Gudang Ilmu: KIMIA ANALITIK KUALITATIF KATION DAN ANION 1

Wednesday, 2 March 2022

KIMIA ANALITIK KUALITATIF KATION DAN ANION 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah, air laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya.

 

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kimi analitik kualitatif?

2.      Bagaimana cara menganalisis kation?

3.      Bagaimana cara menganalisis anion?

1.3 Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui kimia analitik kualitatif secara keseluruhan beserta penjelasannya.

2.      Memahami dan dapat menganalisis kation secara tepat.

3.      Memahami dan dapat menganalisis anion secara tepat.

1.4 Manfaat Penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dalam bidang kimia analitik kualitatif mengenai analisis kation dan anion sehingga dapat menganalisis atau mengidentifikasi kation dan anion dengan tepat sesuai metode yang disajikan.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kimia Analitik Kualitatif

 Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia adalah sifat yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat tersebut. Sifat yang dapat diamati dengan pancaindera adalah wujud/rupa, warna, bau, rasa, tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya endapan, sedangkan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain bobot jenis, indeks bias, titik didih, dan titik leleh/beku.

2.2 Analisis Kation

1. Klasifikasi Kation

Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak.

 

Ciri-ciri khas kelima golongan ini adalah:

a.       Golongan I

Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak.

b.      Golongan II

Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, namun dapat membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik (III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III)(IV).

c.       Golongan III

Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau

amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II).

d.      Golongan IV

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation pada golongan IV membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium.

e.       Golongan V

Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia pada golongan sebelumnya. Kation ini merupakan golongan kation yang terakhir yaitu ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen.

 

2. Golongan Kation I: Timbel (II), Merkurium (I), dan Perak (I)

Kation pada golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Tetapi timbel klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion timbel yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama kation golongan kedua.

a. Timbel (Pb)

Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar 11,48 g/ml pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan tingkat kepekatan sedang (8M), dan terbentuk nitrogen oksida:

3Pb + 8HNO3à 3Pb2 + 6NO3- + 2NO + 4H2O



Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan teroksidasi menjadi nitrogen dioksida berwarna merah:

2NO (tidak berwarna) + O2 à 2NO2 (merah)

 

Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat pada permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut.

 

Reaksi-reaksi dari ion timbel (II)

1.      Asam klorida encer

2.      Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel sulfida

3.      Larutan amonia

4.      Natrium hidroksida

b.      Merkurium atau Raksa (Hg)

Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan rapatan 13,534 g/ml pada 25oC. Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat, namun tidak dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer (2M).

Reaksi-reaksi dari ion merkurium (I)

1.      Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium (I) klorida (kalomel)

2.      Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang merupakan campuran dari merkurium (II) sulfida dan logam merkurium

3.      Larutan amonia: endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium dan merkurium (II) amidonitrat basa.

4.      Natrium hidroksida: endapan hitam merkurium (I) oksida

c.       Perak, Ag

Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa,  liat dengan rapatan 10,5 g/ml dan melebur pada 960,5oC. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih pekat (8M) atau dalam asam pekat panas, perak melarut:

6Ag + 8 HNO3 à 6Ag+ + 2NO + 6NO3- +4H2O

2Ag + 2H2SO4 à 2Ag+ + SO42- + SO2 + 2H2O Reaksi-reaksi ion perak (I):

1.      Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak klorida

2.      Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam: endapan hitam perak sulfida

3.      Larutan amonia: endapan coklat perak oksida

4.      Natrium hidroksida: endapan coklat perak oksida

 

Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan I

    

Pereaksi

Pb2+

Hg+

Ag+

HCl

+ NH3

+ air panas

Putih, PbCl2  

Tdk ada prubahan

Larut

Putih, Hg2Cl2  Hitam, Hg  +

HgNH2 

Tdk ada perubahan

Putih, AgCl2 

Larut, [ Ag(NH3)2]2+

Tdk ada prubahan

 

Hitam, PbS  

Putih, PbSO4

Putih, Pb(OH)2  

Tdk ada perubahan

 

 

H2S (+ HCl)

+cc. NHO3

Didihkan

NH3 sedikit

+ berlebihan

Hitam, Hg  + HgS  

Putih, Hg2(NO3)2S  

Hitam,          Hg+HgO,

HgNH2NO3  

Tdk ada perubahan

Hitam, Ag2S  

Larut, Ag +

Coklat, Ag2O  

Larut, [ Ag(NH3)2]+

NaOH, sedikit berlebih

putih, Pb(OH)2

Larut, [Pb(OH4)]2-

Hitam, Hg+HgO2,

 HgNH2NO3

Tdk ada perubahan

 coklat, Ag2O

Tdk ada perubahan

 

 

 hijau HgI

                         abu-abu

Hg+[HgI4]2-

 

KI sedikit

+ berlebihan

 kuning PbI2

Tdk ada perubahan

 kuning HgI

Tdk ada perubahan

K2CrO4

+ NH3

 kuning PbCrO4

Tdk ada perubahan

 merah Hg2CrO4

                            hitam

Hg+HgNH2NO3

 merah Ag2CrO4

Larut,[Ag(NH3)]+

KCN, sedikit

+ berlebihan

 

 

 

 Putih Pb(CN)2

Tdk ada perubahan

        Hitam      Hg       +

Hg(CN)2

Tdk ada perubahan

 Putih AgCN

Larut, [Ag(CN)2]-

Na2CO3

+ mendidih

 Putih PbO, PbCO3

Tdk ada perubahan

 Putih kekuningan

Hg2CO3

 Hitam Hg +  HgO

 Putih kekuningan

Ag2CO3

 Coklat Ag2O

Na2HPO4

 

 

 

 Putih Pb3(PO4)2

 Putih Hg2HPO4

 Kuning Ag3PO4

Reaksi spesifik

Benzidina (+Br2)

Warna biru

Difenil karbazida

Warna ungu

p-dimetilaminobenzilidena rodamina (+HNO3)

Warna lembayung

 

3. Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II), Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan (IV).

a.       Merkurium (Raksa), Hg- Merkurium (II) Rekasi-reaksi ion merkurium (II):

1.      Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II) klorosulfida terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan hidrogen sulfida lebih lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfida.

2.      Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat:

2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O à HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+

3.      Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merahkecoklatan dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah stoikiometris endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium (II) oksida:

Hg2+ + 2OH- à HgO + H2O

4.      Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan encer (perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga)

5.      Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi logamnya:

Cu + Hg2+ à Cu2+ + Hg

b.      Bismut, Bi

Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik lebur 271,5oC. Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam asam pengoksid seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.

Reaksi-reaksi ion bismut (III)

1.      Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida

2.      Larutan amonia: garam basa putih dengan berbagai komposisi.

3.      Natrium hidroksida: endapan putih bismut (III) hidroksida

4.      Kalium sianida (RACUN): endapan putih, bismut hidroksida. Reaksi ini

adalah suatu hidrolisis:

Bi3+ + 3H2O + 3CN- à Bi(OH)3 + 3HCN

c.       Tembaga, Cu

Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan liat. Tembaga mempunyai titik lebur 1038oC. Tembaga tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer, namun dapat sedikit larut dengan adanya oksigen.

Reaksi-reaksi ion tembaga (II):

1.      Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam, tembaga(II) sulfida

2.      Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa).

3.      Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga (II)

hidroksida.

4.      Kalium iodida: mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi

larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod).

5.      Kalium sianida (RACUN): terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida apabila ditambahkan dengan sedikit sekali.

d.      Kadmium, Cd

Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium mempunyai titik lebut pada 321oC dan melarut dengan lambat dalam asam encer dengan melepaskan hidrogen.

Cd + 2H+ à Cd2+ + H2

Rekasi-reaksi ion kadmium (II):

1.      Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida

2.      Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium

(II) hidroksida

3.      Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida

4.      Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida

5.      Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)

6.      Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)

e.       Arsenik, As-Arsenik (III)

Arsenik merupakan zat padat berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan berkilap seperti logam. Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila dipanaskan.

Reaksi-reaksi ion arsenik (III)

1.      Hidrogen sulfida: endapan kuning arsenik(III) sulfida

2.      Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan dari arsenat)

3.      Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele)

4.      Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion arsenit sambil kehilangan warna

f.       Arsenik, As-Arsenik (V)

Reaksi-reaksi ion arsenat:

1.      Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer.

2.      Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari larutan netral. Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi tidak larut dalam asam asetat.

g.      Uji-uji Khusus untuk Arsenik yang Berjumlah Sedikit

1.      Uji Marsh

2.      Uji Gutzeit

3.      Uji Fleitzmann

4.      Uji Reinsch

5.      Uji Kering

h.      Stibium, Sb-Stibium (III)

Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur 630oC. Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawasenyawa stibium (V) mengandung ion antimonat, SbO43-. Ciri-ciri khasnya serupa dengan senyawa-senyawa arsenik padanannya.

i.        Timah, Sn-Timah (II)

 

Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan IIA

Pereaksi

Hg2+

Sn2+

Bi3+

Cu2+

Cd2+

H2S

  

                      Putih

Hg3S2Cl2

 Hitam HgS

 

Coklat

 

          SnS

larut

              Hitam

Bi2Sr3

 Hitam CuS

         Kuning

CdS

NH3,

sedikit

                      Putih

HgO.Hg(NH)2N

O3

 

Bi(OH)2NO

3

 Biru

Cu(OH)2CuSO

4

             Putih

Cd(OH)2

NaOH,

sedikit + berlebih

                    Merah

kecoklatan

 

Larut

 Putih

 

 

Sn(OH)2

                Putih

Bi(OH)3

Sedikit larut

 Biru Cu(OH)2

 

Tidak larut

             Putih

Cd(OH)2

Tidak larut

KI

+

Berlebih

 Merah HgI2

 

Larut

 

 Putih

 

Larut, (BrI)2-

Putih, CuI2

 

KCN

 

+

Berlebih

Tdk                ada

perubahan

 

Tdk                ada

perubahan

 

                Putih

Bi(OH)3

 

Tdk larut

Kuning,

Cu(CN)2

 

Larut

             Putih

Cd(CN)2

 

Larut

[Cd(CN)4]2

-

SnCl2

+

Berlebih

 

 Putih  HgCl2

 

 Hitam Hg

 

 

 

 

Air

 

 

                Putih

BrO(NO)2

 

 

Reaksi spesifik

Uji kobalt (II)

Tiosianat          →

biru tua

Kalium iodida

endapan merah jingga

Asam tionat

→ hitam

 

Dinitro-P depensi  warbadida

(0,1%)          

dari             coklat berubah


Tabulasi Kation-kation golongan II B

 

Pereaksi

As3+

As5+

Sb3+

Sb5+

Sn4+

H2S

 

+ HCl pelarut, dididihkan

Suasana asam kuning (As2S3)

Tidak larut

Kuning

As2S5

 

Tidak larut

Merah

jingga Sb2S3

Larut

Coklat

Sb5S2

 

Larut

Kuning

SnS2

 

Larut, SnS2

AgNO3            +

HNO3/NH4OH

Kuning

Ag3AsO3

Larut,

[Ag(NH3)2]+

Merah

coklat

AgAsO4

Larut

 

 

 

SnCl2

+ 2 mL HCl

pekat

0,5             mL

SnCl2

Coklat tua

 

 

 

 

NH4-molibolat

 

Kristalin putih

MgNH4SO4

 

 

 

KI

 

+ HCl pekat, ungu, I2  

+CCl4

Gelatin, kuning muda

Merah

(SbI)3-

 

 

Air

 

 

Putih,

SbOCl

Putih SbO4

 

NaOH/NH4OH

 

 

Putih,

SbO3

Putih

Sb(OH)2

Putih,

Sn(OH)4

Zink

 

 

 Hitam, Sb

 Hitam Sb

Mereduksi ion       Sn4+

menjadi Sn2+

HgCl2, sedikit berlebih

 

 

 

Putih,

HgCl2

Abu-abu

Hg

Tdk        ada

endapan

Reaksi spesifik

             kuning

muda

Barutan

utanil asetat: kuning muda

Reagensia rodamin-B Warna

biru

Reagensia

Rodamin-B

 

 

4. Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI), Nikel, Kobalt, Mangan (II) dan (VII), dan Zink.

Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.

Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida(hitam), aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam), kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih). a. Besi, Fe-Besi (II)

Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi memiliki titik lebur pada 1535oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida,

silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit.

b.      Besi, Fe-Besi (III)

c.       Aluminium – Al

Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa. Aluminium melebur pada suhu 659oC. Aluminium dapat teroksidasi pada permukaannya apabila terkena udara. Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih lanjut. Asam klorida encer dapat melarutkan logam ini dengan mudah.

d.      Kromium, Cr – Kromium (II)

Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat, dan tidak dapat ditempa. Logam kromium memiliki titik lebur 1765oC.logam ini larut dalam asam klorida encer maupun pekat.

e.       Oksoanion Logam-Logam Golongan III: Kromat dan Permanganat

Oksoanion logam-logam golongan III seperti kromat (CrO42-) dan dikromat (Cr2O72-), dan permanganat (MnO4-) direduksi oleh hidrogen sulfida dalam suasana asam klorida menjadi masing-masing ion-ion kromium (III) dan mangan (II). Dalam pengerjaan analisis, suatu cuplikan yang tidak diketahui, anion-anion ini sudah diubah menjadi kation-kation Golongan III ketika proses pemisahan mencapai tahap ini.

f.       Kobalt, Co

Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja yang bersifat sedikit magnetis.

Kobalt melebur pada 1490oC dan dapat melarut dalam asam-asam mineral encer. g. Nikel 

Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan sifat material yang keras, kukuh, bersifat liat, dan dapat ditempa. Logam nikel memiliki titik lebur pada 1455oC dan sedikit magnetis.

h.      Mangan, Mn- Mangan (II)

Mangan adalah logam berwarna putih abu-abu seperti besi tuang. Mangan melebur pada suhu 1250oC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk mangan (II) hidroksida dan hidrogen.

i.        Zink, Zn

Zink adalah logam yang berwarna putih kebiruan, mudah ditempa dan liat pada suhu 110-150oC. Zink mempunyai titik lebur pada 410oC dan titik didih pada 906oC.

 

Tabulasi Kation Golongan  IIIA

No

Pereaksi

Fe2+

 

Fe3+

Al3+

Cr3+ / Cr4+

 

NaOH, tanpa

O2

+ berlebih

+H2O2

 

 

 

 

 

1.

Endapan

Fe(OH)2

Tak larut

Coklat

putih,

keemasan,

Endapan

coklat kmerahan, Fe(OH)2

Endapan

putih,

Al(OH)3

Larut

Endpn abu2 hijau biru

gelatin,

Cr(OH)2

 

 

 

Fe(OH)3

Tak larut

———-

———-

Larut

Endapan kuning

2.

NH3

+ berlebih

Endapan             putih,

Fe(OH)2

Tak larut

Endapan coklat merah,

Fe(OH)2

Tak larut

Endapan

putih,

Al(OH)3

Sedikit larut

Endapan abu2    hijau

biru    gelatin,

Cr(OH)2

———

3.

 

 

 

 

 

H2S

+CH3OONa

Tak ada perubahan

Endapan hitam, FeS

Endapan

putih susu, S

————

———–

———–

———

———

4.

(NH4)2S

+ O2

+ HCl

Endapan hitam, FeS

Endapan            coklat,

Fe2O(SO4)2

————–

Endapan hitam, FeS

————

Endapan larut,    warna

putih

Endapan

putih,

Al(OH)3

———- ———-

Endpn abu2 hijau biru

gelatin,

Cr(OH)2

———

———

5.

KCN

+ berlebih

Endapan             coklat

kekuningan, Fe(CN)2

larut

Endapan

coklat kemerahan, Fe(CN)3

larut

———- ———-

———

———

6.

K4[Fe(CN)6]2 tanpa O2

+ O2

Endapan             putih,

K2Fe[Fe(CN)6]

Endapan biru muda

Endapan

coklat kemerahan,

Fe3[Fe(CN)6]3

+NaOH

endapan merah

———-

———–

———

———

7.

 

 

 

 

 

K3[Fe(CN)6]

Endapan biru tua

Warna coklat,

———–

———

 

+ H2O2

————-

Fe3[Fe(CN)6] Endapan biru

prusia

———–

———

 

8.

(NH4)2CNS

Tak ada perubahan

Warna merah

tua

———–

———

 

9.

Na2HPO4

+ NaOH

————- ————-

Endapan

putih kekuningan,

FePO4

————

Endapan

putih, AlPO4

Endapan larut

Endapan

hijau, CrPO4

———

 

 

CH3COONa + encerkan & panaskan + berlebih & panaskan

 

 

 

 

 

10.

————- ————-

Warna coklat kemerahan, Endapan

coklat kemerahan,

Tak             ada

perubahan

———–

Tak             ada

perubahan

Tak             ada

perubahan

 

11.

Na2CO3

+ berlebih

————- ————-

————

————

Endapan

putih,

Al(OH)3

larut

Endapan abu2             hijau

biru      gelatin,

Cr(OH)2

——–

 

 

 

Tabulasi kation golongan III B

No

Pereaksi

Co2+

Ni2+

Mn2+ ,Mn7+

Zn2+

1.

NaOH

+berlebih

+H2O2

Endapan          basa

biru,

Co(OH)NO3

Tak larut

Endapan        hitam

kecoklatan,

Co(OH)3

Endapan

hijau,

NI(OH)2

Tak larut

———–

Endapan putih,

Mn(OH)2

Larut

Endapan

coklat,

Mn(OH)2

Endapan      putih

gelatin, Zn(OH)2 larut

———

2.

NH3

+berlebih

Endapan          basa

biru,

Co(OH)NO3

larut

Endapan

hijau,

NI(OH)2

larut

Endapan putih, Mn(OH)2

larut

Endapan             putih, Zn(OH)2

larut

 

(NH4)2S

+ HNO3

+ HCl

+ berlebih

+ CHOOH

 

 

 

 

3.

Endapan       hitam,

CoS

Larut

Endapan putih, S

———

———

Endapan hitam,

NiS

———- ———-

Lar.Koloid coklat tua

———

Endapan merah jambu, MnS

———

———

———larut

Endapan     putih,

ZnS

———

———

Tak larut

———

 

KCN

+ berlebih

 

 

 

 

4.

Endapan             coklat kemerahan, Co(CN2)

larut

Endapan

hijau,

Ni(CN2)

larut

——————

———

———

 

K4[Fe(CN)6]2

+NaOH

 

 

 

 

5.

——————

———

———

———

———

Endapan     putih,

K2Zn3[Fe(CN)6]2

larut

6.

 

 

 

 

 

Na2HPO4

+NH4

———

———

———

——–

Endapan merah jambu,

Mn(NH4)PO4

———

Endapan     putih,

Zn(PO4)2

 

larut

7.

 

 

 

 

 

KNO

Endapan kuning,

K3[Co(NO2)6]

——–

———

———

 

5. Golongan kation IV: Barium, Strontium, dan Kalsium

Reagensia golongan adalah larutan amonium karbonat 1M. Reagensia tidak berwarna dan memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis.

a.       Barium, Ba

Barium adalah logam putih perak yang dapat ditempa, liat, dan stabil dalam udara kering.

b.      Strontium, Sr

Strontium adalah logam berwarna putih perak yang dapat ditempa dan liat. Strontium memiliki titik lebur 771oC. Strontium memiliki sifat-sifat seperti barium.

c.       Kalsium, Ca

Kalsium adalah logam putih perak dengan struktur sedikit lunak dan mempunyai titik lebur 845oC.

 

Tabulasi Kation Golongan IV

Pereaksi

Ba2+

Sr2+

Ca2+

 

 

tidak ada endapan

 

NH3

+berlebih

tidak ada perubahan

Keruh

tidak ada endapan

 

endapan

BaCO3

sedikit endapan larut

putih

larut

 

 

(NH4)2CO3

+di            didihkan

+CH3COOH

endapan

SrCO3

sedikit larut

putih

endapan amorf

CaCO3

putih

 

endapan

Ba2C2SO4 endapan larut

putih

 

 

 

 

(NH4)2C2O4 +CH3COOH

endapan

Sr2C2SO4

putih

endapan

Ca2C2SO4

putih

H2SO4 +H2SO4 pekat panas

endapan

BaSO4

putih

endapan

SrSO4

putih

endapan putih CaSO4 endapan larut

CaSO4

 

 

 

 

 

endapan

BaSO4

putih

endapan

SrCO4

putih

tidak ada endapan

K4[Fe(CN)6]2

 

 

 

 

 

  

 

endapan                    putih

K2Ca[Fe(CN6]

K2CrO4

 

 

 

 

 

endapan

kuning

Endapan

kuning

tidak ada endapan

+CH3COOH

BaCrO4 endapan             jingga

kemerahan

SrCrO4 endapan larut

 

 

6. Golongan kation V: Magnesium, Natrium, Kalium, dan Amonium.

Pada golongan ini tidak terdapat reagensia golongan umum untuk kation-kation. Kation-kation golongan V tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida atau dengan amonium karbonat. Hal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi ion-ion ini adalah dengan uji nyala atau reaksi khusus.

a. Magnesium, Mg

Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa, liat, memiliki titik lebur pada 650oC. Logam magnesium dapat terbakar dalam oksigen dengan mudah, mengeluarkan cahaya putih dan membentuk oksida MgO dan nitrida Mg3N2. b. Kalium, K

Kalium adalah logam berwarna putih perak, lunak, memiliki titik lebur pada 63,5oC. Kalium tidak berubah pada udara kering namun dapat teroksidasi dengan cepat pada udara lembab. Logam kalium menguraikan air dengan dahsyat menghasilkan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.

c.       Natrium, Na

Natrium adalah logam berwarna putih perak berteskstur lunak dan memiliki titik lebur 97,5oC. Dalam udara lembab, natrium dapat teroksidasi dengan cepat sehingga harus disimpan dalam pelarut nafta atau silena. Logam natrium dapat bereaksi hebat dengan air membentuk natrium oksida dan hidrogen.

d.      Ion Amonium, NH4+

Ciri-ciri khas ion amonium serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali. Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air dengan membentuk larutan yang tidak berwarna.

 

Tabulasi Kation Golongan V

Pereaksi

Mg2+

Na2+

K+

NH4+

NaOH

+ air

 putih gelatin

Larut sedikit

 

 

 

NaOH

+ berlebih

 putih

 

 

 NH3, bau uap

Putih

NH4CO3

 putih

 

 

 

Na2CO3

+ asam

 putih

Larut

 

 

 

Na2HPO4

+ CH3COOH

Kuning titan

 kristalin putih

Larut  merah tua

 

 

 

Na3CO(NO2)6

+CH3COOH

 

 

 kuning

 kuning

H2C4H4O6

+ Na-asetat

 

 

 

 

HClO4

 

 

           kristal

putih

 

Uji nyala

Meah tua

Kuning

intensif

lembayung

 

Nessler

 

 

 

 coklat tua, kuning

Pemijaran

 

 

 

Menguap, tidak ada

sisa

 

2.3 Analisis Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguangangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

         Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam perak. Cara vogel yaitu menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Analisis anion umumnya menggunakan cara vogel.

 

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:

a.       Golongan Sulfat : SO42-, SO32- , PO43- , Cr2O42- , BO2- , CO32- , C2O42- , AsO4-

b.      Golongan Halida : Cl- , Br- , I- , S2-

c.       Golongan Nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2-

 

 

Uji anion dalam larutan

1.      Uji Sulfat

 

Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.

 

2.      Uji       untuk   zat       pereduksi

 

3.      Uji untuk zat pengoksid

 

Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah oleh zat zat pengoksidasi yang lemah sekalipun menjadi garam(III)mangan yang berwarna coklat tua. Memungkinkan adanya ion ion kompleks

 

 

4.      Uji dengan larutan perak nitrat

 

Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl (putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).

 

5.      Uji dengan larutan kalsium klorida

 

Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral, ambil 10ml ekstrak soda dan jadikan sedikit asam dengan asam nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia encer sampai basa, tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan fluoride, oksalat, fosfat, arsenat dan tartrat

 

6.      Uji dengan larutan besi(III) klorida

Endapan kuning sampai coklat

Benzoat,suksinat

Endapan biru

Heksasianoferat(II)

Coklat kemerahan

Asetat,Format

Merah-darah dihilangkan oleh HgCl2

Tiosianat

Ungu-kemerahan

Tiosulfat

Coklatdan Endapan Biru

Heksasianoferat(III)

Lembayung

Salisilat

Hitam-kehijauan

Galat

Hitam-kebiruan

Tanat

 

7.      Uji Kromat

 

Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada. Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.

 

8.      Uji Asetat

 

Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika tercium bau buah maka asetat ada.

 

 

  

 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam analisa kualitatif yang dilakukan berdasarkan metode H2S kationkation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum dipakai adalah HCl, H2S, amonium sulfida dan amonium karbonat. Cara identifikasi anion tidak begitu spesifik seperti pada identifikasi kation. Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal, dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tida mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.  

3.2 Daftar Pustaka

      Svehla, G. (Setiono & Pudjaatmaka, alih bahasa). 1985. Vogel Analsis Anorganik

Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi 5 Bagian I dan Bagian II. Jakarta: Kalman Media Pusaka






No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.