Gudang Ilmu: PONDASI CAKAR AYAM

Monday 22 August 2022

PONDASI CAKAR AYAM

 Pondasi adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan sebelum mulai membuat hunian baik itu rumah, gedung perkantoran, atau apartemen. Pondasi yang kuat tentunya akan bisa menahan bangunan yang didirikan di atasnya.

Itulah mengapa, membuat pondasi tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Pondasi tidak boleh dibuat dengan sembarangan karena sangat berpengaruh pada keamanan dari bangunan.

Salah satu pondasi yang paling populer di Indonesia adalah cakar ayam. Pastinya Anda sudah tidak asing lagi bukan dengan istilah pondasi cakar ayam ini? Jika Anda belum mengetahui tentang jenis pondasi yang satu ini, coba lihat dulu ulasannya berikut ini.

Apa Itu Pondasi Cakar Ayam?

Pondasi cakar ayam adalah teknik yang digunakan untuk membuat konstruksi bangunan. Nama pondasi ini memang cukup unik, tapi pondasi cakar ayam merupakan salah satu pondasi yang paling sering digunakan di Indonesia.

Pada pondasi cakar ayam di bagian bawahnya terdapat pipa beton yang dibentuk hingga menyerupai bentuk cakar ayam. Hal itu bertujuan agar pondasi bisa tertanam di tanah dengan lebih kuat. Jika pondasi bisa ditanam dengan tepat tentunya konstruksi bangunan bisa menjadi lebih stabil dan tentunya lebih kokoh.

Ada fakta menarik dari pondasi cakar ayam ini. Rupanya metode rekayasa teknik bangunan ini ditemukan oleh orang Indonesia yaitu Prof. Dr. Ir. Sedyatmo pada tahun 1961 lalu. Sampai saat ini pondasi cakar ayam pun masih sering menjadi pilihan untuk digunakan sebagai pondasi gedung atau jenis bangunan lainnya.

Jika Anda memiliki rencana untuk membangun gedung atau rumah dengan menggunakan pondasi cakar ayam, maka ketahui terlebih dahulu kelebihan dan kekurangannya berikut ini.

Kelebihan Pondasi Cakar Ayam

Pondasi cakar ayam masih sering dijadikan pilihan untuk dijadikan pondasi rumah. Hal tersebut tentunya karena pondasi ini memiliki banyak kelebihan seperti berikut ini. 

Cocok Untuk Banyak Wilayah di Indonesia

Kelebihan pertama dari pondasi cakar ayam ini yaitu cocok untuk dibangun di banyak wilayah di Indonesia. Umumnya, wilayah di Indonesia memiliki kontur atau kondisi tanah lembek dan kurang kokoh. Sistem pondasi konvensional mungkin sulit atau bahkan susah dibangun di atas kondisi tanah demikian. Tetapi, pondasi cakar ayam sangat cocok untuk digunakan di kondisi demikian.

Bahkan, meskipun tanahnya sedikit berair, pondasi ini juga bisa tetap bisa dibangun. Hal itulah yang membedakan pondasi cakar ayam dengan pondasi lain yang umumnya tidak bisa digunakan di atas tanah yang kurang kokoh. Daya dukung dari pondasi cakar ayam ini sangat kuat sehingga bangunan yang didirikan di atas tanah yang lembek pun tidak akan mudah bergeser atau bahkan ambles.

Tidak Membutuhkan Sistem Drainase

Pondasi cakar ayam juga menjadi favorit karena memiliki kelebihan dengan tidak memerlukan sistem drainase. Jadi dengan menggunakan pondasi yang satu ini maka tidak perlu dibuatkan sistem drainase atau sambungan kembang kusut.

Pada pondasi cakar ayam seluruh bagiannya dibuat dari beton padat sehingga tidak akan ada celah untuk digunakan sebagai drainase. Tanpa pembuatan sistem drainase tentunya akan membuat pengerjaan pondasi akan lebih cepat dan tidak akan membutuhkan banyak material.

Bangunan Yang Lebih Kokoh

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jenis pondasi ini memiliki daya cengkram yang lebih kuat dari jenis pondasi lainnya. Hal ini membuat jenis pondasi bangunan ini dapat dibangun di daerah tanah yang lembek, seperti daerah rawa.

Jika diaplikasikan pada daerah yang memiliki tanah yang lebih stabil, konstruksi cakar ayam akan membuat bangunan menjadi lebih kokoh. Maka dari itu, Anda tidak akan kaget jika menemukan pondasi cakar ayam digunakan untuk membangun banyak bangunan bertingkat di Indonesia.

Kekurangan Pondasi Cakar Ayam

Tidak hanya memiliki kelebihan saja, tentunya pondasi cakar ayam juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Inilah beberapa kekurangan dari pondasi cakar ayam yang perlu Anda ketahui.

Tidak Cocok Untuk Bangunan yang Kecil 

Salah satu kekurangan dari pondasi cakar ayam yaitu tidak bisa digunakan pada bangunan yang ukurannya relatif kecil. Jika rumah Anda nantinya hanya memiliki satu lantai, maka pondasi cakar ayam akan kurang cocok digunakan. Pondasi ini lebih cocok digunakan untuk membangun rumah yang memiliki minimal dua lantai atau bahkan gedung bertingkat yang tinggi. Untuk membangun rumah yang berukuran kecil dengan satu lantai, sebaiknya menggunakan jenis pondasi lain karena tidak cocok dengan pondasi cakar ayam ini.

Biaya Pengerjaannya Yang Lebih Mahal

Selain tidak cocok digunakan untuk membuat bangunan dengan ukuran yang cukup kecil, pondasi cakar ayam juga memiliki biaya yang cukup mahal untuk proses pengerjaannya. Hal itu disebabkan karena memang tujuan utama dari menggunakan pondasi cakar ayam yaitu untuk membuat bangunan yang besar dan bertingkat tinggi. Maka, biaya yang dikeluarkannya pun akan lebih banyak. Selain itu, dalam pembuatan pondasi cakar ayam juga membutuhkan banyak bahan, alat, dan proses pengerjaannya juga cukup rumit sehingga membutuhkan tenaga profesional yang harganya juga tidak murah.

Proses Pembuatannya Cukup Rumit

Kekurangan pondasi cakar ayam satu ini tentunya merupakan faktor penting ketika Anda hendak memutuskan untuk menggunakan pondasi ini atau tidak. Kekuatan pondasi cakar ayam yang seperti yang telah dijelaskan di atas datang dari proses pembuatan yang kompleks.

Misalnya, proses betonisasi dalam proses pembuatan pondasi cakar ayam umumnya membutuhkan lebih banyak bahan dan material dari jenis pondasi lainnya. Lalu, pengerjaan pondasi cakar ayam juga membutuhkan peralatan canggih dibanding saat membuat pondasi konvensional lainnya.

Itulah dia penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan pondasi cakar ayam yang dapat Anda jadikan referensi. Pondasi cakar ayam memiliki daya cengkram yang lebih kuat dibandingkan jenis pondasi lainnya. Yang harus dipahami adalah kekuatan ini datang dari proses pengerjaan pondasi cakar ayam yang umumnya memakan lebih banyak bahan serta membutuhkan peralatan yang canggih.

Pondasi cakar ayam memang menjadi salah satu jenis pondasi yang paling populer. Namun, pondasi ini akan lebih cocok digunakan untuk membuat bangunan yang besar. Jadi jika Anda berencana untuk membuat rumah lantai satu dengan ukuran yang cukup kecil, maka tidak direkomendasikan menggunakan pondasi cakar ayam.



Bagian-Bagian Cakar Ayam

Ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada tahun 1961, teknik membuat pondasi ini menjadi salah satu kebanggaan Indonesia. Namanya sendiri berasal dari bentuknya yang memang mirip seperti kaki hewan unggas yaitu ayam. Pada bagian bawah terdapat pipa beton yang menyerupai cakar. Fungsi dari struktur ini adalah untuk mencengkeram kuat tanah di bawahnya agar bangunan yang dibangun diatasnya akan bisa berdiri dengan kokoh.

Walaupun bisa diaplikasikan pada berbagai macam tanah, namun teknik ini benar-benar membantu untuk kondisi tanah lembek karena akan mencengkram tanah di bawahnya. Satu lagi yang menjadi sebuah keunggulan dari struktur ini, adalah tidak dibutuhkannya sistem drainase ataupun sambungan kembang susut layaknya pondasi konvensional.

Karena keunggulannya ini, bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya juga tidak murah. Oleh karena itu Anda harus tahu berapa banyak yang akan dibutuhkan ketika pembangunan berjalan. Alokasi budget yang tepat akan bisa mempermudah jalannya konstruksi.

Sebuah struktur cakar ayam akan memiliki bagian-bagian seperti:

  • Tulangan kolom struktur
  • Kolom struktur
  • Pondasi foot plat
  • Besi tulangan pondasi

Cara Menghitung Kebutuhan Besi Cakar Ayam

Untuk membangun rumah 2 lantai, ukuran dari pondasi cakar ayam yang digunakan biasanya adalah 80 x 80 cm dan untuk ukuran besar bisa 100 x 100 cm. Tinggi dari footplat biasanya adalah 25 cm. Nah untuk menghitung kebutuhan besi, mari kita perhatikan contoh berikut ini.

Gambar utama artikel ini (bisa dilihat diatas atau diawal artikel) adalah ukuran standar dari footplat struktur cakar ayam 80 x 80 cm. Untuk menghitungnya maka kita akan menambah keseluruhan dan dikalikan dengan 10. Maka bentuk perhitungannya adalah:

(70+15+15+25+25+20)x10
= 170×10 = 1700 cm atau 17 meter

Sehingga, untuk membangun rumah yang membutuhkan 15 buah pondasi cakar ayam, maka jumlah besi batangan (12 meter untuk 1 batang besi) yang dibutuhkan adalah:

= 17 meter x 15 buah : 12 meter
= 21,25 batang

Bulatkan menjadi 23 batang untuk menyiapkannya sebagai cadangan bila ada hal yang tidak terduga nantinya.
Lalu untuk ukuran 100 x 100 cm, untuk satu footplat nya akan membutuhkan 21, 25 meter. Jadi, jika ada pembangunan rumah yang membutuhkan 25 pondasi cakar ayam berukuran 100 x 100 cm, maka jumlah besi batang yang dibutuhkan adalah:

= 21,5 meter x 24 buah : 12 meter 
= 43 batang.

Anda bisa menambahkan 2 atau 3 batang lagi sebagai cadangan nantinya jika terjadi hal yang tidak bisa diduga.

Itulah dia cara untuk menghitung kebutuhan besi dalam membuat cakar ayam. Hitungan ini hanyalah berbentuk kisaran, sehingga ketika berada di lapangan Anda harus bisa menghitung dengan tepat. Namun bukan berarti cara ini tidak terbukti.

Apa itu Besi Beton?

Secara umum, besi beton yang disebut juga concrete steel atau rebar dalam bahasa Inggris adalah rangka besi yang digunakan untuk memperkuat struktur beton pada bangunan.

Selain sebagai penahan gaya, besi beton ini juga menambah daya lentur pada beton, sehingga tahan terhadap beban statis maupun beban dinamis. Tanpa besi beton, maka beton bangunan akan lebih mudah retak saat akibat guncangan-guncangan kecil saat kendaraan melintasinya atau lebih mudah patah saat terjadi gempa bumi.

Penggunaan besi beton atau beton bertulang sudah menjadi hal yang sering dilakukan, oleh karena itu Anda harus menghitung kebutuhan besi beton Anda. Jika belum sempat membaca mengenai besi beton, baca juga artikel mengenai arti kode pada besi beton berikut ini.

Lalu, bagaimana cara menghitung kebutuhan besi beton yang tepat? Untuk menjawabnya, melalui artikel ini Klopmart ini akan memberikan beberapa contoh dan penjelasan tentang cara menghitung kebutuhan besi beton untuk pengerjaan proyek bangunan Anda.

Bagaimana Cara Menghitung Kebutuhan Besi Beton?

Sebelum menghitung kebutuhan besi beton, Anda sebaiknya mengetahui terlebih dahulu ukuran serta berat besi beton yang sudah berstandar SNI. Secara umum, besi beton memiliki dua jenis: polos dan juga ulir. Pastikan Anda tidak tertukar saat sedang melakukan perhitungan masing-masing jenis besi beton memiliki spesifikasinya sendiri.


Berikut adalah contoh yang bisa Anda jadikan referensi untuk menghitung kebutuhan besi beton dalam pengerjaan proyek Anda.

Cara Menghitung Kebutuhan Besi Beton Polos

Pada contoh pertama ini, kita akan menghitung kebutuhan besi beton polos. Katakan saja, sesuai spesifikasi konstruksi yang kita gunakan adalah besi beton polos dengan ukuran garis tengah (diameter) 10 milimeter (mm). Perkiraan panjang besi beton yang dibutuhkan adalah sekitar 35 meter (m). Maka kebutuhan besi Anda adalah sebagai berikut:

  • d:10 mm, L:35 m, dari tabel Diameter - Berat Besi Beton Polos, didapatlah berat/meter sebesar 0,62 kg/m. Maka kebutuhan besi yang perlu dibeli adalah sebesar 35 m x 0,62 kg/m = 21,7 kg.
  • Dari panjang yang dibutuhkan (L): 35 meter, kita bisa menghitung jumlah batang besi beton yang harus kita beli. Di pasaran, sesuai SNI, panjang batang besi beton polos adalah 12 meter, maka kita perlu membeli sebanyak 35 m : 12 m = 2,91667 batang atau jika kita dibulatkan menjadi 3 batang.​

Cara Menghitung Kebutuhan Besi Beton untuk Kolom Beton

Pada contoh cara menghitung kebutuhan besi beton berikutnya, mari kita coba menghitung kebutuhan besi beton untuk membuat sebuah kolom beton.

Misalnya, spesifikasi kolom beton yang Anda buat untuk proyek Anda memiliki spesifikasi tinggi di angka 3.5 meter (m) dengan ukuran keliling 20x20 cm.

Sebagai contoh, kita akan membangun kolom beton setinggi 3,5 m dengan ukuran keliling 20x20 cm. Dalam membangun kolom beton ini, kita akan menggunakan dua ukuran besi beton.

Ukuran pertama adalah ukuran D10 sebagai tulangan utama atau besi pokok. Untuk ukuran yang kedua, kita akan menggunakan ukuran D8 sebagai sengkang atau begel, besi yang mengikat tulangan utama. Besi sengkang ini akan dipasang setiap 15 cm atau 0.15 m pada besi utama.

Karena kita menggunakan dua ukuran besi yang berbeda, kita harus menghitung dua kebutuhan besi yang berbeda. Mari kita mulai dengan menghitung kebutuhan besi tulangan pokok atau utama:

  • Panjang total besi beton d10 yang dibutuhkan: 3,5 m x 4. Dari sini, kita mendapatkan jumlah kebutuhan besi tulangan pokok di angka 14 meter.
  • Panjang satu besi beton di pasaran umumnya berada di angka 12m. Maka kebutuhan besi beton D10 kita berada di angka: 14 m : 12 m (Jumlah kebutuhan besi tulangan pokok : Panjang besi di pasaran) = 1,167. Bulatkan ke atas, maka kita mendapatkan kebutuhan besi utama di angka 2 batang.
  • Buka daftar tabel diameter ukuran dan berat besi beton SNI. Didapatkan berat besi beton D10 berada di angka 0,62kg/m. Maka, kebutuhan besi tulangan utama Anda adadalah: 14 m x 0,62kg/m = 8,68kg


Setelah menghitung kebutuhan besi tulangan utama, mari kita hitung kebutuhan besi D8 sebagai besi sengkang atau begel:

  • Jumlah kebutuhan besi tulangan sengkang yang diperlukan: 3,5 m (tinggi kolom) : 0,15 m (jarak sengkang) = 23,4 buah sengkang atau dibulatkan menjadi 23 buah besi tulangan sengkang.
  • Panjang besi untuk satu buah sengkang: 16 cm + 16 cm + 16 cm + 16 cm + 6 cm (tambahan panjang untuk tekukan-tekukan) = 70 cm = 0,7 m.
  • Jumlah total besi beton d8 yang diperlukan: 23 x 0,7 m = 16,1 m.
  • Jumlah batang besi beton d8: 16,1 m : 12 m (panjang satu besi beton di pasaran) = 1,342 batang atau dibulatkan menjadi = 2 batang.
  • Berat total besi beton d8: 16,1 m x 0,39 (angka dari tabel) = 6,279 kg.

Sekarang tinggal tergantung keinginan kita, saat kita akan mengunjungi toko bahan bangunan. Apabila kita ingin membeli sengkang siap pakai, berarti kita perlu membeli 2 batang besi beton d10 dan 23 buah besi tulangan sengkang. Akan tetapi, jika kita ingin membuat sengkang sendiri, berarti kita hanya perlu membeli 2 batang besi beton d10 dan 2 batang besi beton d8. Mudah, kan?

Demikianlah cara menghitung kebutuhan besi beton yang dapat Anda jadikan sebagai referensi. Nah, bila Anda sedang mencari besi beton, Klopmart menyediakan berbagai macam besi beton dengan harga distributor. Sebelum membeli, jangan lupa juga untuk mencari tahu kebutuhan besi beton Anda berapa, ya!

Menghitung kebutuhan besi beton tidak lah susah. Anda hanya memerlukan spesifikasi yang dibutuhkan serta daftar tabel ukuran serta berat besi beton ulir dan polos berstandar SNI. Anda kemudian hanya tinggal mencocokkan spesifikasi serta jumlah besi beton yang Anda butuhkan untuk menghitung kebutuhan besi beton Anda. Semoga bermanfaat.

Tabel Berat Besi Beton Polos dan Ulir

1. Tabel Ukuran Diameter - Berat Besi Beton Polos

Diameter (mm)

Panjang (m)

Berat/Meter(kg)

Berat/Batang(kg)

4

12

0,09

1,00

6

12

0,22

2,66

8

12

0,39

4,74

9

12

0,50

6,00

10

12

0,62

7,40

11

12

0,75

9,00

12

12

0,89

10,70

13

12

1,04

12,50

15

12

1,21

14,50

16

12

1,58

19,00

19

12

2,22

26,80

22

12

2,98

35,80

23

12

3,26

39,10

24

12

3,55

42,62

25

12

3,85

46,20

28

12

4,83

58,00

31

12

5,93

71,10

32

12

6,31

75,72


2. Tabel Ukuran Diameter - Berat Besi Beton Ulir

Diameter (mm)

Panjang (m)

Berat/Meter (kg)

Berat/Batang (kg)

10

12

0,62

7,40

13

12

1,04

12,50

19

12

2,23

26,80

22

12

2,98

35,80

25

12

3,85

46,20

29

12

5,04

60,50

32

12

6,31

75,77

35

12

7,51

90,10

38

12

8,92

107,00

41

12

10,50

126,00

Rumus Menghitung Berat Besi Beton

Semisal Anda sedang tidak dapat mengakses internet dan informasi tabel ukuran berat besi beton, Anda masih bisa menghitung kebutuhan besi beton dengan menggunakan rumus. Berikut adalah rumusnya:

1. Rumus Berat Jenis Besi Beton

Volume Besi x Berat Jenis Besi = Kebutuhan Berat Besi (Kg)

Untuk berat jenis besi sendiri telah ditetapkan di angka 7850 kg/m kubik.

Misalkan, Anda ingin membeli besi beton dengan ukuran 2 x 2 mm dengan ketebalan 1 milimeter (ubah ke meter menjadi 0.001).

Maka perhitungannya adalah:

(2 x 2 x 0.001) m kubik x 7850 = 31.4 kg.

2. Rumus Berat Jenis Besi Tulangan

0.006165 x D2 x L = Kebutuhan berat besi (Kg)

D = Diameter dalam satuan mm (milimeter)}

L = Panjang batang dalam satuan m (meter)

Misal Anda membutuhkan besi dengan diameter 15 dengan panjang 20 meter.

Maka perhitungannya dalah:

0.006165 x 15 x 15 x 20 = 27.745 kg

Itulah dia daftar berat besi beton SNI yang harus Anda ketahui. Mengetahui kebutuhan berat besi akan sangat membantu Anda untuk mendapatkan besi beton dengan harga serta kualitas yang baik. Untuk mempermudah proses penghitungan, Anda bisa menggunakan tabel berat besi beton yang ada di atas. Atau, semisal Anda berada di luar jangkauan internet dan butuh menghitung kebutuhan berat besi beton, Anda bisa menggunakan rumus dan menghitungnya secara manual.


Berapa Ukuran Begel Tiang yang Dibutuhkan saat Membangun Rumah?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita harus tahu dulu tentang jenis rumah yang akan dibangun. Sebab, ukuran begel tiang yang digunakan harus berdasarkan pertimbangan dan pengukuran yang matang dalam merencanakan bangunan. Apabila kita tidak punya perkiraan, ada dua kemungkinan yang terjadi: kita kekurangan begel tiang sehingga pondasi tidak kokoh, atau kita kelebihan begel tiang sehingga memboroskan anggaran pembangunan.

Agar lebih jelas, kami akan memberikan gambaran besar mengenai ukuran begel atau sengkang tiang yang bisa disediakan dalam membangun rumah, yaitu rumah satu lantai dan dua lantai.
 

Ukuran Begel Tiang untuk Rumah Satu Lantai

Biasanya, ukuran ini dihitung berdasarkan ketebalan bahan dinding yang diinginkan. Apabila menggunakan bata merah setebal 10 cm, kita bisa menggunakan penampang tiang sebesar 10x15 cm atau 10x20 cm. Rumah satu lantai biasanya membutuhkan tulang utama beton kolom sejumlah empat buah dengan diameter 10-12 cm.

Sedangkan untuk besi ring atau sengkang, gunakan ukuran 6-8 mm dengan jarak antar besi ring masing-masing sebesar 15 cm hingga 20 cm. Semakin besar diameternya, semakin kecil pula jarak antar sengkangnya, dan kolom yang dibangun juga semakin kuat sehingga menghasilkan pondasi yang kokoh.

Beton kolom juga berfungsi untuk menahan beban bangunan bagian atas, seperti atap atau plafon. Bila satu rumah memiliki 30 beton kolom, beban atap yang dipikul pun bisa seimbang dan tidak akan rapuh.

Ukuran Begel Tiang untuk Rumah Dua Lantai

Rumah dua lantai membutuhkan ukuran yang lebih besar lagi karena beban yang ditanggung beton kolom semakin besar. Umumnya, ukuran yang dipakai adalah 20x20 cm, dengan tulang utama bangunan sejumlah 8 buah dan diameter 12 mm. Jarak antar besinya sebesar 10 cm.

Selain 20x20 cm, rumah dua lantai juga bisa menggunakan sengkang tiang berukuran 15 cm x 40 cm. Kolom pipih untuk ruangan lainnya, seperti ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi ukurannya bervariasi sesuai dengan kebutuhannya.

Baik membangun rumah satu lantai atau dua lantai, Anda tetap mendiskusikan ukuran yang tepat dengan kontraktor dan arsitek yang bertugas dan sudah menguasai hal ini. Merekalah yang bisa memberikan perhitungan tepat mengenai ukuran dan jumlah besi kolom yang dibutuhkan dalam membangun rumah. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan informasi mengenai harga besi beton polos dari Klopmart dan menyesuaikannya dengan ukuran begel tiang yang sudah ditetapkan.


Jenis dan Harga Besi Beton Ulir

Besi ulir umumnya dijual dalam volume besar. Transaksi yang terjadi melibatkan distributor besar dan kontraktor. Satu hal yang perlu Anda tahu, ukuran besi beton telah ditentukan melalui SNI 2052: 2017 mengenai Baja Tulangan Beton yang umum dipakai dalam konstruksi beton.

Pedoman SNI besi beton memuat spesifikasi berupa jenis, ukuran, panjang, berat, dan toleransi penyimpangan (tol) dari standar yang telah ditetapkan. Maka, ukuran besi beton bakal berpengaruh terhadap harga, khususnya dari berapa diameter yang dimiliki.

Di pasaran Anda bisa menjumpai beberapa jenis besi beton ulir, seperti:

 

Besi beton ulir BAP SNI Tol 0,3 mm

Besi beton satu ini punya beberapa alternatif ukuran diameter. Tingkat toleransi penyimpangan ukuran sekitar 0,3 mm.

Itulah mengapa meski merek BAP sudah mengantongi SNI, harga per buahnya relatif murah. Anda bisa membelinya mulai dari ukuran 10 mm hingga 32 mm secara grosir.

 

Harga: mulai Rp100

 

Besi beton ulir Master Steel SNI Tol 0,1 mm

Berdiri sejak 1972, Master Steel jadi salah satu pionir industri baja dan rolling di Indonesia. Variasi produknya juga beragam, mulai dari beton bertulang, kawat baja, hingga besi beton ulir.

Umum digunakan pada berbagai proyek konstruksi di Indonesia, produk Master Steel pun sudah menembus pasar internasional. Tentu hal tersebut membuktikan kualitas besi beton yang tinggi.

Untuk jenis besi beton ulir, ada dua grade, yaitu BJTS 40 dan BJTS 50 dengan toleransi 0,1 mm dan variasi diameter 10mm hingga 32 mm. Semua besi beton Master Steel dirancang memiliki ketahanan terhadap gempa.

 Besi beton ulir Krakatau Steel SNI Tol 0,1 mm

Produsen besi terbesar di Indonesia dipegang oleh Krakatau Steel. Setiap produk yang dihasilkan sudah tentu mengantongi SNI. Namun, Anda harus jeli mengecek logo SNI, dimensi, dan harga jual besi beton Krakatau Steel mengingat banyaknya produk imitasi besi KS dijual di pasaran.

Dengan nilai toleransi 0,1 mm, kualitas besi beton Krakatau Steel jelas di atas rata-rata. Selain itu, BJTS ini mempunyai sifat mengait yang kuat. Pemasangannya akan membutuhkan waktu dan tenaga lebih karena sulit dibengkokkan. Namun, karakteristik tersebut akan membuat bangunan lebih kokoh sekaligus tahan gempa.

Besi beton ulir Krakatau Steel memiliki standar ASTM A706 dan A615. Artinya, setiap unit dibuat sesuai spesifikasi standar untuk batang baja terdeformasi dan padat rendah (A706) dan batang baja karbon cacat dan polos (A615) untuk penguat beton. Tersedia dalam ukuran diameter 10 mm sampai 32 mm.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.