Pengertian Sumur Resapan
Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi untuk menaikkan air tanah ke permukaan. Dengan demikian konstruksi dankedalamannya berbeda. Sumur resapan digali dengan kedalaman di atas muka air tanah. Sumur air minum digali lebih dalam lagi atau di bawah muka air tanah. (Sumber : Kusnaedi, 1995)
Secara sederhana sumur resapan diartikan sebagai sumur gali yang berbentuk lingkaran. Sumur resapan berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah baik melalui atap bangunan, jalan dan halaman. (Sumber : Bisri dan Prastya, 2009)
Kegunaan Sumur Resapan
Penurunan muka air tanah yang banyak terjadi akhir-akhir ini dapat teratasi dengan bantuan sumur resapan. Tanda-tanda penurunan muka air tanah terlihat pada keringnya sumur dan mata air pada musim kemarau serta timbulnya banjir pada musim penghujan. Perubahan lingkungan hidup sebagai akibat dari proses pembangunan, berupa pembukaan lahan, penebangan hutan, serta pembangunan pemukiman dan industri yang diduga menyebabkan terjadinya hal tersebut. Kondisi demikian tidak menguntungkan bagi perkembangan perekonomian yang sedang giat-giatnya membangun. Oleh karena itu, perhatian yang sungguhsungguh dari semua pihak diperlukan dalam upaya pengendalian banjir serta konservasi air tanah. Salah satu strategi atau cara pengendalian air, baik mengatasi banjir atau kekeringan adalah melalui sumur resapan. Sumur resapan ini merupakan upaya memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan memperkecil aliran permukaan sebagai penyebab banjir. Beberapa kegunaan sumur resapan, adalah sebagai berikut: (Sumber : Kusnaedi, 1995).
- Pengendali banjir.
Sumur resapan mampu memperkecil aliran permukaan sehingga terhindar dari penggenangan aliran permukaan secara berlebihan yang menyebabkan banjir. - Konservasi air tanah.
Sumur resapan sebagai konservasi air tanah, diharapkan agar air hujan lebih banyak yang diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui sumursumur atau mata air. Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat penting mengingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai kosekuensi dari perkembangan penduduk dan perekonomian masyarakat. Dengan adanya perubahan tata guna tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah untuk meresapkan air. Hal ini mengingat semakin banyaknya tanah yang tertutupi tembok, beton, aspal dan bangunan lainnya yang tidak meresapkan air. - Menekan laju erosi.
Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan menurun. Bila aliran permukaan menurun, tanah-tanah yang tergerus dan terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan erosi pun akan kecil. Dengan demikian adanya sumur resapan yang mampu menekan besarnya aliran permukaan berarti dapat menekan laju erosi.
Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan
Sumur resapan yang dibuat harus memenuhi teknis yang baik.Dalam rencana pembuatan sumur resapan perlu diperhitungkan berberapa faktor, antara lain sebagai berikut: (Kusnaedi, 1995).
- Faktor Iklim
Iklim merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sumur resapan. Faktor yang perlu mendapat perhatian adalah besarnya curah hujan. Semakin besar curah hujan di suatu wilayah berarti semakin besar sumur resapan yang diperlukan.
Kondisi air tanah.
Pada kondisi permukaan air tanah yang dalam, sumur resapan perlu dibuat secara besar-besaran karena tanah benar-benar memerlukan suplai air dari 6 sumur resapan. Sebaliknya pada lahan yang muka airnya dangkal, sumur resapan kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik. Terlebih pada daerah rawa dan pasang surut, sumur resapan kurang efektif. Justru daerah tersebut memerlukan saluran drainase.- Kondisi tanah.
Keadaan tanah sangat berpengaruh pada besar kecilnya daya resap tanah terhadap air hujan. Dengan demikian konstruksi dari sumur resapan harus mempertimbangkan sifat fisik tanah. Sifat fisik yang langsung berpengaruh terhadap besarnya infiltrasi (resapan air) adalah tesktur dan pori-pori tanah. Tanah berpasir dan porus lebih mampu merembeskan air hujan dengan cepat.Akibatnya, waktu yang diperlukan air hujan untuk tinggal dalam sumur resapan relatif singkat dibandingkan dengan tanah yang kandungan liatnya tinggi dan lekat - Tata guna lahan
Tata guna lahan akan berpengaruh terhadap prosentase air yang meresap ke dalam tanah dengan aliran permukaan. Pada lahan yang banyak tertutup beton bangunan, air hujan yang mengalir di permukaan tanah akan lebih besar dibandingkan dengan air yang meresap ke dalam tanah. - Kondisi sosial ekonomi masyarakat
Perencanaan sumur resapan harus mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Misalnya, pada kondisi perekonomian yang baik, biaya untuk sumur resapan dapat dibebankan pada masyarakat dan konstruksinya dapat dibuat dari bahan yang benar-benar kuat. Sebaliknya pada kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah, sumur resapan harus dibuat dari bahan-bahan yang murah dan mudah didapat serta konstruksinya sederhana. - Ketersediaan bahan
Perencanaan sumur resapan harus mempertimbangkan ketersediaan bahan bahanyang ada di lokasi. Untuk daerah perkotaan, sumur resapan dapat dibuat dari bata, beton, tangki fiberglass atau cetakan beton sedangkan untuk daerah pedesaan, sumur resapan yang cocok dikembangkan adalah dari bambu atau kayu yang tahan lapuk atau bahan yang murah dan mudah didapat dilokasi.
Jenis-Jenis Konstruksi Sumur Resapan
Konstruksi sumur resapan sendiri ada beberapa tipe yang dibuat dengan model segiempat ataupun tabung dengan kedalaman sumur terdapat di atas level air tanah. Berikut ialah beberapa jenis sumur resapan diantaranya :
- Sumur resapan tanpa pemasangan batu bata atau buis pada dinding sumur dengan dasar sumur kosong.
- Sumur resapan tanpa pemasangan batu bata ataupun buis beton pada dinding sumur dan dasar sumur diberikan batu belah ataupun ijuk.
- Sumur resapan menggunakan batu bata ataupun buis beton pada dinding sumur dan dasar sumur yang dapat di isi maupun di kosongkan.
- Sumur resapan dengan menggunakan buis beton pada dinding sumur dan pada dasar sumur dapat di isi dengan batuan ataupun dikosogkan.
Sumur Resapan Kosong
(Sumber : Sharoel 2010)
Sumur Resapan Batu Belah Dan Ijuk
(Sumber : Sharoel 2010)
Sumur Resapan Dengan Batu Bata
(Sumber : Sharoel 2010)
Adapun jenis-jenis kontsruksi sumur resapan di atas masing-masing mempunyai kekurangan dan keunggulannya, jadi untuk pemilihan jenis sumur resapan yang dapat digunakan dapat dikondisikan dengan kondisi tanah dan batuan pada lokasi pembuatan sumur resapan, berikut beberapa contoh kondisi lokasi.
- Untuk tanah dan batuan yang stabil, dapat digunakan jenis sumur resapan yang pertama dan kedua dikarenakan tanah dan batuan yang relatif stabil tidak memerlukan dinding penahan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada dinding sumur.
- Untuk tanah atau batuan yang tidak stabil ada baiknya menggunakan jenis sumur resapan yang ketiga untuk menjaga agar dinding sumur pada sumur resapan tidak mengalamai kerusakan.
- Untuk tanah atau batuan yang sangat tidak stabil sangat di anjurkan untuk menggunakan jenis sumur resapan yang keempat di karenakan lapisan buis beton dapat menjaga agar dinding sumur resapan tidak rusak meskipun hal ini dapat mengakibatkan kurangnya resapan yang terjadi di karenakan resapan yang terjadi hanya pada dasar sumur resapan itu sendiri.
- Bak kontrol yang digunakan untuk menyaring air sebelum masuk ke sumur reasapan.
- Tutup bak control.
- Tutup sumur resapan.
- Saluran masuk dan pembuangan, serta
- Talang air (untuk rumah yang bertalang air)
Persyaratan Umum Konstruksi Sumur Resapan
Dalam membuat sumur resapan ada kriteria-kriteria tertentu yang harus di ikuti yang telah di tetapkan oleh Ditjen Cipta Karya PU. Adapun persyaratan yang dimaksud ialah persyaratan teknis yang dapat di lihat di bawah ini :
- Lebar maksimal diameter sumur resapan adalah 1,4 meter.
- Pipa masuk yang digunakan merupakan pipa dengan besar diameter sebesar 110 mm.
- Pipa pelimpah atau pengeluaran menggunakan pipa yang sama dengan pipa masuk yaitu berdiameter 110 mm.
- Kedalaman sumur resapan paling rendah 1,5 meter dan paling dalam 3 meter.
- Dinding sumur resapan yang diperkuat oleh batu batu dibuat dengan menggunakan campuran dengan perbadingan 1:4 tanpa menggunakan plester bata dinding sumur resapan
- Dasar sumur resapan (yang diisi dengan batuan) menggunakan batuan yang berukuran 20/20 dan di tumpuk dengan tebal 40 cm
- Tutup sumur resapan yang digunakan terbuat dari beton dengan ketebalan 10 cm dan terbuat dari campuran dengan perbadingan 1 (semen):2(pasir):3(krikil)
- Batas muka air tanah.
- Nilai permeabilitas tanah
- Perhitungan konstruksi sumur resapan
- Jarak terhadap bangunan yang lainnya.
- Penempatan sumur resapan di usahakan terletak pada daerah yang permukaan cukup rata.
- Air hujan yang di tampung pada sumur resapan merupakan air hujan tidak terkontaminasi atau tercemar.
- Pembangunan sumur resapan di rancang sedemikian mungkin agar tidak mengganggu atau merusak bangunan-bangunan yang ada di dekatnya.
- Memperhatikan peraturan daerah setempat baik itu adat maupun yang lainnya.
- Adapun hal-hal yang tidak memenuhi persyaratan yang telah di katakan di atas harus disetujui oleh pihak atau instansi yang berwenang. (Sumber : “Pedoman Teknis Sumur Resapan. Pdf,” n.d.)
- Minimal kedalaman air tanah adalah 1,50 meter dari permukaan tanah pada saat musin hujan.
- Nilai permeabilitas tanah tempat konstruksi sumur resapan mempunyai nilai di bawah 2,0 cm/jam.
- Jarak pembangunan dari sumur resapan ke sumur air bersih minimal 3 meter, ke tangki septik tank minimal 5 meter dan ke pondasi bangunan minimal 1 meter. (Sumber : “Pedoman Teknis Sumur Resapan. Pdf,” n.d.)
Pembuatan Konstruksi Sumur Resapan
Menurut (“Pedoman Teknis Sumur Resapan. Pdf,” n.d.) adapun untuk konstruksi sumur resapan sendiri terbagi menjadi beberapa tahap di antara lain :
Tahap Persiapan
- Persiapan kelembagaan
a. Melakukan pertemuan dengan masyarakat sekitar untuk bersosialisasi dan berdikiskusi mengenai pembangunan.
b. Pembuatan kelompok kerja (Organisasi) dan progam kerja - Penyediaan sarana dan prasarana, di mana dalam hal ini diutamakan jenis peralatan dan bahan yang habis terpakai
- Penataan area kerja
a. Penentuan tempat atau letak sumur resapan
b. Pembersihan lokasi yang digunakan untuk sumur resapan
c. Pemasangan batas-batas (patok) pada lokasi - Perhitungan konstruksi sumur resapan
Pembuatan Sumur Resapan
- Penggalian tanah pada lokasi pembuatan sumur resapan
- Pemasangan dinding sumur (bila menggunakan model yang memakai batu bata atau buis beton)
- Pembuatan saluran air untuk masuk dan keluar air (untuk sumur dengan diding buis beton)
- Pembuatan bak kontrol
- Pemasangan talang air
Pemeliharaan Sumur Resapan
- Pembersihan kotoran pada bak kontrol, pipa saluran air dan saluran pelimpas air.
- Pembersihan lumpur dengan cara pengerukan di mana jika tidak dibersihkan maka akan mengakibatkan sumur resapan menjadi mengecil (Sumber : “Pedoman Teknis Sumur Resapan. Pdf,” n.d.)
Karakteristik Sumur Resapan
Semakin meningkatnya pertambahan penduduk dan berkembangnya moneter di Indonesia, telah mendorong naiknya permintaan terhadap permukiman. Hal ini berdampak pada berubahnya kapasitas dan pemanfaatan lahan. Beralihnya guna tanah di ruang terbuka menjadikan tanah perumahan pemicu minimnya area serapan air hujan. Berubahnya fungsi area tanah akan berpengaruh pada kondisi alur air akibatnya kejadian banjir memuncak pada saat penghujan dan menjadi kering pada waktu kemarau.
Wilayah pemukiman sangatlah bergantung pada sumber daya air yang baik dan sangat dibutuhkan untuk kelanjutan kehidupan banyak orang, bahkan semua kehidupan yang berada di sekitar area tersebut. Kawasan perumahan sangatlah memerlukan air dan akan terus melonjak seiring dengan semakin banyaknya jumlah warga masyarakat. Meskipun demikian secara terukur jika aksesibilitas mengalirnya air permukaan minim dan secara subjektif semakin lama air akan semakin berkurang. Salah satu kerangka kerja pengelolaan air berwawasan lingkungan yang tidak berbahaya bagi ekosistem, baik untuk penanganan banjir dan saat kemarau adalah sumur peresapan. Galian serapan air ialah cara untuk memperkuat serapan air yang masuk ke rongga tanah dan mengekecilkan aliran air keatas yang menjadi pemicu genangan. Adanya sistem pembuangan air yang besar dan terkendali serta semakin banyaknya air meluap yang dapat memadati tanah, maka keadaan air dalam tanah menjadi baik dengan keadaan air di dalam tanah dan akan bermanfaat bagi masyarakat disekitar daerah permukiman (Siswanto, 2001).
Perlunya pendesainan sumur resapan yang sesuai standar pada saat akan dibuat karena sumur resapan memiliki fungsi utama untuk melindungi arah aliran air permukaan dan mencegah kejadian bencana luapan air dan memperkokoh dan menaikkan tinggi muka air tanah serta lebih utama diharapkan dengan adanya galian sumur resapan tersebut akan dapat terkurangi terjadinya erosi dan menghalang masuknya air laut bagi kawasan atau wilayah-wilayah yang tata guna lahannya berdekatan langsung dengan kawasan pesisir pantai. Secara teknik galian peresapan merupakan ilmu perekayasaan konservasi air yang berbentuk sarana yang mirip sumur resapan dengan ukuran liang tertentu dan berguna untuk menaikkan air tanah ke permukaan. Sumur resapan merupakan lubang untuk memasukkan air ke dalam tanah yang berfungsi untuk menampung air hujan yang jatuh atau daerah jenuh air kemudian masuk meresapkan ke ruang pori-pori tanah dan dalam proses membuat sumur resapan ini di upayakan untuk dapat menaikkan kemampuan tanah dalam menyusupkan air hujan.
Persyaratan Sumur Resapan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 03-2453-2002, dapat diketahui bahwa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan untuk lahan pekarangan rumah adalah sebagai berikut:
- Sumur resapan air hujan terletak pada lahan yang cukup datar.
- Saat menentukan posisi sumur galian air hujan, kondisi tingkat amannya bangunan yang berdekatan dengannya harus dievaluasi.
- Air yang menyusup masuk ke dalam sumur resapan berupa air tumpahan yang belum terkontaminasi dengan kotoran.
- Peraturan daerah setempat harus menjadi bahan pertimbangan.
- Bila terjadi ketidaktepatan pemenuhan ketentuan ini haruslah mendapat persetujuan kantor atau instansi yang berkompten didaerah tersebut.
Dalam aturan ini juga ditetap tentang bentuk dan ukuran sumur resapan meliputi:
- Model Sumur peresapan air hujan ini harus memiliki model cetakan segi empat atau lingkaran.
- Pipa yang masuk ke dalam tanah ukurannya Ø 110 mm
- Diamater sisi penampang sumur minimum adalah 0,8 meter.
- Besaran ukuran pipa pelimpah sumur adalah diameter 110 mm.
- Maksimum sisi penampang berukuran 1,4 meter.
Ilustrasi Sumur Resapan
Syarat Umum Sumur Resapan
Sumur Peresapan air yang hendak di buat memiliki persyaratan umum sebagai berikut:
- Galian sumur harus dihindarkan dari tempat timbunan kotoran, tangki septik dengan jarak paling dekat 5meter dengan diukur dari tepian dengan jarak minimum 1 meter dari pondasi suatu bangunan.
- Muka air (water table) tanahnya minimum sedalam 3,0 meter pada saat musim penghujan.
- Sumur serapan air harus berada pada daerah atau bidang yang rata, tidak pada area yang berbukit-bukit, curam atau tidak stabil.
- Penggalian sumur resapan air dapat dilakukan sampai dengan lahan berpasir atau paling tinggi 2 meter di bawah muka air tanah.
- Permeabilitas tanah (daya serap air) struktur tanah harus lebih dari atau sama dengan 2,0 cm per jam (artinya jika airnya tergenang setinggi 2 cm akan mudah meresap ke dalam tanah dan lenyap dalam waktu 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu :
a. Jika kondisi kemampuan tanah sedang, yaitu daya serapnya 2,0 – 3,6 cm per jam.
b. Daya serap untuk permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus), yaitu 3,6 – 36 cm per jam.
c. Bila situasi kondisi tanah cepat dengan karakteristik pasirnya kasar, yanglebih besar dari 36 cm/jam.
Secara umum prosedural pelaksanaan pembuatan Sumur penyerapan air sebagai berikut:
- Pembersihan lapangan
Langkah awal adalah membersihkan areal di antara kawasan pengembangan SRA dari tumbuhan, rumput, tanaman perdu, semak belukar yang dapat merintangi proses pekerjaan. - Mengukur kembali dan Mematok luasan sumur galian
Area yang telah di tuju dengan patokan harus diestimasi ulang meskipun sebagai penanda dan di maksudkan untuk menentukan posisi dan area spesifik dari struktur dan area spillway dan tangki sedatif. - Pembuatan Sumur Resapannya
Teknik menggali sumur meliputi langkah-langkah kerja berikut:
a. Pemasangan profil berfungsi sebagai pola tata letak/penghalang pengerukan (sumur dan bak pengatur). Tergantung pada desainnya, profil dapat dibentuk dari anyaman bambu atau bahan lainnya.
b. Melakukan penggalian sumur dan tangki kontrol.
c. Setelah penggalian selesai, dinding sumur lalu dibangun. Dengan cara mencampur semen dan pasir dan diaplikasikan pada pemasangan bata/beton sebagai pelapis penguat.
d. Bak pengendali dibangun dengan jarak kurang lebih 50 cm dari SRA dan berguna sebagai bagian dari penyaring kesadahan air.
e. Saluran air dirancang untuk menampung air hujan yang merembes dari talang dan selokan air di atas tanah guna menyusupkan ke dalam sumur gali untuk volume aliran dan besaran tertentu.
f. Bahan yang digunakan untuk mengisi lapisan antara lain batu pecah, tumpukan ijuk, dan kerikil, dengan tujuan menyaring air yang meresap masuk ke dalam rongga tanah.
g. Saluran limpasan dibuat untuk memudahkan mengalirkan atau membuang air pada umur resapan yang sudah terisi penuh air.
h. Plat penutup sumur sumur resapan air (SRA) bisa dibuat dari material beton tulangan atau piringan logam besi, sesuai dengan kondisi kebutuhan dan ketersediaan disekitarnya.
i. Talang harus dipasang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
Syarat Teknis Sumur Resapan
Penurunan muka air dasar tanah yang berlebih dapat tertanggulangi dengan meningkatkan kedudukan sumur resapan. Penandaan reduksi muka air tanah adalah saat sumur mengering atau saat kemarau serta meluapnya air pada musim penghujan. Perbaikan dilingkungan sekitar merupakan dampak dari peningkatan pembangunan, berupa pembukaan area baru, penebangan hutan sembarangan, penyediaan infrastruktur pemukiman masyarakat, pembangunan pabrik dan industri manufaktur menjadi pemicu kejadian tersebut.
Salah satu konsep atau solusi dari cara mengendalikan air, baik menghadapi luapan bah atau kering kerontang ialah lewat galian resapan. Sumur rembesan ini wujud dari usaha untuk meningkatkan masuknya air hujan masuk ke dalam tanah dan mengecilkan arah aliran arus permukaan dan menjadikan penyebab luapan banjir. Beberapa kegunaan sumur resapan adalah sebagai berikut :
- Sebagai Pengontrol Banjir
- Perlindungan air tanah
- Menahan cepatnya erosi dengan kecepatan tinggi.
- Berada pada daerah pemukiman padat penduduk;
- Untuk vegetasi penutup tanah <30 % dan berada pada aliran air hujan (run off) yang cukup tinggi;
- Struktur lapisan tanahnya yang bisa dipakai harus memiliki nilai permeabilitas tanah ≥ 2,0 cm/jam.
- Diutamakan terletak pada morfologi hulu dan tengah Daerah Aliran Sungai;
- Untuk syarat teknik kedalaman air tanah pada musim hujan minimum sedalam 3,0 m;
- Penempatan posisi sumur serapan air terhadap letak bangunan sekitarnya dengan cara :
a. Penempatan sumuran air bersih sejauh 3 m.
b. Untuk posisi RSP Terhadap pondasi bangunan sejauh 1 m.
c. Area peresapan wadah tampungan septik tank, cubluk, selokan air kotor, buangan sampah sejauh 5 meter.
Desain Sumur Resapan Air Tipe Buis Beton
(Sumber: Juknis RSP-DRH, 2021)
Khusus untuk pembuatan sumur resapan air terdapat beberapa spesifikasi teknis SRA yang harus di patuhi berdasarkan Peraturan Menteri KLH Nomor. 28 Tahun 2020 yaitu:
- Pipa masuk berukuran diameter 110 mm dengan panjang maksimal 4 meter.
- SRA yang memiliki rongga kemudian diisi dengan batu pecahan dengan ketebalan 40 cm.
- Ukuran pipa pelimpah Ø110 mm dengan panjang maksimal 4 meter.
- Ukuran kedalaman 2,1 meter dan dinding dibuat dari buis beton dan pecahan batu yang disusun harus berongga.
- Sumur peresapan air kemudian di isi dengan kerikil pecah berukuran 10-20 cm, Patahan bata merah sepanjang 5 sampai 10 cm, beberapa lembar serabut, dan bongkahan arang
- Untuk mengamankan galian sumur resapan air maka di gunakan alat penutup yang terbuat dari beton dengan tebal 10 cm dan adukan semen, pasir, dan kerikil pecah dengan tulangan besi beton Ø 8 mm dengan jarak antar besi 10 cm.
Sistem Kerja Sumur Resapan
Salah satu dampak yang terjadi akibat berkurangnya daerah resapan air adalah sering terjadinya genangan bahkan banjir. Banjir merupakan peristiwa alam yang tidak dapat dipastikan dan dikendalikan. Berbagai cara telah diupayakan namun masih juga menyisakan persoalan. Banjir yang terjadi membawa dampak yang buruk bagi kesehatan masyarakat. Penyakit yang banyak diderita antara lain yakni diare, infeksi pencernaan hingga demam berdarah dan berbagai penyakit lainnya.
Selain dampak buruk bagi kesehatan masyarakat juga berdampak pada kerugian materi dan inmateri sehingga perlu diupayakan penanganannya. Salah satu upaya dalam hal menanggulangi banjir dan genangan adalah dengan membuat sumur-sumur resapan yang berfungsi untuk mengalirkan air ke dalam tanah. Sumur resapan ini sebagai salah satu upaya pengendali banjir yang dapat dilakukan dengan menampung air hujan pada suatu lubang atau sumur dan meresapkannya ke dalam tanah (Kusnaedi, 2011). Adanya sumur resapan maka dapat memperluas area serapan air, baik itu air buangan yang berasal dari limbah rumah tangga maupun air hujan.
Sumur resapan berfungsi pula sebagai upaya konservasi terhadap tanah dan air di dalam tanah. Dengan adanya sumur-sumur resapan ini maka diharapkan air genangan yang disebabkan oleh hujan dapat ditampung dalam sumur resapan tersebut. Dengan demikian peluang terjadinya banjir dan genangan dapat diminimalisir. Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja sumur resapan, baik itu sumur resapan sederhana maupun sumur resapan modern.
Prinsip Kerja Sumur Resapan
Pada prinsipnya cara kerja sumur resapan adalah menyalurkan atau mengalirkan air hujan yang berada di permukaan dan ditampung ke dalam lubang atau sumur yang telah dibuat. Semakin banyak air yang dapat disimpan sebagai air tanah di bawah permukaan bumi dan dapat dimanfaatkan. Dengan demikian diharapkan air permukaan yang berlebihan dan menjadi penyebab banjir dapat diminimalisir.
Sebelum membuat sumur resapan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni diantaranya adalah faktor iklim, hal ini terkait dengan intensitas curah hujan, semakin besar curah hujan pada suatu wilayah maka semakin banyak sumur-sumur resapan yang dibutuhkan. Selain faktor iklim, yang perlu diperhatikan juga adalah kondisi air tanah. Pada tanah yang memiliki muka air dangkal maka sumur tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga hal ini kurang efektif. Selanjutnya adalah kondisi tanah yang memiliki daya resap (infiltrasi) yang berpengaruh terhadap besar kecilnya daya resap tanah terhadap air hujan. Hal ini terkait dengan penggunaan lahan atau tata guna lahan.
Selain beberapa hal di atas kondisi sosial ekonomi masyarakat dan ketersediaan bahan juga perlu diperhatikan dalam pembuatan sumur resapan. Pemanfaatan bahan yang tersedia di sekitar dapat dikondisikan dengan lingkungan dan ketersediaan bahan baku yang ada. Adapun bahan utama yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan sumur resapan sederhana adalah:
- Pipa dapat berbahan dasar dari besi maupun paralon (PVC), bambu, hong dari tanah atau beton, dan parit-parit galian tanah yang diberi batu. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk menyalurkan air.
- Konstruksi dinding sumur dapat berupa tembok, drum bekas, hong beton, anyaman bambu atau tangki fiberglass.
- Kerikil atau ijuk dapat digunakan sebagai alas sumur dan sela bagian dinding tempat meresapnya air.
Sumur Resapan Sederhana
Sumur resapan sederhana dapat dibuat oleh semua kalangan, baik masyarakat yang berada di pedesaan maupun di perkotaan. Desain dan bahan yang dipergunakan mudah diperoleh dan lebih sederhana dibandingkan sumur resapan modern. Adapun tahapan pembuatan sumur resapan ini adalah sebagai berikut:
- Membuat lubang silinder di tanah yang diameternya 10 cm sampai dengan 15 cm dan kedalaman 100 sampai 120 cm. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pembuatan lubang tidak melebihi muka air tanah. Pembuatan lubang resapan ini dapat dipergunakan pipa besi atau bor tanah bahkan bambu dengan jarak antar lubang 50-100 cm.
- Setelah pembuatan lubang silinder selesai, lubang dapat diisi dengan sampah organik. Sampah organik yang berupa kompos dapat dipergunakan sebagai pupuk penyubur tanaman.
- Pada ujung lubang silinder dapat dikelilingi adukan semen selebar 2 sampai 3 cm yang bertujuan guna menahan tanah sekitarnya agar tidak masuk dalam lubang.
Sketsa Sumur Resapan Sederhana
(Sumber : https://bintech.wordpress.com/2010/)
Adapun cara kerja sumur resapan adalah, air hujan yang jatuh akan melalui talang air dan mengallir melewati pipa yang masuk ke dalam sumur yang telah dibuat. Air tersebut akan memiliki waktu tinggal yang lebih lama di permukaan tanah. Hal ini disebabkan karena air tertampung pada sumur resapan.
Secara berkala air akan meresap sedikit demi sedikit menembus dalam permukaan tanah dan membuat imbuhan air tanah sehingga debit air pun akan bertambah. Hal ini akan menambah jumlah air tanah dalam lapisan akuifer. Akuifer adalah lapisan di dalam tanah yang memiliki formasi batuan yang mampu menampung, melepaskan dan meloloskan air sekalipun dalam jumlah banyak.
Sumur resapan yang dibuat dengan cara konvensional ini memiliki kapasitas yang terbatas. Jika jumlah air dalam sumur resapan telah melewati batas permukaan sumur resapan maka air akan mengalir melewati pipa yang tersedia menuju saluran pembuangan atau drainase. Dengan adanya sumur resapan yang dibuat maka air tanah akan lebih banyak dibandingkan jika air hanya mengalir di permukaan tanah, hal ini dikenal dengan konservasi air.
Melalui konservasi air tanah ini maka diharapkan adanya peningkatan jumlah debit air tanah sehingga kebutuhan akan air bersih dan air di bawah permukaan dapat terpenuhi walaupun pada saat musim kemarau.
Sumur Resapan Modern
Prinsip kerja sumur resapan modern pada dasarnya sama dengan sumur resapan konvensional. Namun perbedaannya terletak pada ukuran dan bahan yang digunakan. Sumur resapan modern ini berbentuk tangki modular berbahan polypropelene yang praktis. Tangki modular dapat meresapkan air dan ditampung yang kemudian pada suatu waktu dapat dimanfaatkan kembali. Penggunaan sumur resapan modern yang berupa tangki modular ini layak dipertimbangkan.
Pada saat ini penyimpanan air dengan cara menabung air hujan pada sumur-sumur resapan dengan tangki modular sudah mulai populer. Air yang tertampung pada tangki modular ini dapat pula dipergunakan untuk menyiram taman, mencuci mobil atau flushing toilet.
Kebanyakan masyarakat di Indonesia belum memanfaatkan air hujan. Pemanfaatan air hujan baru sebagian kecil dilakukan masyarakat. Selama ini air hujan hanya dibuang dan mengalir begitu saja tanpa dimanfaatkan kembali. Keuntungan dari menampung dan mengumpulkan air hujan antara lain adalah melindungi ketersediaan air tanah yang dirasa semakin langka terutama pada saat musim kemarau. Selain itu sebagai upaya guna meminimalisir sulitnya memperoleh ketersediaan air bersih terutama pada daerah yang curah hujannya minim. Berikut gambar dan penjelasan mengenai sumur resapan modern.
Ilustrasi Pemasangan Sumur Resapan Modern
(Sumber : https://idea.grid.id)
Sumur resapan modern menggunakan tangki modular yang memiliki cara kerja yang lebih praktis. Air yang masuk ke tangki resapan ditampung di dalam tangki yang telah dilapisi dengan lembaran non woven geotextile. Secara perlahan air akan melalui non woven geotextile dengan cara merembes. Kondisi dan tingkat permeabilitas tanah sangat mempengaruhi kecepatan air yang terserap. Kelebihan air yang masuk akan dialirkan melalui pipa over flow yang telah disiapkan. Air tersebut dialirkan menuju saluran lingkungan setempat. Kondisi ini dapat berlangsung bila jumlah air yang terserap oleh tanah lebih kecil dari pada jumlah air yang masuk.
Jika tangki modular ini difungsikan sebagai tempat penampungan air maka modulnya ditutup menggunakan geomembrane pada semua sisinya sehingga air dapat masuk dan tertahan di dalam tangki. Apabila jumlah air yang masuk melebihi kapasitas tangki, air akan tumpah keluar melalui pipa overflow yang sudah disiapkan. Posisi tangki modular dapat disusun secara vertikal maupun horizontal dengan menggunakan sistem yang saling mengunci dan diletakkan di bawah. Lahan di atas tangki modular dapat difungsikan sebagai area parkir kendaraan (carport), taman ataupun penggunaan lainnya. Tangki modular pada umumnya digunakan sebagai tempat penyimpanan dan pengumpulan air hujan (rain water harvesting) dengan tujuan agar air hujan tidak terbuang sia-sia. Air yang berada pada tangki modular ini tetap dapat dimanfaatkan guna keperluan sehari-hari.
Kelebihan Sumur Resapan
Bagi sebagian orang sumur resapan mungkin belum familiar, karena pada hakikatnya sumur resapan ini sudah terjadi secara alami pada kondisi lingkungan yang masih memiliki pepohonan yang rimbun. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya wilayah permukiman dan perkotaan yang membuat lingkungan menjadi minim pepohonan menyebabkan kemampuan tanah dalam menyerap air menjadi berkurang. Oleh karena itu sumur resapan menjadi salah satu alternative solusi karena mempunyai banyak manfaat dan kelebihan. Beberapa manfaat utama sumur resapan adalah sebagai berikut:
- Mengurangi Volume Air Genangan Saat Hujan
Manfaat pertama dari sumur resapan adalah bisa mengurangi volume air genangan saat hujan deras. Pada saat terjadi hujan deras, tanah tidak mampu lagi menyerap air hujan sehingga menimbulkan genangan di permukaan tanah, saat itulah sumur resapan berfungsi untuk menampung air hujan yang berlebih dan tergenang di permukaan. Dengan adanya sumur resapan pekarangan bisa terhindar dari genangan air hujan yang jika terjadi terus menerus bisa menyebabkan erosi, tanah terkikis dan struktur tanah menjadi tidak stabil. - Mencegah Banjir
Manfaat sumur resapan lainnya adalah bisa mengurangi limpasan yang mengalir ke pembuangan jika terjadi hujan deras. Jika air limpasan ini tidak dikurangi, maka air yang mengalir di permukaan akan semakin banyak, sehingga beresiko terjadi banjir. Apabila sumur resapan dipasang pada titik-titik yang berpotensi genangan, air tidak berkumpul dan akan masuk ke dalam tanah secara langsung. Sehingga bisa mengurangi aliran air di permukaan yang mengibatkan genangan dan banjir. - Menambah Cadangan Air Tanah
Di beberapa daerah di Indonesia, menurut berbagai sumber tengah mengalami krisis air tanah. Pada kondisi inilah salah satu manfaat sumur resapan terlihat, yakni bisa menambah cadangan air tanah. Sumur resapan dengan teknologi sederhana dan dibangun dengan konstruksi yang tepat menjadi tempat menampung air tanah yang dibutuhkan. - Menampung Air Bersih
Salah satu manfaat sumur resapan adalah bisa digunakan untuk menampung air bersih, untuk itu sumur resapan dibuat jauh dari septic tank dan parit agar tidak terkontaminasi dengan air limbah rumah tangga atau limbah pembuangan air kotor. Dengan demikian air yang tertampung dalam sumur resapan bisa dimanfaatkan sebagai air bersih untuk keperluan rumah tangga sehari-hari seperti mencuci, mandi, menyiram tanaman dan keperluan lainnya. - Menjadi Sumber Air untuk Irigasi
Sumur resapan sangat dianjurkan pada daerah persawahan dan perkebunan, dimana membutuhkan air untuk irigasi yang tidak sedikit. Manfaat sumur resapan adalah bisa menjadi sumber air cadangan jika terjadi musim kemarau yang menyebabkan kekeringan, sementara kondisi curah hujan tidak menentu dan tidak bisa diprediksi. Air yang tertampung dalam sumur bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. - Menjaga Kelembaban Tanah
Dengan adanya sumur resapan, kelembaban tanah yang ada di sekitar sumur akan terjaga karena ketersediaan air cukup. Bermanfaat dalam menjaga kelestarian tanaman dan lingkungan di sekitarnya. - Mencegah Penurunan Lahan
Air tanah yang diambil secara berlebihan akan menyebabkan penurunan lahan sekitarnya serta bisa mengakibatkan amblas. Akibat lainnya adalah tinggi permukaan tanah menjadi berkurang. Hal ini sangat beresiko pada daerah tersebut jika dibiarkan terus menerus. Disinilah manfaat sumur resapan yakni dapat mencegah penurunan lahan karena ketersediaan air selalu tercukupi. - Mencegah Intrusi Air Laut
Intrusi air laut adalah masuknya air laut kedalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung didalamnya. Penyebab terjadinya intrusi adalah banyaknya air hujan yang mengalir dan bermuara ke laut, semakin banyak maka semakin berpotensi terjadi intrusi air laut. Instrusi ini terjadi terutama di daerah yang berada di pesisir pantai
Kekurangan Sumur Resapan
Disamping berbagai manfaat dan kelebihan dari sumur resapan, ternyata terdapat juga kekurangan pada sumur resapan. Berdasarkan berbagai sumber Edi Prasetyo (2014) dan Namlea (2016) menyebutkan sumur resapan saja tidak cukup dalam mengatasi banjir, dikarenakan ada beberapa kelemahan yaitu:
- Sumur resapan cepat penuh
Secara konstruksi sumur resapan tidak mempunyai bak penampung sehingga cepat penuh terisi air. Sumur resapan memiliki kemampuan menampung terbatas. Tanpa adanya konstruksi bak penampung, sumur resapan akan cepat penuh. Apalagi ketika hujan turun deras. - Air permukaan kotor ikut masuk ke dalamnya
Sumur resapan sebagai tempat penampungan air semestinya berisi air bersih, namun terkadang air kotor dari permukaan ikut masuk kedalamnya. Apabila diikuti dengan sampah dan tidak diersihkan secara berkala maka sumur tersebut akan cepat penuh bahkan bisa mati dan tidak lagi berfungsi. - Perlu perawatan sumur
Air kotor yang ikut masuk ke dalam sumur resapan menyebabka perlunya perawatan khusus terhadap sumur tersebut, pembersihan secara berkala perlu dilakukan agar supaya sumur tidak tersumbat dan penuh dengan sampah. Kesadaran masyarakat pengguna sumur resapan lebih ditingkatkan agar dapat berfungsi dengan optimal dan dipakai dalam jangka waktu lama. - Perlu penelitian sebelumnya
Sebelum pembuatan sumur resapan di lokasi tertentu, perlu dilakukan penelitian, pemantauan dan pemeriksaan terlebih dahulu agar supaya lokasi atau tempat tersebut benar-benar tepat dan bisa digunakan. - Waktu pengerjaan lama
Sumur resapan dibuat beberapa titik dalam setiap lokasi, karena itu pembuatannya membutuhkan bahan seperti buis beton, bata maupun batu dalam jumlah yang banyak. Oleh karenanya pengerjaan sumur resapan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Sumur resapan meskipun memiliki kekurangan, namun kelebihan dan manfaatnya masih jauh lebih besar sehingga keuntungan yang diperoleh dari penerapan sumur resapan ini masih lebih banyak daripada kerugiannya. Kesimpulan yang bisa ditarik dari pemanfaatan dalam penerapan sumur resapan menurut DAI (2012) adalah :
- Telah berhasil meningkatkan debit air tanah (sumur gali penduduk dan mata air).
- Sangat cepat dan efektip dalam meningkatkan air tanah (sumur timba, mata air) dan asir sungai.
- Sangat efisien dalam menampung, meresapkan air hujan kedalam tanah dan mengurangi bahaya banjir.
- Sangat mudah dan murah dalam pembuatan dan perawatannya.
- Hanya membutuhkan lahan yang kecil/sempit (bisa dibangun di halaman dan belakang rumah).
- Teknologi sederhana sehingga setiap orang bisa membuatnya.
- Sangat aman, karena memakai penutup sumur.
Banyaknya manfaat dan kelebihan dari sumur resapan ini menjadikannya menjadi alternatif yang sangat dianjurkan untuk dibangun di lokasi-lokasi yang berpotensi genangan dan banjir jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Adapun kekurangan sumur resapan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya masih bisa diantisipasi dan tidak menjadi kendala yang berarti, asalkan komitmen dalam pembuatan dan perawatannya maka manfaat sumur resapan benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat utamanya dalam mencegah banjir dan menjadi tempat cadangan air tanah pada saat musim kemarau.
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.