Gudang Ilmu: May 2022

Sunday, 8 May 2022

Cara Menggunakan Microsoft Project

 

Microsoft Project 2007



Langsung saja kita mulai proses pembuatan schedule menggunakan Microsoft Project.

1. Buka Microsoft Project, kemudian masukkan daftar pekerjaan yang sudah kita bahas di atas pada kolom Task Name.

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi2Q0eMPjhVh7S67hkopdyIT0CUkpPM3zW6mrbNNadHO1rognnUORkQqOMhpP-fQVqK7_UnEs-22NxyNWN-Z8P90n0XBDbLavUp7ac4AQoDfbaJL-oWkoQXreSyGA2xopi2kg_hIUtSVAm/s1600/tutorial-ms-project-001.jpg

isikan-nama-pekerjaan-pada-kolom-task-name

 

2. Supaya lebih mudah dalam pengelolaannya buatlah hierarkitingkatan pekerjaan. Misalnya dalam Pekerjaan Pondasi terdapat sub pekerjaan yaitu Galian Tanah, Pasangan Batu Kali, dll.
Caranya blok tugas pekerjaan Galian sampai Pasangan Batu Kali, kemudian klik icon Indent. Maka secara otomatis pekerjaan tersebut menjadi sub pekerjaan dari Pekerjaan Pondasi. (untuk lebih jelasnya lihat gambar)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5kMXNoc-cVAWZhrmBCE-d2bvhjbk_dRJH6bocAc5ViypuAbPYisAHLW67DZGwaDbarhcgQpEog-vrWpBSEsRQAykCzGUTACdORllw9_ojt618fY-vf-dGkSH4F6rN348fUY5TW1JALx-u/s1600/tutorial-ms-project-002.jpg

langkah-pembuatan-hierarki

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivsc8CUuMjpuqNRCEubCGNDRsylmOD3c57PHsgxVjaRB76ZY9fJAKVJztOc8dP8Q6513wG7ZpgMaHOLKzehkNOnZV2a7CbkeckisSwCkR2d90lK8-abQLNI2Go0FJ24_v7fGuKCRkZ4ciJ/s1600/tutorial-ms-project-003.jpg

hasil-hierarki-pekerjaan-dan-sub-pekerjaan

 

3. Sekarang kita isi kolom Duration / durasi pekerjaan. Dalam penentuan durasi pekerjaan harus berdasarkan rencana jumlah tenaga kerja dan jumlah alat.

Kita bisa membuat perhitungan durasi dalam program Excel, rumusnya adalah Volume perkerjaan dibagi Produktivitas per hari. Produktivitas perhari tergantung dengan jumlah tukang & kecepatan tukang, bisa dihitung menggunakan Indeks Pekerjaan Pasangan Batu Kali dari SNI atau dari hasil survey.

Contoh Perhitungan Produktivitas Kerja :

Volume Pasangan Batu Kali = 20 m3
Produktivitas 1 Tukang Batu = 0.4 m3/jam
Jam Kerja = 8 jam

Produktivitas per hari = 0.4 x 8 = 3.2 m3/hari

Waktu yang dibutuhkan untuk Pasangan Batu Kali 20 m3

 = 20 / 3.2 = 6.25 dibulatkan 7 hari

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOwzpKuVVRvymQ6Iufmau-gYYUH8HWnmlpGYeTEoKkLnQAQMkdo9gzO-tG0pw4gvDRw9S9wKaxLb4wfIwNkNjCamJ4IoqbG2oWjgauU0H9CP_0zbGFIPSDHsnbwdE7Ty8OVXyJbMDOTwaH/s1600/tutorial-ms-project-004.jpg

 

4. Setelah semua durasi terisi, saatnya mengisi kolom Prodecessor. Kolom Prodecessor digunakan untuk menghubungkan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lain. Untuk penjelasan mengenai penggunaan kolom Prodecessor bisa membaca artikel Penjelasan Hubungan Tugas / Predecessor dalam Microsoft Project.

 

Contoh pengisian kolom Prodecessor :

 

1. Urugan Pasir baris no.3   -   Pasangan Batu baris no.4.

Pasangan Batu dimulai 1 hari sebelum Urugan Pasir selesai, maka pada pasangan batu ditulis 3FS-1

 

2. Pengecoran Sloof baris no.8   -   Pasangan Batu Bata baris no.11

Pasangan Batu Bata dimulai setelah Pengecoran Sloof selesai, maka pada pasangan batu bata ditulis 8 atau 8FS

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI1wYCkgXj_P3m60EKYVzC8uh57QDvwNxtREgIm40E0ER0zi5cZQAb30GiMG9WOayJuahTAN2Cx8oK0hwrUqcTCuG2vi69kJJpy8lrwwIKlOcQdSobUF1A0TmajJFTII1coif_UwRLfyrs/s1600/tutorial-ms-project-005.jpg

isikan-hubungan-antar-pekerjaan-pada-kolom-prodecessor

 

 

Isi kolom Predecessor pada semua pekerjaan. Sebagai bahan pembelajaran AGA lampirkan contoh Schedule Menggunakan Microsoft Project. Karena hanya contoh, AGA memasukkan durasi hanya kira-kira saja (tidak berdasarkan volume pekerjaan & perhitungan produktivitas kerja), jadi jangan digunakan sebagai patokan. Yang perlu dicermati adalah contoh penggunaan hubungan antar pekerjaan pada kolom predecessor.

 

Hubungan antar tugas yang sering digunakan adalah Finish to Start (FS) dan Start to start (SS), untuk penjelasan tentang kapan kita menggunakan FS kapan menggunakan SS silahkan buka Perbedaan Penggunaan Finish to Start (FS) dengan Start to Start (SS) dalam Microsoft Project.


*klik gambar untuk memperbesar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhke3QGdPTpvSeZj3euyyfbzzR7AhLY5zuKwBXHRy-YhTfkB7MUUPJSGQYl3JJlPdLkLRP1bLzaLsdI4FFVI6UIzbPTvrYIxNdMYfjeBA2CtFu2YOnMxpfQO1EDXyh-9k7ePfGXItjNB3tQ/s400/contoh-schedule-rumah-tinggal-ms-project.jpg

 

CARA MENGGUNAKAN AutoCad

 

1

PENDAHULUAN

 

Pada bagian ini akan dibahas sekilas tentang semua tool-tool yang ada, menu serta fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh AutoCAD. Penyajian materi disampaikan secara singkat, ringkas berupa pengertian dan kegunaan dari masing-masing tools, dimana prakteknya akan lebih difokuskan pada bab selanjutnya.

 

1.1.      AutoCAD 2002

 

AutoCAD merupakan salah satu software produksi Autodesk.Inc yang diperuntukkan untuk membuat gambar secara detail dan akurat, sehingga software ini cocok untuk digunakan dalam menggambar teknik.

 

Kelebihan fitur-fitur AutoCAD terdapat pada kemudahan pembuatan objek gambar secara terstruktur, editing gambar serta pengaturan-pengaturan ketebalan serta tipe garis yang dipergunakan

 

Pemilihan AutoCAD 2002 untuk menggambar adalah karena AutoCAD versi 2002 lebih ringan untuk dijalankan serta cukup bagi siswa untuk memahami penggunaan AutoCAD. Dengan memahami AutoCAD 2002, maka akan mudah untuk menggunakan AutoCAD versi yang lebih tinggi dan lebih baru.

 

 

1.2.      Menginstal AutoCAD 2002

 

Menginstal software AutoCAD (software aplikasi) sama artinya dengan menginstal software pendukung dari pada software utama (Operation System) pada suatu komputer. Sejauh ini AutoCAD didesain hanya untuk mendukung system operasi product dari Microsoft.

 

 

Berikut langkah-langkah instalasi AutoCAD:

1.       Masukkan CD master software AutoCAD ke dalam CD-room

2.       Program akan berjalan secara autorun, jika tidak temukan file setup.exe dan double click.

3.       Selanjutnya akan tampil windows berikut:


Gambar 1.1. Setup AutoCAD

 

 

    Klik next kemudian accept the agreement dan next.

Gambar 1.2. Serial number & CD-key

            Masukan serial number dan cd-key yang diberikan oleh vendor.

4.       Masukkan user information, pilih tipe instalasi (pilih full instalation type), lokasi instalasi software (destination folder) dan start instalation.

Gambar 1.3. Instalation process

 

Gambar 1.4. Complete instalation

 

 

1.3.      Mengenal Interface AutoCAD

 

Untuk menjalankan software AutoCAD lakukan doubleclick pada icon AutoCAD yang muncul pada desktop.

 

Berikut merupakan interface dari AutoCAD:

Gambar 1.5. Interface AutoCAD

 

  1. File kerja; menunjukkan nama file yang sedang digunakan dalam bekerja.
  2. Menu bar; merupakan deretan menu dari fasilitas-fasilitas yang tersedia dalam software.
  3. Tool bar; menu yang disediakan dalam bentuk icon.
  4. Layer; keterangan dari lembaran-lembaran (setingan jenis garis, tipe, warna dan ketebalannya)
  5. Ucs; universal coordinate system merupakan titik pusat sistim koordinat pada AutoCAD.
  6. Command; perintah-perintah yang ditampilkan dalam bentuk teks.

 

 

1.4.      Menu Bar

 

Menu bar menyediakan fasilitas-fasilitas inti dari penggunaan software AutoCAD.

-          File menu menyediakan fitur-fitur dalam mengelola file seperti new file, open, save, page setup, export dan lain-lain.

-          Edit menu menyediakan fitur-fitur dalam memanipulasi file seperti cut, copy, paste, find.

-          View menu menyediakan fitur-fitur untuk mendapatkan sudut pandang objek, baik secara 2 dimensi maupun 3 dimensi.

-          Insert; memasukkan gambar atau objek dari luar file.

-          Format; mengatur setingan texs, dimensi, tipe garis, unit dan lain-lain.

-          Tools; kelengkapan-kelengkapan tambahan. Tolls option juga menyediakan setingan dasar dari AutoCAD.

-          Draw; menggambar objek baik berupa garis lurus/ lengkung, lingkaran, persegi dan lain-lain.

-          Dimension; menampilkan dimensi objek gambar, baik berupa panjang, jarak, sudut dan lain-lain.

-          Modify; melakukan modifikasi objek gambar

-         Windows; mengatur tampilan AutoCAD.

-         Help; fasilitas bantuan terhadap pengguna AutoCAD

 

2

PERINTAH DASAR AUTOCAD

 

Pada bagian ini akan dibahas tentang menu-menu perintah dasar yang tersedia pada AutoCAD. Pada bab ini pembahasannya masih bersifat umum karena hanya bersifat pengenalan akan icon (simbol), fungsi dan shortcut yang bisa digunakan. Oleh karena itu sangat disarankan untuk langsung mencoba icon-icon yang ada dan bereksperimen.

 

2.1.Menu Draw

 

Merupakan menu untuk membuat gambar dalam berbagai bentuk, baik berupa garis lurus, lengkung, lingkaran dan lain-lain. Lebih jelas tentang menu draw dirinci sebagai berikut:

 

Tabel 2.1. Menu Draw dan shortcut

ICON

FUNGSI

SHORTCUT

Membuat garis lurus

Line, L

Membuat garis bantu (garis kontruksi)

xl

Membuat 2 garis sejajar

Mline, ml, cl

Membuat garis yang bersambung dan menyatu

Pline, pl

 

Membuat persegi banyak

Polygon, pol

Membuat segi empat

Rectangle, rec

Membuat garis lengkung beraturan

Arc, a

Membuat lingkaran

Circle, C

Membuat lengkung tidak beraturan

Spline, spl

Membuat elips

Ellipse, el

Ellipse arch

       ---

Insert / memasukkan block

       ---

Membuat block

Block

Membuat point (untuk pemetaan)

Point, po

Membuat arsiran (hatching)

Hatch, h

Membuat region (kawasan)

Region, reg

Membuat tex

      Tex

 

 

2.2.Menu Modify

 

Tabel 2.2. Menu Modify dan shortcut

ICON

FUNGSI

SHORTCUT

Menghapus garis/ object

Erase, e

Memperbanyak (copy) object

Copy, co, Cp

Mencerminkan (mirror) object)

Mirror, mi

Mengoffset object

Offset, o

 

Array, perbanyak dalam satuan atau sumbu

Array, ar

Memindahkan object

Move, m

Memutar object

Rotate, ro

Mengubah skala object gambar

Scale, sc

Menggeser sudut object

Spline, spl

Mengedit panjang garis

Lengthen, len

Memotong garis bersinggungan

Trim, tr

Menyambung garis tegak

Extend, ex

Memutus object pada satu point tertentu

       ---

Memutus object

Break, br

Memutus sudut dengan garis

Chamfer, cha

Memutus sudut dengn lengkung

Fillet, f

Memutus (meledakkan) object atas garis, lengkung dan tex

       ---

2.3.Menu Dimension

 

Tabel 2.3. Menu Dimension dan shortcut

ICON

FUNGSI

SHORTCUT

Linear dimension, dimensi dalam arah linear

Dli, dimlin

Aligned dimensi, dimensi dalam garis miring

Dal, dimali

Ordinate dimension, dimensi untuk sistim ordinat

Dor, dimord

Radius dimension, dimensi untuk radius

Dra, dimrad

Diameter dimension, untuk dimensi diameter lingkaran

Ddi, dimdia

Angular dimension, dimensi sudut

Dan,dimang

Quick dimension, dimensi secara otomatis dan cepat

        ---

Baseline dimension, cocok untuk dimensi elevasi.

Dba, dimbase

Continue dimension, melanjutkan dimensi

Dco, dimcont

Quick leader, dimensi secara manual dan cepat

Le

Tollerance, toleransi pembulatan dimensi

Tol

Center mark, pemberian tanda sumbu lingkaran

Dce

Dimension edit, mengedit dimensi

Ded, dimed

Dimension tex edit, mengedit teks dimensi

Dimted

Dimension update, mengupdate dimensi

         ---

Dimension style

D,ddim, dst, dimsty

 

 

2.4.Menu Layer

 

Layer berfungsi untuk mengatur setingan garis. Penggunaan layer sangat penting dalam menggambar teknik karena gambar teknik membutuhkan akurasi gambar yang tinggi. Dengan menggunakan layer maka suatu garis dapat diatur warnanya, tipe garisnya, ketebalan garisnya serta apakah garis tersebut akan di print ataupun tidak. Penggunaan layer ini sendiri sangat penting dalam menggambar teknik karena masing-masing tipe garis memiliki arti dan fungsi yang berbeda. Oleh karena itu dalam gambar teknik, penggunaan layer menjadi vital.

 

Gambar 2.1. Layer Properties Manager

 

Berikut penjelasan singkat tentang item-item yang ada pada layer properties;

-          Name; berfungsi untuk mendefenisikan nama dari layer tersebut.

-          On; untuk menentukan apakah layer tersebut tampil atau tidak.

-          Freeze in all VP; untuk menentukan status layer apakah dibekukan (tidak bisa diedit) atau tidak.

-          Lock; untuk menentukan apakah layer itu akan dikunci atau tidak.

-          Color; untuk menentukan warna dari layer yang kita gunakan.

-          Linetype; menentukan tipe garis yang digunakan pada layer

Gambar 2.2. Menu Linetype

 

Gambar 2.3. Tipe-tipe garis yang tersedia

 

-          Line weight; menentukan tipe ketebalan garis pada layer

Gambar 2.4. Menu Line weight

 

-          Plot style; menentukan tipe plot yang digunakan.

-          Plot; apakah layer tersebut akan di print atau tidak.

 

 

3

APLIKASI GAMBAR SEDERHANA

 

 

Pada bagian ini akan diberikan latihan-latihan, soal-soal lengkap dengan langkah-langkah penyelesaiannya. Selain itu juga diberikan tugas-tugas untuk meningkatkan kemampuan penggunaan software AutoCAD.

 

Tujuan dari latihan-latihan yang diberikan adalah untuk menerapkan fitur-fitur pada AutoCAD yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Diharapkan dengan mempraktekkan latihan-latihan yang diberikan akan lebih memudahkan dalam pemahaman pemanfaatan fitur-fitur yang ada apda AutoCAD.

 

3.1.Sistem Unit pada AutoCAD

 

Untuk menggambar suatu objek pada software AutoCAD digunakan suatu sistem unit gambar sendiri. Berbeda dengan menggambar secara manual, unit gambar pada AutoCAD dapat dirobah-robah sesuai dengan skala gambar yang diinginkan pada saat dicetak.

 

Unit-unit ini dapat ditampilkan berupa grid, jarak antar grid dapat diatur pada grid display yang terletak pada mode seting. Berikut merupakan keterangan tentang fasilitas-fasilitas pada mode seting;

 

Gambar 3.1. Menu mode setting

 

o    Snap; memberikan fasilitas agar cursor hanya bergerak menuju koordinat snap yang telah ditentukan.

o    Grid; untuk mengatur jarak grid serta mengatur apakah akan ditampilkan atau tidak.

o    Ortho; mengatur agar cursor hanya bergerak pada sumbu koordinat saja (horizontal atau vertikal).

o    Polar; memberi fasilitas tracking (pelacak) agar garis yang dibuat tetap pada sudut yang telah ditentukan sebelumnya.

o    Osnap; memberikan fasilitas untuk setingan snap yang diinginkan. Berikut merupakan tampilan osnap object setings;

Gambar 3.2. Menu drafting setings

 

o    Otrack; untuk melacak garis penghubung dari osnap yang ada.

o    Lwt (line wight); untuk menampilkn line weight yang ada pada model.

o    Paper; setingan tampilan, apakah pada model atau pada paper.

 

Seperti pada software product Amerika lainnya, juga terdapat perbedaan notasi yang digunakan di Indonesia diantaranya;

  • Angka koma harus ditulis dengan angka titik. Contoh jika ingin membuat garis sepanjang dua koma lima unit, maka input ke autocad adalah 2.5
  • Angka koma digunakan sebagai pembatas pada koordinat. Contoh line 2,5 berarti bahawa garis akan menuju koordinat 2,5 (x,y = x:2 dan y:5)
  • Arah perputaran sudut pada autocad adalah sebagai berikut:

Untuk lebih jelasnya tentang sisitem unit ini, pembahasan lengkapnya akan dikupas pada bab-bab berikutnya

           

 

Gambar 3.3. Sistem Polar

 

 

3.2.Sistem Koordinat

 

Secara umum ada 3 (tiga) tipe sisitem koordinat pada autocad yang harus dipahami dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, yaitu sistem koordinat standar autocad, sistem kartesius dan sistem polar. Penjelasan dari masing-masing sistem ini adalah sebagai berikut;

 

a.      Sistem koordinat standar pada autocad

 

Secara umum setiap bagian dari model pada autocad ditentukan atas koordinat-koordinat, dimana titik sumbu / pusatnya adalah pada UCS (Unit Coordinate System).

 

                                         

UCS icon sebagai pusat koordinat (0,0).

 

Dengan bantuan koordinat ini maka kita dapat membuat objek gambar atas titik koordinat yang ada.

 

Line 

3,4

-2,1

 

 

 

 

Gambar 3.4. Koordinat Origin AutoCAD

 

Dengan membayangkan sumbu koordinat, dimana UCS sebagai pusat sumbunya (origin) maka gambar dapat diselesaikan. Contoh selanjutnya adalah dengan membuat gambar berikut:

 

Line

1,1

4,1

6,3

1,3

C

Gambar 3.5. Contoh Koordinat Origin

 

Dapat disimpulkan bahwa angka-angka yang diinputkan merupakan titik-titik koordinat (x,y). Agar lebih paham kerjakanlah tugas-tugas yang ada pada akhir bab ini.

b.      Sistem koordinat kartesius

 

Tidak jauh berbeda dengan sistem koordinat standar pada autocad, sistem koordinat ini Cuma berbeda secara titik pandangnya saja. Lebih jelasnya perhatikan contoh:

 

Line

3,4

@-5,-3

@5,0

 

 

Gambar 3.6. Koordinat Kartesius

 

Agar lebih paham, perhatikan contoh berikut ini;

Line

1,1

@ 3,0

@ 2,2

@ -5,0

                                                                                    @ 0,-2

 

Gambar 3.7. Contoh Koordinat Kartesius                    

 

 

Dari contoh diatas maka dapat kita simpulkan bahwa:

o    Sistem kartesius menggunakan sistem koordinat.

o    Sistem kartesius mengasumsikan bahwa titik akhir dari objek sebagai sumbu koordinat (0,0).

o    Sistem kartesius lebih mementingkan arah koordinat selanjutnya bukan kordinat titik secara keseluruhan.

o    Perintah @ 3,0 berarti buatlah garis menuju 3 unit arah x dan 0 unit arah y dari titik sekarang ini.

o    Penting untuk diingat adalah cara pembacaan koordinat yang benar = (x,y).

 

Agar lebih paham kerjakanlah tugas-tugas yang ada pada akhir bab ini

 

 

c.       Sistem koordinat polar

 

Agak berbeda dengan sistem sebelumnya, sistem koordinat polar lebih menekankan kepada jarak dan sudut garis. Untuk mengingatkan kembali, berikut merupakan gambar arah perputaran sudut pada AutoCAD.

 

Pada sistem ini, input yang dimasukkan adalah jarak garis dan sudut arahnya. Penggunaan simbol minus berarti kebalikan dari nilai awalnya.

 

 

 

Gambar 3.8. Perputaran sudut

 

 

Perhatikan contoh:

Line

1,1

@3<0

@2,83<45

@5<180

@2<270

Gambar 3.9. Contoh Koordinat Polar

 

Dari contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perintah @3<0 berarti bahwa buatlah garis dengan jarak 3 unit ke arah 0 derajat.

 

 

3.3.Contoh Soal dan Latihan

 

Pada segmen ini, akan diberikan contoh gambar objek beserta penyelesaiannya. Untuk menyelesaikan gambar objek digunakan sistem koordinat kartesius dan polar karna lebih mudah dan aplikatif.

 

a.       Contoh 1

Selesaikan soal ini dengan sistem koordinat kartesius

line

klik titik A pada model (sembarang tempat)

Buat garis ke titik B @2,0

Buat garis ke titik C @1,2

 

               Gambar 3.10. Contoh 1                               

Buat garis ke titik D;

@-3,0

Buat garis ke titik A;  @0,-2

Esc/enter/space bar

 

 

Selanjutnya, agar lebih paham, akan kita coba untuk menyelesaikan soal pada arah sebaliknya.

           

Dimulai dari titik A;

Line

Klik titik A pada model (sembarang tempat)

Dari titik A menuju ke titik D @0,2

Dari D menuju ke C @3,0

Dari C menuju ke B @-1,-2

Dari B ke A @-2,0

 

Latihan;

Gambar 3.11. Latihan 1.1

 

Gambar 3.12. Latihan 1.2

 

Gambar 3.13. Latihan 1.3

 

 

b.       Contoh 2

Kembali diingat tentang arah perputaran sudut pada autocad. Jika sudut yang diinputkan 90°, maka arah garis akan lurus ke atas. Jika sudut yang diinput -90° maka itu sama artinya dengan 270° atau lurus ke bawah (kebalikannya).

 

Untuk lebih paham maka selesaikanlah contoh soal dengan langkah-langkah berikut:

Segi lima sama sisi ini memiliki panjang sisi 2unit

 

Line

@2<0

@2<72

                                                                            @2<144

Gambar 3.14. Contoh 2                                                 @2<-144

@2<-72

 

 

 

Latihan;

Gambar 3.15. Latihan 2.1

 

Gambar 3.16. Latihan 2.2.

 

c.       Contoh 3

Dengan ortho mode, kita dapat membuat garis dengan cepat tanpa harus memasukkan koordinat atau sudutnya, cukup dengan memasukkan panjang garisnya. Jika ortho mode aktif (pencet F8) maka cursor hanya akan bergerak pada 4 sumbu koordinat saja, yaitu arah x (horizontal) dan arah y (vertikal).

 

Line

Ortho mode aktif (F8)

2 ke kanan

1 ke atas

1.5 ke kanan

1 ke bawah

2 ke kanan

4 ke atas

2 ke kiri

Gambar 3.17. Contoh 30.                                                  5 ke bawah

                                                                                                            1.5 ke kiri

0.5 ke atas

2 ke kiri

4 ke bawah

 

 

 

 

 

 

Latihan 3.1

 

Gambar 3.18 Latihan 3.1

 

4

KONSEP PERENCANAAN BANGUNAN

 

Pada bab ini akan dibahas tentang konsep perencanaan dari suatu bangunan rumah tinggal. Akan disajikan teori-teori dalam melakukan perencanaan bangunan, menyusun denah, tata letak, jalur sirkulasi serta konstruksi yang digunakan dalam membuat design sebuah rumah tinggal.

 

Selain itu juga akan ditampikan contoh gambar denah rumah tinggal berikut dengan pembahasan-pembahasan tentang tata letak, jalur sirkulasi dan penataan yang baik bagi pemilik bangunan.

4.1.Proses Perencanaan

 

Untuk membuat perancangan sebuah rumah tinggal maka ada beberapa langkah awal yang mesti dilakukan:

 

1.              Melakukan survei lapangan

Survei lapangan sangat penting dilakukan sebagai langkah awal dari proses perencanaan bangunan. Dalam melakukan survei lapangan maka harus didapatkan data ukuran tanah, kondisi lapangan, arah dan orientasi matahari, arah angin, tinggi air banjir serta data-data lain yang penting diketahui dalam melakukan perancangan. Semua data nantinya akan diolah dan diperhitungkan untuk menghasilkan sebuah desain rumah tinggal yang baik.

 

2.              Melakukan diskusi dengan pemilik bangunan

Diskusi awal dengan pemilik bangunan (owner) juga merupakan hal yang sangat penting dalam proses pengumpulan data. Dengan berdiskusi dengan owner maka dapat diketahui tentang tujuan dan fungsi bangunan. Selain itu juga akan didapatkan data-data tentang aliran arsitektur yang akan diterapkan, biaya yang akan dialokasikan untuk bangunan serta keinginan-keinginan khusus dari owner yang akan diterapkan pada hasil rancangan.

 

3.              Melakukan perancangan bangunan

Setelah melakukan survei, diskusi serta mengumpulkan semua data, maka langkah selanjutnya adalah membuat gambar perancangan. Dalam membuat gambar perancangan maka perlu diperhatikan adalah tata letak bangunan, jalur sirkulasi, pencahayaan, keamanan, material yang digunakan, iklim, kebisingan dan kerawanan terhadap gempa bumi. Dengan mempertimbangkan segala aspek tersebut maka lakukan perancangan terhadap bangunan sehingga, tujuan dan fungsi bangunan dapat terwujud dengan optimal pada hasil perancangan. Selanjutnya hasil perancangan ini akan divisualisasikan dalam bentuk sebuah gambar sketsa bangunan.

 

4.              Melakukan konsultasi lanjutan tentang desain

Gambar sketsa ini selanjutnya akan di konsultasikan lagi dengan owner. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan tentang hasil rancangan serta melakukan perbaikan-perbaikan apabila memang dibutuhkan. Proses ini dapat berlangsung dan terjadi berulang-ulang agar pemilik bangunan dapat merasa puas dengan hasil rancangan bangunan.

 

5.              Melakukan perencanaan

Proses perencanaan merupakan suatu proses lanjutan yang akan menghasilkan sebuah gambar yang lebih terukur, lengkap dengan detail. Pada proses ini akan diputuskan tentang material bangunan yang digunakan, konstruksi yang diterapkan serta perkiraan anggaran biaya yang akan dikeluarkan. Hasil perencanaan ini selanjutnya akan menjadi panduan bagi pemilik bangunan untuk melanjutkan ke proses pembangunan.

 

 

4.2.Faktor-Faktor Perencanaan Bangunan

 

Dalam melakukan sebuah perencanaan, ada beberapa faktor yang mesti diperhitungkan dan dipertimbangkan. Adapun beberapa faktor tersebut adalah:

1.             Pencahayaan

 

Cahaya merupakan faktor penting dalam perencanaan sebuah bangunan. Dengan pencahayaan yang cukup maka manusia dapat merasa nyaman dalam beraktifitas. Pencahayaan pada ruang dalam bangunan dapat diperoleh dari atas (lubang atap) dan / atau dari samping (lubang dinding). Pelubangan cahaya sangat bervariasi tergantung dari fungsi dan pemanfaatan dari bangunan yang ada. Berikut contoh gambar dari pelubangan untuk pencahayaan pada bagian dalam bangunan.

 

Umumnya intensitas cahaya matahari memberikan cahaya yang berlebih pada ruangan. Pemilihan dari material untuk penutup lubang sumber pencahayaan alami juga harus diperhitungkan agar tidak menimbulkan efek silau (glare) bagi penggunan bangunan. Oleh karena itu maka dibuatlah penghalang yang dapat berupa deck beton, atap tirisisan, maupun selasar di samping bangunan. Berikut contoh penghalang yang dapat digunakan untuk mereduksi efek silau akibat cahaya matahari.

Penggunaan selasar untuk mengantisipasi efek silau

 

 

Gambar pemasangan sirip beton

 

Selain sinar cahaya matahari, sumber pencahayaan pada suatu ruangan juga dapat disiasati dengan menggunakan sumber cahaya buatan. Secara umum ada empat macam lampu yaitu:

a.         Lampu pijar; merupakan lampu yang dikembangkan oleh Edison dengan memakai zat arang sebagai filamennya. Suhu lampu saat beroperasi cukup tinggi. Disamping harganya yang relatif tinggi, lampu ini juga memiliki efisiensi tinggi dalam mengubah energi listrik menjadi cahaya. Filamen yang digunakan pada lampu ini lambat laun akan menguap, berkurang ukurannya dan berkurang pula cahayanya.

 

b.         Lampu fluoresensi

Lampu tipe ini sering juga dikenal dengan nama lampu tabung TL (rubular lamp) atau lampu neon. Lampu ini biasanya digunakan untuk ruangan perkantoran, supermarket, rumah sakit, pabrik atau perumahan. Kelebihan dari lampu ini adalah hemat energi listrik dan tahan lebih lama dibandingkan lampu pijar. Warna yang dihasilkan oleh lampu ini juga berbagai macam sesuai dengan kebutuhan.

 

c.          Lampu halogen

Lampu halogen adalah lampu filamen yang berhasil dikembangkan. Lampu halogen memegang peranan penting dalam teknik pencahayaan interior dan display. Kelebihan lampu halogen adalah dapat didim (digelapkan/ diterangkan). Lampu halogen dapat digunakan sebagai lampu sorot (floodlight) untuk penerangan umum.

 

d.         Lampu tekanan tinggi (discharge lamp)

Lampu tipe ini merupakan lampu yang memiliki kualitas cahaya yang tinggi, masa hidup yang panjang dan sangat efisien. Jenis lampu ini juga terdiri atas dua macam yaitu lampu metal halide dan lampu sodium. Warna yang dihasilkan juga bervariasi.

 

Untuk menentukan sistem penerangan suatu ruangan perlu dipertimbangkan faktor penerangan yang terkait dengan ukuran (satuan) dasar teknik pencahayaan. Dalam teknik pencahayaan, ada empat macam ukuran dasar, yaitu:

a.       Arus/ aliran cahaya (Ï•); merupakan jumlah cahaya total yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya dalam satu detik. Satuan yang digunakan adalah lumen (lm)

b.       Kepadatan cahaya ( I = Ï•/W ); merupakan arus cahaya yang dipancarkan ke satu arah tertentu per satuan sudut ruangnya. Satuan yang digunakan adalah candela (cd).

c.        Tingkat kuat penerangan/ iluminasi (E = Ï•/A); merupakan arus cahaya yang jatuh pada permukaan sebuah bidang per meter persegi (m2). Satuan yang digunakan adalah Lux (lx) = lumen/m2.

d.       Luminasi (L = I/A) merupakan kepadatan cahaya per meter persegi (m2) dari satu bidang permukaan yang dapat terlihat oleh mata. Satuan yang digunakan adalah cd/m2.

 

Pada sistem penerangan ruangan terdapat standar kuat penerangan yang disarankan untuk mencapai kenyamanan visual bagi pemakainya. Adapun standar tersebut dijelaskan pada tabel berikut;

 

 

Tabel standar kuat penerangan pada ruangan

Bangunan

Ruangan

Besar kuat penerangan yang dianjurkan (Lux)

warna cahaya

putih sejuk

putih netral

putih hangat

Perumahan

Tangga

60

 

1

1

 

Serambi depan

60

 

1 atau 2

1

 

Ruang makan

120 - 250

 

1 atau 2

1

 

Ruang tamu

120 - 250

 

 

1

 

Ruang kerja

120 - 250

1

1

 

 

Kamar tidur anak

120

 

 

1

 

Kamar tidur utama

250

 

1 atau 2

1

 

Kamar mandi

250

 

 

1

 

Dapur

250

 

1

1

 

Gudang makanan

60

 

1 atau 2

1

 

Ruang samping

60

 

1 atau 2

1

 

Ruang cuci

250

 

1 atau 2

1

Biro kantor

Kantor dengan pekerjaan ringan

250

 

1 atau 2

1

 

Ruang rapat

250

 

1 atau 2

1

 

Bagian pembukuan

250

 

1 atau 2

1

 

Stenografi

250

 

1 atau 2

1

 

Komputer

500

 

1 atau 2

1

 

Bagian gambar

1000

 

1 atau 2

 

 

Ruang biro besar

1000

 

1 atau 2

 

Kerajinan dan pertukangan

Mengecat dinding dan pasang karpet

250

 

2

 

 

Pekerjaan glas mosaik

500

1 atau 2

1 atau 2

1 atau 2

 

Salon

750

 

 

 

 

Memotong kayu, mengasah, melem

250

 

 

 

 

Pengecatan

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Penkerjaan kayu dan mesin

500

 

2

2

Industri

Pekerjaan oven, menuang besi, dll

120

3 atau 4

3 atau 4

3 atau 4

 

Ruang mesin

250

 

3 atau 4

 

 

Pembuatan profil kayu (tangan/mesin)

250

3 atau 4

3 atau 4

3 atau 4

 

Pekerjaan mesin

250

 

 

2

 

Bagian kontrol (QC) dan pengukuran

1000

 

2

 

 

Kerajinan emas, arloji, dan grafik

2000

 

1

 

 

Pabrik rokok

500

 

2

 

Industri makanan

Pembungkusan

250

 

1 atau 2

 

 

Pekerjaan dapur

500

 

2

 

 

Dekorasi penyortiran

750

 

1

 

 

Kontrol warna

1000

 

1

 

Sekolahan

Ruang kelas, aula dan ruang musik

250

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Lab fisika, kimia

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Pekerjaan tangan

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Perpustakaan

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Sekolah (SLB)

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

PPPK

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Ruang seminar besar

500

 

1 atau 2

1 atau 2

Ruang samping

Ganti pakaian, toilet kamar mandi, tangga, koridor, hall dengan pengunjung sedikit

60

 

2

 

 

Hall dengan pengunjung banyak

120

 

2

 

Ruang penjualan, dan pameran

Pameran, museum, pameran lukisan

250

 

1

1

 

Fair hall

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Gudang

120

 

3

3

 

Ruang penjualan

250

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Supermarket

750

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Shopping centre

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Etalase toko

1000

kombinasi

 

 

Hotel dan tempat ibadah

Kamar hotel, restoran

120

 

 

1

 

Hall, self-service restaurant

250

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Dapur hotel

500

 

1 atau 2

1 atau 2

 

Tempat ibadah

30 - 120

 

1 atau 2

1 atau 2

 

 

2.             Tata letak ruang dan jalur sirkulasi

 

Tata letak ruang sangat penting dalam perencanaan bangunan. Sebuah bangunan mesti disusun atas komposisi ruangan yang pas dan sesuai dengan fungsi dan tujuan bangunan. Selain sesuai dengan tujuan serta fungsi bangunan, tata letak ruang juga mesti memperimbangkan aspek keamanan dari bahaya kebakaran, gempa bumi dan lain sebagainya.

 

Menurut fungsinya maka suatu ruangan dapat diklasifikasikan atas;

a.       Ruang publik; merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat untuk berinteraksi antara sesama pengguna bangunan. Ruang publik ini harus didesain sebagai pusat bangunan. Ruang publik juga mesti mudah diakses dari berbagai arah. Ruang publik ini dapat berupa lobby, ruang tunggu, ruang pameran, hall, ruang tamu, ruang keluarga.

 

b.       Ruang privat; merupakan ruangan yang berfungsi untuk menjaga kenyamanan dan pivacy dari penggunanya. Ruang privat mesti bisa memberikan perasaan tenang, nyaman dan aman. Ruang privat biasanya diwujudkan menjadi kamar tidur, ruang kerja, ruang rapat. Akses menuju ruang privat terbatas untuk orang-orang tertentu karena unsur terpenting dari ruang privat adalah kerahasiaan dan kenyamanan.

 

c.        Ruang service; merupakan ruangan yang berfungsi untuk menyediakan service bagi pengguna bangunan. Ruang servis dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat melayani penggunanya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Ruang servis ini diwujudkan menjadi ruang makan, ruang dapur, kamar mandi dan wc.  Akses menuju ruang servis juga diupayakan agar mudah dicapai. Biasanya ruang servis akan selalu mendampingi atau berada di sekitar ruang publik. Namun demikian ruang service juga dapat berfungsi untuk melengkapi keberadaan ruang privat.

 

Hubungan antar ruang merupakan faktor penting yang mesti dipertimbangkan dalam merancang sebuah tata letak ruang dalam suatu bangunan gedung. Ruang publik mesti mudah untuk diakses dan dijangkau dari berbagai arah. Sedangkan ruang privat mesti mampu memberikan privacy, ketenangan, keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Selanjutnya ruang service merupakan ruang pelengkap sebagai pendamping dari dua tipe ruang diatas. Ketiga tipe ruang ini mesti ditata dengan baik agar fungsi masing-masingnya menjadi optimal. Ketiga ruangan ini juga mesti disusun dan dihubungkan dengan suatu jalur sirkulasi yang baik sehingga pengguna dapat dengan mudah menuju ke salah satu ruang tanpa harus menggangu fungsi ruang maupun pengguna lainnya.

 

Sirkulasi ruangan yang dimaksud dapat berupa sirkulasi udara, cahaya maupun sirkulasi orang-orang yang menggunakan bangunan tersebut. Sebuah jalur sirkulasi yang baik mesti mampu menghubungkan antar ruang tanpa mengganggu fungsi dari ruang tersebut. Jalur sirkulasi ini juga menyangkut kepada faktor keamanan bagi pengguna gedung. Jalur sirkulasi mesti memiliki luas yang cukup untuk pengguna untuk masuk maupun keluar dalam keadaan-keadaan darurat seperti gempa bumi maupun kebakaran. Setiap jalur sirkulasi juga mesti dilengkapi dengan pintu/ jalur darurat yang dapat digunakan pada saat-saat keadaan darurat. Berikut gambar jalur sirkulasi yang ideal bagi keamanan.

 

Jika ada satu pintu darurat maka jarak yang harus ditempuh dalam ruang tidak boleh melebihi 20m. Jika ada dua pintu darurat maka jarak yang harus ditempuh < 35m. Lebar pintu minimal >1.2m untuk gedung umum dan >0.9m untuk rumah tinggal

 

Jika hanya koridor dengan satu tangga darurat, maka jarak yang harus ditempuh tidak boleh >35m, pada dua tangga darurat 50m dan lebar pintu minimal 1.2m

 

             

Untuk bangsal yang mampu menampung lebih dari 100 orang dibutuhkan dua pintu(dan tangga) darurat selebar minimal 1.2m. Untuk tangga sebaiknya lurus dengan kenaikan <18cm dan maksimal 15 anak tangga. Lebar tangga pada gedung umum >1.2m dan pada rumah tinggal >0.9m. Jika tangga melingkar lebarnya harus >1.5m dan langkah datar terkecil >15cm

 

Sistim sirkulasi udara pada bangunan juga memiliki peranan penting dalam faktor keamanan gedung. Pada bangunan kantor dan pabrik mesti memiliki exhauster (sistem ventilasi yang menghisap asap dan udara panas dari alam ruang yang mengalami kebakaran dan membuangnya keluar). Bisa juga digunakan penutup atap (hatch) sebagai pengganti exhauster.

Ruang pabrik tanpa exhauster (kiri atas) karena penuh oleh asap dapat mengganggu pemadaman api dan membahayakan penggunanya, sedangkan pada ruang kanan atas penyebaranluasan asap dapat dicegah.

 

 

3.             Iklim

 

Iklim adalah keadaan hawa dan cuaca (hujan, dsb) pada suatu daerah. Iklim itu sendiri dapat dibedakan atas iklim makro (terkait dengan peristiwa metorologis di atmosfer dan permukaan bumi dalam lingkup luas seperti benua dan samudra) dan iklim mikro (iklim pada lapisan udara dekat permukaan bumi dalam lingkup terbatas, seperti ruang-ruang di dalam bangunan dan ruang luar disekitar bangunan tidak lebih dari beberapa ratus meter).

 

Unsur-unsur alam yang menentukan iklim itu sendiri terdiri atas tiga faktor, yaitu: radiasi matahari, angin dan kelembapan dalam bentuk uap air, hujan, dan salju. Pengaruh dari masing-masing unsur terhadap bangunan tergantung pada letak geografis, topografi, ketingian, keadaan permukaan bumi, dan penghijauan di sekelilingnya.

Iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Keadaan hawa dan cuaca yang dingin bisa mengakibatkan manusia merasa kedinginan, bahkan sakit. Sebaliknya, iklim yang panas juga dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan termal dalam tubuh manusia. Supaya dapat hidup dengan baik dan nyaman, suhu tubuh manusia harus dipertahankan sekitar 37o Celcius. Perubahan suhu tubuh naik 5o Celcius atau turun 2o Celcius dari nilai tersebut dapat menyebabkan kematian.

 

Berdasarkan pembahasan diatas maka hal yang sangat penting dalam melakukan suatu perencanaan suatu bangunan adalah dengan menciptakan pengikliman dalam gedung yang seimbang. Keseimbangan yang dimaksud adalah kesimbangan termal dalam gedung. Untuk menggambarkan keseimbangan termal biasanya digunakan tiga macam penghitungan keseimbangan, yaitu energi, massa dan tekanan. Fenomena perpindahan yang bisa terjadi meliputi difusi (atau konduksi termal), konveksi, radiasi, dan massa.

 

Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan iklim adalah dengan menciptakan terjadinya pergerakan udara di dalam ruang. Dua hal utama yang menyebabkan terjadinya pergerakan udara di dalam ruang, yaitu; a). Aliran udara dari luar bangunan (baik infiltrasi maupun ventilasi udara segar) dan b). Aliran udara antar-ruang di dalam bangunan. Hal lain yang mempengaruhi pergerakan udara di dalam ruang adalah fenomena stack effect (akibat perbedaan kerapatan atau kepadatan udara). Udara yang lebih panas mempunyai kepadatan yang lebih rendah akan bergerak naik ke atas, sehingga udara yang dingin akan mengisi tempat yang ditinggalkan.

Cara lain untuk menjaga keseimbangan iklim dalam ruangan adalah dengan menggunakan material penyekat yang dapat mereduksi perubahan suhu dari luar bangunan. Material seperti batu bata, beton dan kayu cukup efektif sebagai isolator bagi ruangan. Kemampuan bahan untuk menyimpan panas berbanding lurus dengan kepadatan bahan, faktor panas spesifik dan volumenya. Fenomena masuknya panas ke dalam ruang melalui dinding dan atap sering tidak disadari. Hal ini akan menaikkan suhu udara di dalam ruang dan mempengaruhi tingkat kenyamanan penghuni.

 

Keseimbangan iklim dalam ruangan juga dapat dilakukan dengan melakukan penyegaran udara. Penyegaran udara itu sendiri terdiri atas dua aspek, yaitu: aspek pendinginan (mendinginkan udara agar mencapai kondisi suhu tertentu) dan aspek pengudaraan (mengatur aliran udara dan kebersihannya/ menggunakan ventilasi). Penyegaran udara dapat dibedakan atas:

a.         Penyegaran udara pasif; mengandalkan hasil desain bangunan yang menyediakan fasilitas penyegaran udara di dalam ruang tanpa tindakan operasional manusia maupun peralatan (contoh: pengaturan tata letak jendela dan ventilasi, penggunaan material sekat/ dinding yang baik mereduksi panas).

b.         Penyegaran udara aktif; mengandalkan adanya tindakan operasional manusia atau peralatan untuk mendapatkan kenyamanan penghawaan bagi penghuni (contoh: penggunaan cerobong angin, mesin pendingin ruangan).

 

4.            Kebisingan

 

Bunyi adalah sensasi akibat getaran suatu benda yang menimbulkan gesekan dengan zat disekitarnya yang diterima oleh telinga. Adapun ilmu yang mempelajari tentang bunyi, getaran mekanis dengan amplitudo kecil adalah akustik.

 

Indra pendengaran pada manusia adalah telinga, secara umum fisiologi pendengaran adalah sebagai berikut:

Ø  Daun telinga sebagai corong berfungsi untuk mengumpulkan getaran bunyi

Ø  Getaran masuk ke lubang telinga, mengakibatkan getaran pada gendang telinga.

Ø  Getaran ini juga akan menggetarkan tulang-tulang pendengaran.

Ø  Selanjutnya tingkap jorong dan rumah siput (koklea) ikut bergetar, demikian pula dengan cairan limfa di dalam ruah siput.

Ø  Getaran pada cairan limfa akan merangsang ujung-ujung syaraf untuk menyampaikan rangsang bunyi tersebut ke otak.

 

Oleh sebab itu maka getaran yang terlalu keras dapat menyobek gendang telinga yang mengakibatkan pendengaran terganggu.

 

 

Gambar tingkat kepekaan telinga terhadap rangsangan

 

Batasan rasa sakit pada telinga manusiasia terletak pada 130 dB. Pada tingkat kebisingan 180 dB, manusia bisa meninggal dunia akibat kejutan. Meskipun hampir semua penyakit panca indra dapat diobati/ dioperasi (kecuali pekak labang dan tuli), kebisingan dapat juga mengganggu kemampuan belajar, terutama di bidang bahasa.

 

Secara umum ada dua macam sifat bunyi, yaitu;

a.         Bunyi yang diinginkan, seperti pada pembicaraan atau mendengarkan musik. Kondisi ini menuntut sistem akustik yang baik menyangkut sumber bunyi, media perambatan dan penerima.

b.         Bunyi yang tidak diinginkan seperti bising lalu lintas atau bising akibat keramaian lingkungan sekitar. Kondisi ini membutuhkan langkah pengendalian intensitas bising pada sumbernya atau memindahkan sumber bising sejauh mungkin dari penerima. Selain itu, dapat juga dibuat penghalang pada media perambatan serta perlindungan bising pada penerima.

 

Agar lebih mudah dipahami mengenai efek transmisi bising di udara, perhatikan gambar berikut;

Gambar efek transmisi bising terhadap bangunan

 

Dalam proses perambatannya, bunyi dapat diklasifikasikan atas;

a.       Bunyi udara; merupakan bunyi yang perambatannya melalui media udara. Bunyi udara yang dikehendaki contohnya adalah nyanyian, suara alat musik, percakapan dan pidato. Bunyi udara yang tidak dikehendaki contohnya pada bunyi pesawat terbang, bising lalu lintas kendaraan dan bising lainnya. Untuk mengantisipasi bunyi udara ini dapat dilakukan dengan memakai material penyekat yang dapat meredam bunyi dengan baik. Ruangan mesti dibungkus dengan baik agar bunyi suara yang tidak diinginkan tidak daat masuk dan mengakibatkan kebisingan. Berikut gambar contoh antisipasi kebisingan bunyi udara;

Pemakaian pagar penahan bising berupa pagar, gundukan tanah atau pagar tanaman dengan kerapatan daun tertentu.

Penataan tata letak pemukiman pada daerah sunyi, dengan kantong parkir yang dipusatkan diluar, jalur pejalan kaki menuju ke gedung-gedung dan bundaran di ujung jalan sebagai desain site plan untuk antisipasi kebisingan.

 

 

b.       Bunyi struktur; merupakan bunyi yang perambatannya melalui media struktur bangunan sebagai akibat dari benturan dari benda lain. Contohnya dinding yang dipalu, getaran mesin pada lantai, getaran pada keran air dan instalasi lainnya. Untuk mengantisipasi kebisingan ini dapat dilakukan dengan menggunakan melenturkan struktur-struktur yang menimbulkan bunyi. Pada lantai dapat digunakan papan serat kayu untuk meredam bunyi dan pada instalasi dapat menggunakan selimut peredam suara serta penggantung dan pengikat pipa dengan karet. Berikut gambar contoh antisipasi kebisingan bunyi struktur;

Konstruksi lantai berlapis majemuk pada pelat lantai sebagai tindakan penanggulangan bunyi stuktur pada struktur lantai

                                                                                                                     

 

 

5.             Gempa Bumi

 

Bumi terdiri dari lapisan-lapisan kerak bumi yang terbagi atas beberapa lempeng-lempeng yang terus bergerak setiap waktu. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut akan mengakibatkan getaran yang merambat pada permukaan bumi. Getaran terbesar akan sangat terasa pada daerah pusat gempa, yaitu pada daerah-daerah dimana terjadi pertemuan antar lempeng. Getaran ini dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada bangunan karena efek getarannya bersifat dinamis dan dapat mengakibatkan struktur bangunan bergerak ke segala arah.

 

Skala kekuatan gempa bumi ditentukan berdasarkan gerakan seismik maksimal dengan skala richter. Sedangkan intensitas merupakan ukuran pengaruh gempa bumi atas manusia, gedung dan lanskap yang disebut dengan MMI (Modified Mercalli intensity Scale). Getaran pada tanah itu sendiri dapat digolongkan atas:

a.       Getaran tanah yang merupakan guncangan tunggal yang terjadi pada keadaan tanah yang keras, dimana kedalamannya agak kecil (beberapa sentimeter saja).

b.       Getaran tanah sedang dengan lama 20-30 detik dan arah tidak teratur. Getaran tanah berfrekuensi tidak merata diantara 0.05-6 detik dengan amplitudo lumayan besar. Getaran ini merupakan jenis yang paling umum (sampai ± 20 cm).

c.        Getaran tanah lambat dengan lama sampai 5 menit, dan arah agak seragam, terjadi pada tanah agak lunak dengan amplitudo agak besar (sampai ± 30 cm).

 

Pada umumnya suatu bangunan didesain untuk mampu menahan gaya vertikal saja, sebagai akibat berat sendiri bangunan dan beban-beban lain di atasnya. Sementara itu pada saat gempa bumi, terjadi percepatan horizontal yang dapat membahayakan kestabilan bangunan. Struktur bangunan beton bertulang yang bersifat stabil dan kaku, sangat rentan dengan pergerakan arah horizontal ini. Sebaliknya, konstruksi kayu dengan sambungan dan alat sambungannya yang bersifat lunak dan flexibel dapat meredam getaran gempa bumi pada konstruksi dan sambungannya.

 

Bangunan tahan gempa (ramah gempa) bukanlah suatu bangunan yang sangat kuat dan tidak akan rusak oleh gempa, namun suatu bangunan yang dapat bertahan saat dilanda dengan gempa yang sangat kuat (diatas 8 skala richter) sehingga pengguna gedung dapat menyelamatkan diri sebelum bangunan benar-benar runtuh. Adapun prinsip-prinsip dasar dalam perencanaan bangunan yang ramah gempa adalah sebagai berikut;

a.       Perencanaan gedung harus sederhana dan kompak. Struktur yang menerima beban dengan bagian bangunan yang tidak menerima beban harus dianggap sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi.

b.       Gedung harus ringan, menggunakan material-material yang ringan karena semakin berat suatu bangunan maka akan semakin besar gaya horizontal yang bekerja pada struktur gedung akibat gempa. Konstruksi atap yang berat dapat membahayakan struktur di bawahnya.

c.        Struktur harus direncanakan sesederhana mungkin sehingga jalur gaya vertikal maupun horizontal dapat dimengerti dengan mudah. Semakin sederhana suatu struktur maka akan semakin tahan terhadap gempa bumi kuat yang terjadi.

d.       Denah sebaiknya direncanakan agak simetris, berbentuk segi empat sama sisi atau lingkaran.

e.        Struktur vertikal (kolom, shear wall) harus ditempatkan pada pusat berat gedung sehingga dapat menerima beban vertikal paling besar. Semakin besar beban vertikal yang diterima oleh struktur vertikal akan mengakibatkan struktur menjadi kaku, tidak mudah bergeser akibat beban horizontal dan tidak mudah berpuntir.

f.        Tempat pencapaian vertikal (tangga, lift, shaft atau tambang pemipaan) sebaiknya diletakkan terpusat pada inti gedung.

g.        Potongan vertikal pada gedung sebaiknya berbentuk segi empat, ketinggian struktur antar tingkat yang berbeda-beda akan mengakibatkan konsentrasi tegangan yang membahayakan kestabilan.

h.       Tinggi bangunan sebaiknya tidak melebihi empat kali lebar gedung.

i.         Gedung bertingkat dengan lantai dasar terbuka (toko, kantor, tempat parkir, dan sebagainya) dianggap sebagai lantai lunak karena kotak yang berbentuk oleh tingkat di atasnya akan jatuh pada waktu gempa bumi terjadi. Sebaiknya lantai dasar tidak terdiri atas kolom atau pelat dinding sejajar saja.

j.         Struktur gedung sebaiknya dipilih monolit (seluruh struktur konstruksi bangunan menggunakan bahan yang sama dengan kekuatan yang sama) karena bahan yang berbeda akan memberikan dampak akibat gempa yang berbeda pula.

k.       Pelat dan balok sebaiknya dibuat lebih tebal untuk menghindari terjadinya getaran vertikal. Balok tidak boleh lebih lebar daripada tiang tumpuan agar tidak terjadi tegangan tambahan.

l.         Penggunaan bracing pada struktur bangunan dapat meningkatkan kestabilan gedung.

m.     Pondasi bangunan mesti di desain dengan sekuat dan sesederhana mungkin sehingga tidak akan patah pada saat bumi. Sebaiknya dipilih tipe pondasi plat lahur beton bertulang. Pondasi setempat sebaiknya dihindarkan.

n.       Reaksi suatu bangunan pada saat gempa bumi tergantung pada cara pembangunan, bukan pada cara perencanaan. Maka, pengawasan pada saat pelaksanaan sangatlah penting untuk menjaga kualitas bangunan. Selain itu pemeliharaan dan perawatan bangunan dapat mempengaruhi kestabilan gedung saat gempa bumi.

o.       Perubahan pada suatu gedung akibat pembangunan tambahan dan perubahan harus dilakukan secara cermat karena dapat mengubah kestabilan gedung terhadap gempa bumi.

 

 

 

 

4.3.Konstruksi Bangunan

 

Konstruksi bangunan menjadi faktor penting dalam suatu bangunan. Suatu bangunan yang baik mesti ditopang dengan kualitas material dan konstruksi yang kokoh. Untuk itu maka pengetahuan tentang konstruksi juga mesti memadai agar kualitas bangunan yang sesuai standar dapat tercapai.

 

1.       Pondasi

Pondasi merupakan struktur yang berfungsi untuk menahan berat bangunan di atasnya serta menyalurkan beban tersebut ke taah penahan disamping dan di bawahnya. Berdasarkan kedalamannya pondasi dibedakan atas pondasi dalam dan pondasi dangkal. Berikut contoh gambar pondasi:

Gambar detail pondasi batu kali (pondasi dangkal)

 

Pondasi batu bata (pondasi dangkal)

 

Perspektif pondasi batu kali (pondasi dangkal)

Pondasi sumuran (pondasi dalam)

2.       Portal (Balok dan Kolom)

Balok merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menahan beban diatasnya (beban kuda-kuda atau beban pelat lantai), dimana selanjutnya beban ini akan disalurkan ke kolom. Kolom atau tiang merupakan penopang struktur atas bangunan (atap) berfungsi untuk menahan beban dan menyalurkannya ke pondasi di bawahnya. Portal mesti didesain dengan mempertimbangkan berat sendiri (beban mati), beban hidup serta beban gempa yang bekerja. Untuk rumah sederhana satu lantai sistem penulangan struktur tidak terlalu rumit, namun  untuk bangunan dua lantai akan lebih kompleks, seperti pada gambar berikut ini:

Gambar. Portal kolom beton bertulang

Gambar detail penampang kolom

 

Pada struktur bangunan dua lantai terutama balok, diterapkan sistem penulangan lapangan dan sistem penulangan tumpuan seperti pada gambar diatas. Penulangan tumpuan digunakan untuk menahan momen negatif pada tumpuan dan penulangan lapangan untuk mengimbangi momen positif pada lapangan (tengah bentang) dari balok. Sedangkan sengkang berguna untuk menahan gaya geser yang bekerja pada balok. Untuk pola simbol dan penggambaran portal dapat dilihat pada SNI beton bertulang.

3.       Pelat lantai

Pelat lantai umumnya menggunakan material beton bertulang, karena lebih kuat, tahan air dan relatif lebih ekonomis apabila dibandingkan dengan baja, selain itu juga tidak bising dan tidak panas.

Gambar penggambaran penulangan pelat lantai

 

Untuk menggambar penulangan pada pelat, digunakan aturan dan acuan pada SNI Beton Bertulang. Pada daerah lapangan (1/4 bentang dari ujung pelat) penulangan terdiri atas dua lapis, sedangkan untuk lapangan (pada bagian tengah bentang) penulangan pelat menjadi satu lapis. Hal ini mengakibatkan hasil penulangan pelat akan membentuk kolam. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini;

Gambar perspektif penulangan pelat

Gambar perspektif penulangan sistem koam pada pelat

4.       Kuda-kuda

Kuda-kuda merupakan kostruksi yang berfungsi untuk menahan beban atap. Beban ini selanjutnya akan disalurkan ke pada portal (balok dan kolom). Material kuda-kuda dapat berupa kayu, baja, atau material campuran lainnya seperti baja ringan (zyncalum).

 

Untuk kuda-kuda kayu (atap seng) digunakan balok kayu dengan ukuran 8/12 pada konstruks kuda-kuda dan kayu 6/12 pada gording. Untuk kuda-kuda dengan atap genteng maka ditambahkan kayu kasau (5/7) dan kayu reng (3/4) dengan jarak sesuai pada gambar. Untuk lebih jelasnya perbedaan dari kuda-kuda tersebut perhatikan gambar berikut;

Gambar kuda-kuda dengan atap seng

 

Selain itu juga digunakan angker baja sebagai pengikat dengan balok, papan router (3/20), papan listplank (3/20) dan balok apit (6/12).

Gambar detail kuda-kuda dengan atap genteng

  

5

MERENCANAKAN RUMAH TINGGAL

 

Bab ini akan memberikan contoh kasus dari proses perencanaan rumah tinggal sederhana satu lantai. Semua proses perencanaan akan mengacu pada pembahasan pada bab 4.

 

Bapak iman memiliki sebidang tanah dengan ukuran 10 x 17 m². Berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara dengan bapak iman maka didapatkan data-data sebagai berikut:

Sketsa kondisi tanah;

daftar kebutuhan ruang:

Ø  1 kamar tidur utama

(plus kamar mandi)

Ø  1 ruang tamu

Ø  1 ruang makan

Ø  Dapur

Ø  1 kamar mandi

 

Adapun keinginan bapak imam adalah sebuah rumah kecil dengan pekarangan yang luas, dengan aliran arsitektur mediteran/ tropis.

 

Proses awal dalam perencanaan adalah dengan menyusun tata letak ruang dan jalur sirkulasi.

Berdasarkan pola jalur sirkulasi terlihat pola hubungan antar ruang serta jalur sirkulasi bagi pengguna rumah. Terlihat jelas hubungan antara ruang public (ruang tamu, r.keluarga), ruang privat (kamar tidur) serta ruang servis (dapur & k.mandi).

 

Bapak iman cukup puas dengan konsep tata ruang sehingga bisa lanjut ke proses selajutnya.

5.1.Denah

 

Untuk membuat denah, langkah awal adalah dengan mengatur layer berdasarkan tipe garis serta ketebalan garis.

 

Selanjutnya dengan membuat gambar denah sesuai dengan layer yang telah disiapkan. Untuk membuat garis as bangunan, digunakan layer as, demikain juga dengan garis-garis yang lain.

 

Adapun tahap-tahap membuat denah adalah dengan membuat garis as, kolom, kozen, dinding dan garis-garis keterangan lainnya. Menu draw yang digunakan dapat berupa line, rectangle, multiple line arc dan text.

 

Gambar denah rumah

5.2.Potongan

Potongan A-A

 

Potongan B-B

 

5.3.Tampak

Tampak Depan

 

Tampak Samping Kanan

 

5.4.Detail Pondasi

Gambar rencana pondasi

 

Gambar detail pondasi

5.5.Detail Kuda-kuda

Gambar perletakan kuda-kuda

Gambar detail kuda-kuda

5.6.Detail Kozen

Gambar detail kozen pintu dan jendela

 

Gambar detail kozen jendela

 

            

 

Gambar detail pintu lengkung                          gambar detail pintu persegi

 

 

6

FORMAT DAN PLOT

 

Pada bagian ini akan dibahas tentang cara memformat setingan pada software AutoCAD. Menu-menu yang tersedia dalam tabs format diantaranya format layer, text style, dimension style, point style dan lainnya. Namun demikian tidak semua menu pada tab format akan kita bahas, tetapi hanya menu-menu yang sering dimanfaatkan dan dibutuhkan untuk membuat gambar teknik.

 

Pada bab ini, hanya menu format text, dimension dan point. Hal ini karena menu diatas sangat sering digunakan dalam membuat gambar teknik. Selain menu format, dibahas juga tentang cara mencetak (plot) gambar.

 

 

6.1.Format Text Style

 

Gambar menu format text

 

Menu ini memberikan kemudahan dalam mengatur text yang digunakan. Pada menu format text style dapat diatur tipe tulisan (font name), ketinggian text (height), lebar text (width factor) serta effek tambahan dari text. Style dari gambar dapat ditambahkan dan digunakan sesuai dengan kebutuhan

 

 

 

 

6.2.Format Dimension Style

 

Dimension adalah sebuah fasilitas pada AutoCAD untuk secara otomatis mengukur suatu objek (baik pandang, sudut, jari-jari dan lainnya) serta menuliskannya pada gambar. Pada menu format dimension ini kita dapat melakukan konfigurasi dari dimension yang kita gunakan dalam gambar. Tahap awal akan muncul menu berikut:

Gambar menu dimension style manager

 

Pada menu ini kita dapat melakukan modifikasi pada styles dimension yang ada (modify), membuat style baru (new), membandingkannya (compare) serta menetapkannya sebagai acuan (set current).

 

Untuk langkah awal kita coba untuk membuat baru sebuah dimension style (klik new).

 

Ubah nama pada style baru sesuai dengan keinginan, selanjutnya continue.

 

 

Gambar create dimension style

 

Gambar menu pengaturan dimension style

 

Pada menu ini kita dapat melakukan pengaturan garis, simbol dan panah yang digunakan, text serta unit yang digunakan. Pada setingan standar maka scale faktor yang tercantum adalah 1. Untuk membuat ukuran dari detail gambar dengan skala 1:25 (diperbesar 4 kali dari gambar asli) kita cukup mengganti scale factor menjadi 0.25.

 

Apabila kita ingin melakukan perubahan ukuran pada dimension style  secara keseluruhan (diperbesar atau diperkecil) secara seragam maka dapat dilakukan dengan mengganti overall scale pada tab fit.

 

Gambar menu modify overall scale

 

Pada bagian kanan atas terlihat preview dari setingan dimension yang kita modifikasi untuk memudahkan dalam melakukan modifikasi. Untuk menu dan fasilitas lainnya silahkan dicoba dan dipraktekkan sesuai dengan kebutuhan dalam membuat gambar teknik.

 

Dengan melakukan dimension style maka gambar dapat dengan mudah diperbesar dan diperkecil dengan menggunakan perintah scale. Selanjutnya diukur/ dimension dengan format yang telah disiapkan. Berikut contoh berbagai macam dimension style yang dipersiapkan dalam menggambar teknik.

Gambar menu dimension style yang telah disiapkan

 

 

 

6.3.Format Point Style

 

AutoCAD dapat melakukan divide (membagi) garis atau benda, dimana hasil pembagiannya ditandai dengan point. Format point style digunakan untuk mengatur hasil pembagian garis dari fasilitas divide pada AutoCAD.

 

 

 

Gambar menu format point style

6.4.Plot

 

Plot atau print merupakan fasilitas pada AutoCAD untuk mencetak gambar. Adapun cara untuk mencetak gambar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan model space dan layout space.

 

Skala gambar merupakan representasi dari perbandingan ukuran benda pada gambar dengan ukuran benda sebenarnya yang dikonversikan dalam suatu perbandingan. Misalnya skala 1:100 berarti 1 cm di gambar sama dengan 100cm (1m) dalam ukuran sebenarnya. Dalam menggunakan autocad juga ada skala yang dideklarasikan yaitu perbandingan dari ukuran benda yang di inputkan dengan ukuran benda hasil cetakan pada kertas gambar. Skala dalam menggambar akan mempengaruhi skala yang digunakan pada jendela plot (cetak).

 

Secara standar 1 unit pada autocad adalah sama dengan 1 milimeter. Jika 1 unit yang digambarkan dalam autocad ingin dicetak menjadi 1 cm (10 mm) maka skala yang dipakai adalah 10:1 (10mm = 1 unit autocad). Jika 100 unit pada autocad ingin dicetak menjadi 1 cm (10 mm), maka skala yang digunakan adalah 1:10 (10mm = 100 unit). Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut;

 

Ukuran cetak

Ukuran input (unit)

Skala

1 cm

1

10 : 1

1 cm

100

1 : 10

1 mm

1

1 : 1

 

 

1.       Mencetak dari model space

 

 

Gambar mencetak gambar dari model space

Untuk mencetak pada model space maka setingan ukuran kertas serta legenda gambar dibuat secara manual. Selanjutnya gambar disusun di dalam kotak ukuran gambar. Untuk gambar detail maka gambar ukuran asli diperbesar dan diukur dengan dimension yang sesuai dan telah di modifikasi. Berikut contoh penempatan gambar dalam frame ukuran kertas dan legenda;

Gambar pengaturan objek untuk mencetak dari model space

Setelah gambar diatur dan disusun dalam bingkai-bingkai kertas yang telah disiapkan, maka aktifkan menu plot (klik file, plot).

Gambar menu plot

 

Dari tampilan plot yang muncul, maka langkah-langkah selanjutnya adalah mendefenisikan (memilih) printer yang akan digunakan pada Printer/plotter name. Selanjutnya adalah dengan memilih ukuran kertas (paper size) dan gambar yang akan di print (plot area). Karena ukuran kertas telah digambar maka pilihan plot area yang digunakan adalah window (jendela).

 

Langkah selanjutnya adalah dengan mengklik ukuran jendela yang telah dipersiapkan sesuai dengan ukuran kertas. Penting diingat adalah deklarasi skala yang digunakan sesuai dengan input ukuran yang kita gunakan. Jika ingin setingan tersimpan maka ”apply to layout” agar setingan disimpan dalam file gambar.

 

2.       Mencetak dari layout space

 

Autocad menyediakan fasilitas cetak standar yang bernama layout. Pada bagian bawah jendela gambar tersedia tab model, layout1 dan layout2. Jika kita klik salah satu tab layout maka akan tampil visualisasi kertas gambar yang akan dicetak.

Gambar visualisasi layout

 

Gambar menu page setup manager

Untuk memudahkan proses penyusunan gambar maka dibutuhkan menu viewports. Agar menu ini dapat muncul adalah dengan klik kanan bidang menu layer yang digunakan dan centang menu yang ingin digunakan.

Gambar menu viewports

 

Kertas gambar yang tadinya kosong sekarang akan diisi dengan kotak viewport, tentukan langsung skala dari gambar pada menu viewport. Selain bentuk viewport kotak, persegi tak beraturan, viewport juga dapat berbentuk lingkaran dan segi tiga. Caranya adalah dengan membuat objeknya terlebih dahulu dan selanjutnya klik tombol convert object to viewport.

Gambar layout yang telah diisi viewport dan gambar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

7

MENGGAMBAR RUMAH BERTINGKAT

 

Pada bagian ini akan dibahas tentang teknik mengambar dengan AutoCAD tingkat lanjut dengan objek gambar rumah bertingkat. Selain trik-trik menggambar cepat, detail konstruksi dan teknik mendisain juga dipaparkan secara gamblang pada bab ini. Dengan studi kasus berupa desain rumah bertingkat akan menambah keragaman teknik menggambar teknik dengan AutoCAD.

 

7.1.Perencanaan dan Perancangan

 

Sebuah keluarga memiliki sebidang tanah dengan ukuran ±280 m2. Pada lokasi tersebut direncanakan untuk mendirikan bangunan rumah tinggal dengan kebutuhan ruang sebagai berikut:

1.       Ruang tidur utama + kamar mandi (1 unit)

2.       Kamar tidur anak pria dan wanita (4 unit)

3.       Dapur

4.       Kamar mandi dan ruang cuci

5.       Ruang shalat

6.       Ruang makan

7.       Ruang keluarga

8.       Ruang kerja

9.       Jemuran

10.    Ruang baca dan pustaka mini

11.    Taman di luar dan di dalam rumah dengan ukuran cukup lebar

 

Berdasarkan daftar kebutuhan ruang diatas maka langkah awal adalah dengan menginfentarisir ruang dan mengelompokkannya serta membuat hubungan antar ruang.

 

 

 

 

 

 

 

7.2.Denah, Potongan, Tampak

7.3.Detail Pondasi

7.4.Detail Kuda-Kuda

7.5.Detail Penulangan Struktur

7.6.Gambar Mechanical & Electrical (ME)