunan. Selain sesuai dengan tujuan serta fungsi bangunan, tata letak ruang
juga mesti memperimbangkan aspek keamanan dari bahaya kebakaran, gempa bumi dan
lain sebagainya.
Menurut
fungsinya maka suatu ruangan dapat diklasifikasikan atas;
a. Ruang publik; merupakan ruangan
yang berfungsi sebagai tempat untuk berinteraksi antara sesama pengguna
bangunan. Ruang publik ini harus didesain sebagai pusat bangunan. Ruang publik
juga mesti mudah diakses dari berbagai arah. Ruang publik ini dapat berupa
lobby, ruang tunggu, ruang pameran, hall, ruang tamu, ruang keluarga.
b. Ruang privat; merupakan ruangan
yang berfungsi untuk menjaga kenyamanan dan pivacy
dari penggunanya. Ruang privat mesti bisa memberikan perasaan tenang, nyaman
dan aman. Ruang privat biasanya diwujudkan menjadi kamar tidur, ruang kerja,
ruang rapat. Akses menuju ruang privat terbatas untuk orang-orang tertentu
karena unsur terpenting dari ruang privat adalah kerahasiaan dan kenyamanan.
c.
Ruang
service; merupakan ruangan yang berfungsi untuk menyediakan service bagi
pengguna bangunan. Ruang servis dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat
melayani penggunanya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Ruang servis ini
diwujudkan menjadi ruang makan, ruang dapur, kamar mandi dan wc. Akses menuju ruang servis juga diupayakan
agar mudah dicapai. Biasanya ruang servis akan selalu mendampingi atau berada
di sekitar ruang publik. Namun demikian ruang service juga dapat berfungsi
untuk melengkapi keberadaan ruang privat.
Hubungan
antar ruang merupakan faktor penting yang mesti dipertimbangkan dalam merancang
sebuah tata letak ruang dalam suatu bangunan gedung. Ruang publik mesti mudah
untuk diakses dan dijangkau dari berbagai arah. Sedangkan ruang privat mesti
mampu memberikan privacy, ketenangan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna.
Selanjutnya ruang service merupakan ruang pelengkap sebagai pendamping dari dua
tipe ruang diatas. Ketiga tipe ruang ini mesti ditata dengan baik agar fungsi
masing-masingnya menjadi optimal. Ketiga ruangan ini juga mesti disusun dan
dihubungkan dengan suatu jalur sirkulasi yang baik sehingga pengguna dapat
dengan mudah menuju ke salah satu ruang tanpa harus menggangu fungsi ruang
maupun pengguna lainnya.
Sirkulasi
ruangan yang dimaksud dapat berupa sirkulasi udara, cahaya maupun sirkulasi
orang-orang yang menggunakan bangunan tersebut. Sebuah jalur sirkulasi yang
baik mesti mampu menghubungkan antar ruang tanpa mengganggu fungsi dari ruang
tersebut. Jalur sirkulasi ini juga menyangkut kepada faktor keamanan bagi
pengguna gedung. Jalur sirkulasi mesti memiliki luas yang cukup untuk pengguna
untuk masuk maupun keluar dalam keadaan-keadaan darurat seperti gempa bumi
maupun kebakaran. Setiap jalur sirkulasi juga mesti dilengkapi dengan pintu/
jalur darurat yang dapat digunakan pada saat-saat keadaan darurat. Berikut
gambar jalur sirkulasi yang ideal bagi keamanan.
Jika
ada satu pintu darurat maka jarak yang harus ditempuh dalam ruang tidak boleh
melebihi 20m. Jika ada dua pintu darurat maka jarak yang harus ditempuh <
35m. Lebar pintu minimal >1.2m untuk gedung umum dan >0.9m untuk rumah
tinggal
Jika
hanya koridor dengan satu tangga darurat, maka jarak yang harus ditempuh tidak
boleh >35m, pada dua tangga darurat 50m dan lebar pintu minimal 1.2m
Untuk
bangsal yang mampu menampung lebih dari 100 orang dibutuhkan dua pintu(dan
tangga) darurat selebar minimal 1.2m. Untuk tangga sebaiknya lurus dengan
kenaikan <18cm dan maksimal 15 anak tangga. Lebar tangga pada gedung umum
>1.2m dan pada rumah tinggal >0.9m. Jika tangga melingkar lebarnya harus
>1.5m dan langkah datar terkecil >15cm
Sistim
sirkulasi udara pada bangunan juga memiliki peranan penting dalam faktor
keamanan gedung. Pada bangunan kantor dan pabrik mesti memiliki exhauster
(sistem ventilasi yang menghisap asap dan udara panas dari alam ruang yang
mengalami kebakaran dan membuangnya keluar). Bisa juga digunakan penutup atap
(hatch) sebagai pengganti exhauster.
Ruang
pabrik tanpa exhauster (kiri atas) karena penuh oleh asap dapat mengganggu
pemadaman api dan membahayakan penggunanya, sedangkan pada ruang kanan atas
penyebaranluasan asap dapat dicegah.
3.
Iklim
Iklim
adalah keadaan hawa dan cuaca (hujan, dsb) pada suatu daerah. Iklim itu sendiri
dapat dibedakan atas iklim makro (terkait dengan peristiwa metorologis di
atmosfer dan permukaan bumi dalam lingkup luas seperti benua dan samudra) dan
iklim mikro (iklim pada lapisan udara dekat permukaan bumi dalam lingkup
terbatas, seperti ruang-ruang di dalam bangunan dan ruang luar disekitar
bangunan tidak lebih dari beberapa ratus meter).
Unsur-unsur
alam yang menentukan iklim itu sendiri terdiri atas tiga faktor, yaitu: radiasi
matahari, angin dan kelembapan dalam bentuk uap air, hujan, dan salju. Pengaruh
dari masing-masing unsur terhadap bangunan tergantung pada letak geografis,
topografi, ketingian, keadaan permukaan bumi, dan penghijauan di sekelilingnya.
Iklim
dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Keadaan hawa dan cuaca yang dingin bisa
mengakibatkan manusia merasa kedinginan, bahkan sakit. Sebaliknya, iklim yang
panas juga dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan termal dalam tubuh
manusia. Supaya dapat hidup dengan baik dan nyaman, suhu tubuh manusia harus
dipertahankan sekitar 37o Celcius. Perubahan suhu tubuh naik 5o
Celcius atau turun 2o Celcius dari nilai tersebut dapat menyebabkan
kematian.
Berdasarkan
pembahasan diatas maka hal yang sangat penting dalam melakukan suatu
perencanaan suatu bangunan adalah dengan menciptakan pengikliman dalam gedung
yang seimbang. Keseimbangan yang dimaksud adalah kesimbangan termal dalam
gedung. Untuk menggambarkan keseimbangan termal biasanya digunakan tiga macam
penghitungan keseimbangan, yaitu energi, massa dan tekanan. Fenomena
perpindahan yang bisa terjadi meliputi difusi (atau konduksi termal), konveksi,
radiasi, dan massa.
Salah
satu cara untuk menjaga keseimbangan iklim adalah dengan menciptakan terjadinya
pergerakan udara di dalam ruang. Dua hal utama yang menyebabkan terjadinya
pergerakan udara di dalam ruang, yaitu; a). Aliran udara dari luar bangunan
(baik infiltrasi maupun ventilasi udara segar) dan b). Aliran udara antar-ruang
di dalam bangunan. Hal lain yang mempengaruhi pergerakan udara di dalam ruang
adalah fenomena stack effect (akibat
perbedaan kerapatan atau kepadatan udara). Udara yang lebih panas mempunyai
kepadatan yang lebih rendah akan bergerak naik ke atas, sehingga udara yang
dingin akan mengisi tempat yang ditinggalkan.
Cara
lain untuk menjaga keseimbangan iklim dalam ruangan adalah dengan menggunakan
material penyekat yang dapat mereduksi perubahan suhu dari luar bangunan.
Material seperti batu bata, beton dan kayu cukup efektif sebagai isolator bagi
ruangan. Kemampuan bahan untuk menyimpan panas berbanding lurus dengan
kepadatan bahan, faktor panas spesifik dan volumenya. Fenomena masuknya panas
ke dalam ruang melalui dinding dan atap sering tidak disadari. Hal ini akan
menaikkan suhu udara di dalam ruang dan mempengaruhi tingkat kenyamanan
penghuni.
Keseimbangan
iklim dalam ruangan juga dapat dilakukan dengan melakukan penyegaran udara.
Penyegaran udara itu sendiri terdiri atas dua aspek, yaitu: aspek pendinginan
(mendinginkan udara agar mencapai kondisi suhu tertentu) dan aspek pengudaraan
(mengatur aliran udara dan kebersihannya/ menggunakan ventilasi). Penyegaran
udara dapat dibedakan atas:
a.
Penyegaran
udara pasif; mengandalkan hasil desain bangunan yang menyediakan fasilitas
penyegaran udara di dalam ruang tanpa tindakan operasional manusia maupun
peralatan (contoh: pengaturan tata letak jendela dan ventilasi, penggunaan
material sekat/ dinding yang baik mereduksi panas).
b.
Penyegaran
udara aktif; mengandalkan adanya tindakan operasional manusia atau peralatan
untuk mendapatkan kenyamanan penghawaan bagi penghuni (contoh: penggunaan
cerobong angin, mesin pendingin ruangan).
4.
Kebisingan
Bunyi adalah sensasi akibat
getaran suatu benda yang menimbulkan gesekan dengan zat disekitarnya yang
diterima oleh telinga. Adapun ilmu yang mempelajari tentang bunyi, getaran
mekanis dengan amplitudo kecil adalah akustik.
Indra pendengaran pada manusia
adalah telinga, secara umum fisiologi pendengaran adalah sebagai berikut:
Ø
Daun
telinga sebagai corong berfungsi untuk mengumpulkan getaran bunyi
Ø
Getaran
masuk ke lubang telinga, mengakibatkan getaran pada gendang telinga.
Ø
Getaran
ini juga akan menggetarkan tulang-tulang pendengaran.
Ø
Selanjutnya
tingkap jorong dan rumah siput (koklea) ikut bergetar, demikian pula dengan
cairan limfa di dalam ruah siput.
Ø
Getaran
pada cairan limfa akan merangsang ujung-ujung syaraf untuk menyampaikan
rangsang bunyi tersebut ke otak.
Oleh
sebab itu maka getaran yang terlalu keras dapat menyobek gendang telinga yang
mengakibatkan pendengaran terganggu.
Gambar
tingkat kepekaan telinga terhadap rangsangan
Batasan rasa sakit pada telinga
manusiasia terletak pada 130 dB. Pada tingkat kebisingan 180 dB, manusia bisa
meninggal dunia akibat kejutan. Meskipun hampir semua penyakit panca indra
dapat diobati/ dioperasi (kecuali pekak labang dan tuli), kebisingan dapat juga
mengganggu kemampuan belajar, terutama di bidang bahasa.
Secara
umum ada dua macam sifat bunyi, yaitu;
a.
Bunyi
yang diinginkan, seperti pada pembicaraan atau mendengarkan musik. Kondisi ini
menuntut sistem akustik yang baik menyangkut sumber bunyi, media perambatan dan
penerima.
b.
Bunyi
yang tidak diinginkan seperti bising lalu lintas atau bising akibat keramaian
lingkungan sekitar. Kondisi ini membutuhkan langkah pengendalian intensitas
bising pada sumbernya atau memindahkan sumber bising sejauh mungkin dari
penerima. Selain itu, dapat juga dibuat penghalang pada media perambatan serta
perlindungan bising pada penerima.
Agar
lebih mudah dipahami mengenai efek transmisi bising di udara, perhatikan gambar
berikut;
Gambar
efek transmisi bising terhadap bangunan
Dalam proses perambatannya,
bunyi dapat diklasifikasikan atas;
a.
Bunyi
udara; merupakan bunyi yang perambatannya melalui media udara. Bunyi udara yang
dikehendaki contohnya adalah nyanyian, suara alat musik, percakapan dan pidato.
Bunyi udara yang tidak dikehendaki contohnya pada bunyi pesawat terbang, bising
lalu lintas kendaraan dan bising lainnya. Untuk mengantisipasi bunyi udara ini
dapat dilakukan dengan memakai material penyekat yang dapat meredam bunyi
dengan baik. Ruangan mesti dibungkus dengan baik agar bunyi suara yang tidak
diinginkan tidak daat masuk dan mengakibatkan kebisingan. Berikut gambar contoh
antisipasi kebisingan bunyi udara;
Pemakaian pagar penahan bising
berupa pagar, gundukan tanah atau pagar tanaman dengan kerapatan daun tertentu.
Penataan
tata letak pemukiman pada daerah sunyi, dengan kantong parkir yang dipusatkan
diluar, jalur pejalan kaki menuju ke gedung-gedung dan bundaran di ujung jalan
sebagai desain site plan untuk antisipasi kebisingan.
b.
Bunyi
struktur; merupakan bunyi yang perambatannya melalui media struktur bangunan
sebagai akibat dari benturan dari benda lain. Contohnya dinding yang dipalu,
getaran mesin pada lantai, getaran pada keran air dan instalasi lainnya. Untuk
mengantisipasi kebisingan ini dapat dilakukan dengan menggunakan melenturkan
struktur-struktur yang menimbulkan bunyi. Pada lantai dapat digunakan papan
serat kayu untuk meredam bunyi dan pada instalasi dapat menggunakan selimut
peredam suara serta penggantung dan pengikat pipa dengan karet. Berikut gambar
contoh antisipasi kebisingan bunyi struktur;
Konstruksi lantai berlapis
majemuk pada pelat lantai sebagai tindakan penanggulangan bunyi stuktur pada
struktur lantai
5.
Gempa Bumi
Bumi terdiri dari
lapisan-lapisan kerak bumi yang terbagi atas beberapa lempeng-lempeng yang
terus bergerak setiap waktu. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut akan
mengakibatkan getaran yang merambat pada permukaan bumi. Getaran terbesar akan
sangat terasa pada daerah pusat gempa, yaitu pada daerah-daerah dimana terjadi
pertemuan antar lempeng. Getaran ini dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada
bangunan karena efek getarannya bersifat dinamis dan dapat mengakibatkan
struktur bangunan bergerak ke segala arah.
Skala kekuatan gempa bumi
ditentukan berdasarkan gerakan seismik maksimal dengan skala richter. Sedangkan
intensitas merupakan ukuran pengaruh gempa bumi atas manusia, gedung dan
lanskap yang disebut dengan MMI (Modified Mercalli intensity Scale). Getaran
pada tanah itu sendiri dapat digolongkan atas:
a.
Getaran tanah yang
merupakan guncangan tunggal yang terjadi pada keadaan tanah yang keras, dimana
kedalamannya agak kecil (beberapa sentimeter saja).
b.
Getaran tanah sedang
dengan lama 20-30 detik dan arah tidak teratur. Getaran tanah berfrekuensi
tidak merata diantara 0.05-6 detik dengan amplitudo lumayan besar. Getaran ini
merupakan jenis yang paling umum (sampai ± 20 cm).
c.
Getaran tanah lambat
dengan lama sampai 5 menit, dan arah agak seragam, terjadi pada tanah agak
lunak dengan amplitudo agak besar (sampai ± 30 cm).
Pada umumnya suatu
bangunan didesain untuk mampu menahan gaya vertikal saja, sebagai akibat berat
sendiri bangunan dan beban-beban lain di atasnya. Sementara itu pada saat gempa
bumi, terjadi percepatan horizontal yang dapat membahayakan kestabilan
bangunan. Struktur bangunan beton bertulang yang bersifat stabil dan kaku,
sangat rentan dengan pergerakan arah horizontal ini. Sebaliknya, konstruksi
kayu dengan sambungan dan alat sambungannya yang bersifat lunak dan flexibel
dapat meredam getaran gempa bumi pada konstruksi dan sambungannya.
Bangunan tahan gempa
(ramah gempa) bukanlah suatu bangunan yang sangat kuat dan tidak akan rusak
oleh gempa, namun suatu bangunan yang dapat bertahan saat dilanda dengan gempa
yang sangat kuat (diatas 8 skala richter) sehingga pengguna gedung dapat
menyelamatkan diri sebelum bangunan benar-benar runtuh. Adapun prinsip-prinsip
dasar dalam perencanaan bangunan yang ramah gempa adalah sebagai berikut;
a.
Perencanaan gedung harus
sederhana dan kompak. Struktur yang menerima beban dengan bagian bangunan yang
tidak menerima beban harus dianggap sebagai satu kesatuan yang saling
mempengaruhi.
b.
Gedung harus ringan,
menggunakan material-material yang ringan karena semakin berat suatu bangunan
maka akan semakin besar gaya horizontal yang bekerja pada struktur gedung
akibat gempa. Konstruksi atap yang berat dapat membahayakan struktur di
bawahnya.
c.
Struktur harus
direncanakan sesederhana mungkin sehingga jalur gaya vertikal maupun horizontal
dapat dimengerti dengan mudah. Semakin sederhana suatu struktur maka akan
semakin tahan terhadap gempa bumi kuat yang terjadi.
d.
Denah sebaiknya
direncanakan agak simetris, berbentuk segi empat sama sisi atau lingkaran.
e.
Struktur vertikal (kolom,
shear wall) harus ditempatkan pada pusat berat gedung sehingga dapat menerima
beban vertikal paling besar. Semakin besar beban vertikal yang diterima oleh
struktur vertikal akan mengakibatkan struktur menjadi kaku, tidak mudah
bergeser akibat beban horizontal dan tidak mudah berpuntir.
f.
Tempat pencapaian vertikal
(tangga, lift, shaft atau tambang pemipaan) sebaiknya diletakkan terpusat pada
inti gedung.
g.
Potongan vertikal pada
gedung sebaiknya berbentuk segi empat, ketinggian struktur antar tingkat yang
berbeda-beda akan mengakibatkan konsentrasi tegangan yang membahayakan
kestabilan.
h.
Tinggi bangunan sebaiknya
tidak melebihi empat kali lebar gedung.
i.
Gedung bertingkat dengan
lantai dasar terbuka (toko, kantor, tempat parkir, dan sebagainya) dianggap
sebagai lantai lunak karena kotak yang berbentuk oleh tingkat di atasnya akan
jatuh pada waktu gempa bumi terjadi. Sebaiknya lantai dasar tidak terdiri atas
kolom atau pelat dinding sejajar saja.
j.
Struktur gedung sebaiknya
dipilih monolit (seluruh struktur konstruksi bangunan menggunakan bahan yang
sama dengan kekuatan yang sama) karena bahan yang berbeda akan memberikan
dampak akibat gempa yang berbeda pula.
k.
Pelat dan balok sebaiknya
dibuat lebih tebal untuk menghindari terjadinya getaran vertikal. Balok tidak
boleh lebih lebar daripada tiang tumpuan agar tidak terjadi tegangan tambahan.
l.
Penggunaan bracing pada
struktur bangunan dapat meningkatkan kestabilan gedung.
m. Pondasi bangunan mesti di desain dengan sekuat dan
sesederhana mungkin sehingga tidak akan patah pada saat bumi. Sebaiknya dipilih
tipe pondasi plat lahur beton bertulang. Pondasi setempat sebaiknya
dihindarkan.
n.
Reaksi suatu bangunan pada
saat gempa bumi tergantung pada cara pembangunan, bukan pada cara perencanaan.
Maka, pengawasan pada saat pelaksanaan sangatlah penting untuk menjaga kualitas
bangunan. Selain itu pemeliharaan dan perawatan bangunan dapat mempengaruhi
kestabilan gedung saat gempa bumi.
o.
Perubahan pada suatu
gedung akibat pembangunan tambahan dan perubahan harus dilakukan secara cermat
karena dapat mengubah kestabilan gedung terhadap gempa bumi.
4.3.Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan menjadi
faktor penting dalam suatu bangunan. Suatu bangunan yang baik mesti ditopang
dengan kualitas material dan konstruksi yang kokoh. Untuk itu maka pengetahuan
tentang konstruksi juga mesti memadai agar kualitas bangunan yang sesuai
standar dapat tercapai.
1. Pondasi
Pondasi
merupakan struktur yang berfungsi untuk menahan berat bangunan di atasnya serta
menyalurkan beban tersebut ke taah penahan disamping dan di bawahnya.
Berdasarkan kedalamannya pondasi dibedakan atas pondasi dalam dan pondasi
dangkal. Berikut contoh gambar pondasi:
Gambar detail pondasi batu kali
(pondasi dangkal)
Pondasi
batu bata (pondasi dangkal)
Perspektif
pondasi batu kali (pondasi dangkal)
Pondasi
sumuran (pondasi dalam)
2. Portal (Balok dan Kolom)
Balok
merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menahan beban diatasnya (beban
kuda-kuda atau beban pelat lantai), dimana selanjutnya beban ini akan
disalurkan ke kolom. Kolom atau tiang merupakan penopang struktur atas bangunan
(atap) berfungsi untuk menahan beban dan menyalurkannya ke pondasi di bawahnya.
Portal mesti didesain dengan mempertimbangkan berat sendiri (beban mati), beban
hidup serta beban gempa yang bekerja. Untuk rumah sederhana satu lantai sistem
penulangan struktur tidak terlalu rumit, namun
untuk bangunan dua lantai akan lebih kompleks, seperti pada gambar
berikut ini:
Gambar. Portal kolom beton
bertulang
Gambar detail penampang kolom
Pada
struktur bangunan dua lantai terutama balok, diterapkan sistem penulangan
lapangan dan sistem penulangan tumpuan seperti pada gambar diatas. Penulangan
tumpuan digunakan untuk menahan momen negatif pada tumpuan dan penulangan
lapangan untuk mengimbangi momen positif pada lapangan (tengah bentang) dari
balok. Sedangkan sengkang berguna untuk menahan gaya geser yang bekerja pada
balok. Untuk pola simbol dan penggambaran portal dapat dilihat pada SNI beton
bertulang.
3. Pelat lantai
Pelat
lantai umumnya menggunakan material beton bertulang, karena lebih kuat, tahan
air dan relatif lebih ekonomis apabila dibandingkan dengan baja, selain itu
juga tidak bising dan tidak panas.
Gambar penggambaran penulangan
pelat lantai
Untuk
menggambar penulangan pada pelat, digunakan aturan dan acuan pada SNI Beton
Bertulang. Pada daerah lapangan (1/4 bentang dari ujung pelat) penulangan
terdiri atas dua lapis, sedangkan untuk lapangan (pada bagian tengah bentang) penulangan
pelat menjadi satu lapis. Hal ini mengakibatkan hasil penulangan pelat akan
membentuk kolam. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini;
Gambar perspektif penulangan
pelat
Gambar perspektif penulangan
sistem koam pada pelat
4. Kuda-kuda
Kuda-kuda
merupakan kostruksi yang berfungsi untuk menahan beban atap. Beban ini
selanjutnya akan disalurkan ke pada portal (balok dan kolom). Material
kuda-kuda dapat berupa kayu, baja, atau material campuran lainnya seperti baja
ringan (zyncalum).
Untuk
kuda-kuda kayu (atap seng) digunakan balok kayu dengan ukuran 8/12 pada
konstruks kuda-kuda dan kayu 6/12 pada gording. Untuk kuda-kuda dengan atap
genteng maka ditambahkan kayu kasau (5/7) dan kayu reng (3/4) dengan jarak
sesuai pada gambar. Untuk lebih jelasnya perbedaan dari kuda-kuda tersebut
perhatikan gambar berikut;
Gambar kuda-kuda dengan atap
seng
Selain
itu juga digunakan angker baja sebagai pengikat dengan balok, papan router
(3/20), papan listplank (3/20) dan balok apit (6/12).
Gambar detail kuda-kuda dengan atap
genteng
5
MERENCANAKAN RUMAH TINGGAL
Bab ini akan memberikan contoh kasus dari
proses perencanaan rumah tinggal sederhana satu lantai. Semua proses
perencanaan akan mengacu pada pembahasan pada bab 4.
Bapak iman memiliki sebidang tanah dengan
ukuran 10 x 17 m². Berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara dengan bapak
iman maka didapatkan data-data sebagai berikut:
Sketsa kondisi tanah;
Ø 1 kamar tidur utama
(plus kamar mandi)
Ø 1 ruang tamu
Ø 1 ruang makan
Ø Dapur
Ø 1 kamar mandi
Adapun keinginan bapak imam adalah sebuah rumah
kecil dengan pekarangan yang luas, dengan aliran arsitektur mediteran/ tropis.
Proses awal dalam perencanaan adalah dengan
menyusun tata letak ruang dan jalur sirkulasi.
Bapak iman cukup puas dengan konsep tata ruang
sehingga bisa lanjut ke proses selajutnya.
5.1.Denah
Untuk membuat denah, langkah
awal adalah dengan mengatur layer berdasarkan tipe garis serta ketebalan garis.
Selanjutnya dengan membuat
gambar denah sesuai dengan layer yang telah disiapkan. Untuk membuat garis as
bangunan, digunakan layer as, demikain juga dengan garis-garis yang lain.
Adapun tahap-tahap membuat
denah adalah dengan membuat garis as, kolom, kozen, dinding dan garis-garis
keterangan lainnya. Menu draw yang digunakan dapat berupa line, rectangle,
multiple line arc dan text.
Gambar
denah rumah
5.2.Potongan
Potongan
A-A
Potongan
B-B
5.3.Tampak
Tampak
Depan
Tampak
Samping Kanan
5.4.Detail Pondasi
Gambar
rencana pondasi
Gambar
detail pondasi
5.5.Detail Kuda-kuda
Gambar
perletakan kuda-kuda
Gambar
detail kuda-kuda
5.6.Detail Kozen
Gambar
detail kozen pintu dan jendela
Gambar
detail kozen jendela
Gambar detail pintu lengkung gambar detail pintu
persegi
6
FORMAT DAN PLOT
Pada bagian ini akan dibahas tentang cara
memformat setingan pada software AutoCAD. Menu-menu yang tersedia dalam tabs
format diantaranya format layer, text style, dimension style, point style dan
lainnya. Namun demikian tidak semua menu pada tab format akan kita bahas,
tetapi hanya menu-menu yang sering dimanfaatkan dan dibutuhkan untuk membuat
gambar teknik.
Pada bab ini, hanya menu format text, dimension
dan point. Hal ini karena menu diatas sangat sering digunakan dalam membuat
gambar teknik. Selain menu format, dibahas juga tentang cara mencetak (plot)
gambar.
6.1.Format Text Style
Gambar
menu format text
Menu ini memberikan kemudahan
dalam mengatur text yang digunakan. Pada menu format text style dapat diatur
tipe tulisan (font name), ketinggian text (height), lebar text (width factor)
serta effek tambahan dari text. Style dari gambar dapat ditambahkan dan
digunakan sesuai dengan kebutuhan
6.2.Format Dimension Style
Dimension adalah sebuah
fasilitas pada AutoCAD untuk secara otomatis mengukur suatu objek (baik
pandang, sudut, jari-jari dan lainnya) serta menuliskannya pada gambar. Pada
menu format dimension ini kita dapat melakukan konfigurasi dari dimension yang
kita gunakan dalam gambar. Tahap awal akan muncul menu berikut:
Gambar menu dimension style
manager
Pada menu ini kita dapat
melakukan modifikasi pada styles dimension yang ada (modify), membuat style
baru (new), membandingkannya (compare) serta menetapkannya sebagai acuan (set
current).
Untuk langkah awal kita coba
untuk membuat baru sebuah dimension style (klik new).
Gambar create dimension style
Gambar
menu pengaturan dimension style
Pada menu ini kita dapat
melakukan pengaturan garis, simbol dan panah yang digunakan, text serta unit
yang digunakan. Pada setingan standar maka scale faktor yang tercantum adalah
1. Untuk membuat ukuran dari detail gambar dengan skala 1:25 (diperbesar 4 kali
dari gambar asli) kita cukup mengganti scale factor menjadi 0.25.
Apabila kita ingin melakukan
perubahan ukuran pada dimension style
secara keseluruhan (diperbesar atau diperkecil) secara seragam maka
dapat dilakukan dengan mengganti overall scale pada tab fit.
Gambar
menu modify overall scale
Pada bagian kanan atas terlihat
preview dari setingan dimension yang kita modifikasi untuk memudahkan dalam
melakukan modifikasi. Untuk menu dan fasilitas lainnya silahkan dicoba dan
dipraktekkan sesuai dengan kebutuhan dalam membuat gambar teknik.
Dengan melakukan dimension
style maka gambar dapat dengan mudah diperbesar dan diperkecil dengan
menggunakan perintah scale. Selanjutnya diukur/ dimension dengan format yang
telah disiapkan. Berikut contoh berbagai macam dimension style yang
dipersiapkan dalam menggambar teknik.
Gambar
menu dimension style yang telah disiapkan
6.3.Format Point Style
AutoCAD dapat melakukan divide
(membagi) garis atau benda, dimana hasil pembagiannya ditandai dengan point.
Format point style digunakan untuk mengatur hasil pembagian garis dari
fasilitas divide pada AutoCAD.
Gambar menu format point style
6.4.Plot
Plot atau print merupakan
fasilitas pada AutoCAD untuk mencetak gambar. Adapun cara untuk mencetak gambar
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan model space dan layout space.
Skala gambar merupakan
representasi dari perbandingan ukuran benda pada gambar dengan ukuran benda sebenarnya
yang dikonversikan dalam suatu perbandingan. Misalnya skala 1:100 berarti 1 cm
di gambar sama dengan 100cm (1m) dalam ukuran sebenarnya. Dalam menggunakan
autocad juga ada skala yang dideklarasikan yaitu perbandingan dari ukuran benda
yang di inputkan dengan ukuran benda hasil cetakan pada kertas gambar. Skala
dalam menggambar akan mempengaruhi skala yang digunakan pada jendela plot
(cetak).
Secara standar 1 unit pada
autocad adalah sama dengan 1 milimeter. Jika 1 unit yang digambarkan dalam
autocad ingin dicetak menjadi 1 cm (10 mm) maka skala yang dipakai adalah 10:1
(10mm = 1 unit autocad). Jika 100 unit pada autocad ingin dicetak menjadi 1 cm
(10 mm), maka skala yang digunakan adalah 1:10 (10mm = 100 unit). Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut;
Ukuran cetak |
Ukuran input (unit) |
Skala |
1 cm |
1 |
10 : 1 |
1 cm |
100 |
1 : 10 |
1 mm |
1 |
1 : 1 |
1.
Mencetak dari model space
Gambar
mencetak gambar dari model space
Untuk
mencetak pada model space maka setingan ukuran kertas serta legenda gambar
dibuat secara manual. Selanjutnya gambar disusun di dalam kotak ukuran gambar.
Untuk gambar detail maka gambar ukuran asli diperbesar dan diukur dengan
dimension yang sesuai dan telah di modifikasi. Berikut contoh penempatan gambar
dalam frame ukuran kertas dan legenda;
Gambar
pengaturan objek untuk mencetak dari model space
Setelah
gambar diatur dan disusun dalam bingkai-bingkai kertas yang telah disiapkan,
maka aktifkan menu plot (klik file, plot).
Gambar menu plot
Dari
tampilan plot yang muncul, maka langkah-langkah selanjutnya adalah
mendefenisikan (memilih) printer yang akan digunakan pada Printer/plotter name.
Selanjutnya adalah dengan memilih ukuran kertas (paper size) dan gambar yang
akan di print (plot area). Karena ukuran kertas telah digambar maka pilihan
plot area yang digunakan adalah window (jendela).
Langkah
selanjutnya adalah dengan mengklik ukuran jendela yang telah dipersiapkan
sesuai dengan ukuran kertas. Penting diingat adalah deklarasi skala yang digunakan
sesuai dengan input ukuran yang kita gunakan. Jika ingin setingan tersimpan
maka ”apply to layout” agar setingan disimpan dalam file gambar.
2.
Mencetak dari layout space
Autocad
menyediakan fasilitas cetak standar yang bernama layout. Pada bagian bawah
jendela gambar tersedia tab model, layout1 dan layout2. Jika kita klik salah
satu tab layout maka akan tampil visualisasi kertas gambar yang akan dicetak.
Gambar visualisasi layout
Gambar menu page setup manager
Untuk
memudahkan proses penyusunan gambar maka dibutuhkan menu viewports. Agar menu
ini dapat muncul adalah dengan klik kanan bidang menu layer yang digunakan dan
centang menu yang ingin digunakan.
Gambar menu viewports
Kertas
gambar yang tadinya kosong sekarang akan diisi dengan kotak viewport, tentukan
langsung skala dari gambar pada menu viewport. Selain bentuk viewport kotak,
persegi tak beraturan, viewport juga dapat berbentuk lingkaran dan segi tiga.
Caranya adalah dengan membuat objeknya terlebih dahulu dan selanjutnya klik tombol
convert object to viewport.
Gambar layout yang telah diisi
viewport dan gambar
7
MENGGAMBAR RUMAH BERTINGKAT
Pada bagian ini akan dibahas tentang teknik
mengambar dengan AutoCAD tingkat lanjut dengan objek gambar rumah bertingkat.
Selain trik-trik menggambar cepat, detail konstruksi dan teknik mendisain juga
dipaparkan secara gamblang pada bab ini. Dengan studi kasus berupa desain rumah
bertingkat akan menambah keragaman teknik menggambar teknik dengan AutoCAD.
7.1.Perencanaan dan
Perancangan
Sebuah keluarga memiliki
sebidang tanah dengan ukuran ±280 m2. Pada lokasi tersebut
direncanakan untuk mendirikan bangunan rumah tinggal dengan kebutuhan ruang sebagai
berikut:
1. Ruang tidur utama + kamar mandi
(1 unit)
2. Kamar tidur anak pria dan
wanita (4 unit)
3. Dapur
4. Kamar mandi dan ruang cuci
5. Ruang shalat
6. Ruang makan
7. Ruang keluarga
8. Ruang kerja
9. Jemuran
10. Ruang baca dan pustaka mini
11. Taman di luar dan di dalam
rumah dengan ukuran cukup lebar
Berdasarkan daftar kebutuhan
ruang diatas maka langkah awal adalah dengan menginfentarisir ruang dan
mengelompokkannya serta membuat hubungan antar ruang.
7.2.Denah, Potongan, Tampak
7.3.Detail Pondasi
7.4.Detail Kuda-Kuda
7.5.Detail Penulangan Struktur
7.6.Gambar Mechanical &
Electrical (ME)
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.