Gudang Ilmu: 4 Proses Terjadinya Hujan

Saturday, 1 April 2023

4 Proses Terjadinya Hujan

 Ketika hujan turun, hujan akan melewati beberapa tahap melalui berbagai proses terjadinya hujan agar proses hujan bisa berjalan secara maksimal dan hujan akan turun pada kurun waktu yang tepat sehingga tidak mencemaskan warga diseluruh dunia menunggu kedatangan hujan yang selalu ditunggu. Hujan memiliki beberapa tahapan untuk menjadi hujan yang sempurna dengan beberapa proses terjadinya hujan.

Berikut adalah proses terjadinya hujan :

1.  Panas matahari (Air Menguap)

Matahari adalah sebagian dari isi alam. Matahari yang selalu menyinari bumi dengan teriknya yang menimbulkan efek panas, sehingga panasnya matahari bisa air danau, sungai dan laut menguap ke udara. Selain dari air danau sungai dan laut air yang menguap ke udara juga bisa disebabkan juga dari tubuh manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan benda-benda lain yang mengandung air.

2. Suhu udara yang tinggi (Uap air menjadi padat – terbentuk awan)

Suhu udara di indonesia termasuk ke golongan suhu udara yang tinggi akibatnya panas matahari akan membuat uap air tersebut mengalami kondensasi (pemadatan) dan menjadi sebuah embun. Embun terbentuk dari titik-titik ir kecil sehingga suhu udara semakin tinggi membuat titik-titik dari embun semakin banyak berkumpul memadat dan akan membentuk menjadi awan.   Menurut kajian Neilburger tahun 1995, pada tahapan ini, tetes-tetes air memiliki ukuran jari-jari sekitar 5-20 mm. Dalam ukuran ini tetesan air akan jatuh dengan kecepatan 0,01-5 cm/detik sedangkan kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih tinggi sehingga tetes air tersebut tidak akan jatuh ke bumi.

3. Dengan bantuan angin (Awan kecil menjadi awan besar)

Adanya angin dari udara yang menyebabkan tiupan yang akan membantu awan-awan bergerak ke tempat yang lain. Pergerakan angin memberikan pengaruh besar terhadap awan  sehingga membuat awan kecil menyatu dan kemudian membentuk awan yang lebih besar lagi lalu bergerak ke langit atau ke tempat yang memiliki suhu lebih rendah. Dan semakin banyak butiran awan yang terkumpul awan akan berubah warna menjadi semakin kelabu.

4. Terbentuk lah hujan

Dan setelah awan semakin kelabu akibatnya titik-titik air semakin berat dan tidak terbendung lagi akan membuat butiran-butiran air tadi jatuh ke bumi sehingga terjadilah hujan.

Gambar Proses Terjadinya Hujan

proses hujan
Ilustrasi 2 : Proses Terjadinya Hujan

Proses Terjadinya Hujan Secara Singkat

  1. Panas matahari membuat air yang ada di muka bumi menguap
  2. Terbentuklah awan dari uap uap tersebut
  3. Angin membuat awan kecil berkumpul menjadi besar
  4. Karena kandungan air di awan yang sudah besar dan tidak bisa di tampung lagi maka turunlah hujan

Proses terjadinya hujan secara singkat terdiri dari 4 tahapan besar di atas, lokasi terjadinya hujan relatif tergantung pada pergerakan angin.

Hujan juga dipengaruhi oleh beberapa iklim yang ada di indonesia, dengan mengetahui iklim di indonesia maka akan lebih mudah untuk mengetahui hujan jenis apakah yang akan turun pada waktu tertentu . Dan setelah penjelasan terjadinya proses pembentukan hujan kita akan membahas mengenai berbagai macam jenis-jenis hujan yang ada di indonesia.

Setelah kita melewati beberapa proses terjadinya hujan. Kita akan menjelaskan cara membedakan awan dingin dan awan hangat yang terbentuk ketika hujan.

Perbedaan Awan Dingin Dan Awan Hangat

Hujan yang turun dapat memberikan cuaca yang berbeda, ada berbagai macam hujan awan yang  dapat di bedakan menjadi dua yaitu awan dingin (cold cloud) dan awan hangat (warm cloud). Cara membedakan awan dingin dan awan hangat menurut suhu lingkungan atmosfer apabila seluruh bagiannya berada pada lingkungan atmosfer dengan suhu 0 derajat celcius. Terjadinya awan dingin adalah apabila seluruh bagian awan dingin berada pada daerah lintang tinggi dan menengah yang suhu udaranya dekat dengan permukaan tanah.

Indonesia mempunyai suhu dekat dengan permukaan sekitar 20-300 derajat celcius sedangkan dasar awannya memiliki suhu sekitar 180 derajat celcius. Walaupun dengan keadaan tersebut puncak awan bisa menembus jauh keatas melewati titik beku dan sebagian awan adalah awan hangat dan sisanya adalah awan dingin.

Dan berikut adalah perbedaan proses terjadinya awan dingin dan awan hangat :

Proses terjadinya hujan pada awan hangat

Pada proses terjadinya hujan pada awan hangat adalah dengan cara saat uap air terangkat dari permukaan bumi dan kemudian menuju atmosfer akan terjadi proses kondensasi yang dapat menyebabkan uap air mengalami proses evaporasi (pengembunan) dengan adanya sumber  garam yang berasal dari air laut.

Sifat nya yang higroskopik ketika akan di mulai proses kondensasi partikel-partikel akan berubah menjadi titik-titik air yang semakin banyak titik-titik air yang mengendap akan membentuk menjadi sebuah awan. Dan partikel yang mengelilingi debu serta kristal garam yang ada di permukaan awan akan menebal sehingga menjadi berat dan tidak bisa ditampung lagi maka mulai lah jatuh dari awan menjadi hujan.

Proses terjadinya hujan pada awan dingin

Pada proses terjadinya hujan pada awan dingin adalah dengan cara ketika titik-titik air sudah menjadi kristal-kristal  es dan semakin bertambah banyak melalui air super dingin serta deposit uap air.  Dan dalam proses hujan awan dingin peranan kristal es dalam pembentukan awan dingin sangat penting sehingga disebut dengan proses kristal es.

Saat udara naik melebihi tinggi permukaan atmosfer, maka dari titik-titik air tersebut setelah pengembunan akan berubah menjadi awan lalu dalam ketinggian tertentu yang sumbunya berada di bawah titik beku kemudian awan akan berubah menjadi titik-titik kristal es kecil dan udara di sektiarnya tidak terlalu dingin sehingga membuat kristal bertambah besar dan menjadi butiran salju dan jika terlalu berat dalam proses pengembunan akan jatuh sebagai salju. Namun ketika kristal salju melewati awan hangat, awan maka salju tersebut akan segera mencair menjadi hujan. Kristal salju ini akan jatuh tanpa menjadi cair bila pada musim dingin tiba.

 Jenis-jenis dan Bentuk-bentuk Hujan

Setelah kita melewati proses terbentuknya hujan, kita akan menjelaskan mengenai beberapa jenis hujan yang ada di seluruh dunia yang akan turun pada kurun waktu tertentu dengan berbagai macam suhu-suhu tertentu yang melewati beberapa proses dalam terjadinya jenis-jenis hujan yang akan turun di permukaann bumi.

Berikut adalah proses terjadinya jenis-jenis hujan yang ada di seluruh dunia :

Hujan Frontal 

hujan frontalHujan frontal adalah hujan yang berawal dari udara yang hangat menjadi lebih ringan dan lebih cenderung posisinya berada di atas udara yang lebih dingin suhunya. Tempat bertemu diantara kedua massa tersebut disebut bidang front. Lalu udara dingin akan mengangkat udara yang suhunya lebih hangat, kemudian udara yang lebih hangat akan terangkat kemudian akan mengembang dan mendingin.

Dalam proses pendinginan akan terbentuk titik-titik air yang disebut dengan awan, seteleh titik-titik air itu mulai mengendap dan tak terbendung lagi akhirnya akan terjatuh dan terjadilah hujan frontal.

Hujan konveksi (zenithal)

hujan zenithalHujan konveksi atau yang biasanya didengar dengan sebutan hujan zenithal yang terjadi pada siang hari sehingga disebut dengan hujan tengah hari ketika udara panas sedang memuncak. Ketika siang hari yang memberikan pancaran sinar yang sangat cerah dan panas akan terjadi pemanasan yang tinggi pada permukaan yang ada di bumi akibatnya udara akan mengalami penguapan dan mengembang bersamaan dengan uap-uap air lalu naik secara vertikal keatas dengan proses yang sangat cepat. Kemudian uap angin yang naik keatas akan mengalami sebuah pendinginan dan akan berubah menjadi titik-titik air yang akan terjadinya pengembunan kemudian mengakibatkan turunnya hujan konveksi. Hujan konveksi ini biasanya sangat lebat dan hanya berlangsung sebentar yang terjadi di bagian daerah-daerah yang sempit dan beriklim tropis . Hujan konveksi akan turun dalam waktu dua kali dalam setahun.

Hujan Orografis

hujan orografisHujan orografis adalah hujan yang biasanya terjadi dipermukaan yang datarannya tinggi seperti gunung. Hujan orografis ini terjadi dengan karena udara yang mengandung uap air dipaksa oleh angin untuk mendaki pegunungan yang melewati lereng kemudian kepermukaan yang lebih tinggi, maka udara akan mengalami pendinginan yang kemudian akan mengalami pengembunan yang biasa disebut dengan kondensasi lalu berubah menjadi titik-titik air yang akan membentuk awan.

Lalu pembentukan titik-titik air yang mulai mengendap yang akan menyebabkan terjadinya hujan pada lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin tersebut yang biasanya bergerak secara horizontal, dan angin akan bertiup terus mendaki pengunungan dan menuruni lereng tetapin angin tidak membawa uap air lagi sehingga di lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidak akan turun hujan.

Hujan Buatan

hujan buatanHujan buatan adalah hujan yang sengaja bisa dibuat oleh manusia yang telah dirancang oleh Badan Metafisika Kilimatologi dan Geofisika (BMKG). Hujan buatan dapat dilakukan dengan menaburkan bahan kimia berupa Argentium Lodida atau bahan pendingin lainnya ke dalam awan untuk mempercepat proses pembentukan awan.

aHujan buatan biasanya dilakukan ketika musim hujan kemarau panjang ketika musim sedang paceklik kekurangan air dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau ketika ada pembakaran hutan secara liar. Untuk bisa menanggulangi terjadinya kebakaran. Hutan mempunyai beberapa macam dan fungsinya yaitu :

  • fungsi hutan lindung 
  • fungsi hutan bakau

Setelah kita menjelaskan jenis- jenis hujan yang ada di indonesia serta proses terjadinya hujan tersebut. Lalu kita akan mejelaskan tentang bentuk-bentuk hujan yang ada di indonesia.

Bentuk-bentuk Hujan di Dunia

Setelah kita sudah mengetahui beberapa proses terjadinya jenis-jenis hujan yang ada seluruh dunia, sekarang kita akan membahas mengenai beberapa proses bentuk-bentuk hujan yang ada di dunia yang sama halnya akan turun pada kurun waktu tertentu dan di berbagai negara tertentu.

Berikut adalah proses bentuk-bentuk terjadinya hujan di seluruh dunia :

  • Hujan es

Hujan es adalah hujan yang turun ke bumi berupa bentuk butir-butir es atau yang biasa disebut dengan hujan batu yang akan berjatuhan ke bumi. Terjadinya hujan es karena  arus udara yang banyak mengandung uap air yang akan bergerak secara vertikal lalu akan mencapai udara yang paling tinggi, Sehingga suhu  udaranya akan turun 0°C. Akibatnya dari proses tersebut maka uap air yang berada di udara akan berubah sangat cepat menjadi kristal-kristal es dan akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan es dan kemudian sebagian kristal-kristal tersebut akan cepat mencair sebelum sampai di permukaan bumi. Biasanya hujan es sering diiringi dengan hujan yang sangat lebat dan terjadi pada siang hari namun hujan es ini terjadi begitu cepat dan tidak terlalu lama.

  • Hujan rintik-rintik

Hujan rintik-rintik adalah hujan yang hanya menjatuhkan rintik-rintik air dari langit yang tidak terlalu lebat, hujan rintik-rintik ini terjadi karena butir-butir awan sangat sedikit dengan ukuran diameter 0.2-0,5 mm dan biasanya hujan rintik-rintik ini hanya terjadi pada awan yang berlapisan rendah yang dekat dengan permukaan bumi.

  • Hujan asam

Hujan asam adalah hujan yang disebabkan oleh pencemaran udara karena asap udara atau efek rumah kaca yang akan menimbulkan endapan hujan asam yang sangat tinggi sehingga akan menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Dengan adanya kandungan dalam udara seperti oksida sulfur dan oksida nitrogen yang asalnya dari asap pabrik atau asap industri  makan akan mengalami perubahan kimia di udara dan akan jatuh ke bumi sebagai hujan asam dalam bentuk air hujan, kabut atau salju yang akan turun bahkan bisa saja sebagai partikel-partikel kering yang membentuk asam. Hujan asam ini dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan seperti :

  • Kerusakan hutan
  • Ikan-ikan di laut, sungai dan danau akan mati 
  • Merusak alat pernapasan
  • Menimbulkan bau yang tidak sedap
  • Menimbulkan efek rumah kaca
  • Menimbulkan gangguan keseimbangan lingkungan hidup

Dari berbagai kerusakan tersebut dapat dipastikan sangat mengalami kerugian pada makhluk hidup, oleh karena itu harus dilakukannya untuk mengatasi masalah kerusakan atau pecemaran yang disebabkan oleh turunnya hujan asam.

Disamping itu ada macam pengukuran hujan yang sudah di uji kebenarannya oleh Badan Meteorologi Kilimatologi dan Geofisika. Alat pengukur hujan adalah Ombrometer, Rain Gauge. Ada dua macam alat pengukuran hujan yaitu alat pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan otomatik dan dari situlah bisa diketahui bagaimana cara mengukur curah hujan yang akan turun . Berikut adalam persyaratan cara mengukur curah hujan yaitu :

  1. Ambil sedikit dari sisa air hujan
  2. Lalu harus diletakkan ditempat yang tidak ada gangguan dari apapun dengan jarak 4 kali lebih tinggi dari tempat yang ada gangguan.
  3. Alat pengukur yang digunakan harus tegak lurus dan dengan tinggi permukaan penakar 90-120 cm diatas permukaan tanah
  4. Hindari dari angin yang bertiup kencang
  5. Alat pengukur harus di jaga dan di lindungin dari gangguan binatang maupun manusia sekalipun.
  6. Proses pengukuran harus dekat dengan lokasi si pengamat.

Pola Curah Hujan di Indonesia

Fungsi air hujan di Indonesia cukup vital untuk itu curah hujan sangat penting bagi Indonesia. Curah hujan adalah jumlah curah air hujan yang turun ke permukaan bumi dalam kurun waktu tertentu. Curah hujan yang jatuh kepermukaan bumi biasanya deras, sedang, kecil, dan hanya rintik-rintik. Curah tinggi hujan yang datang diberbagai daerah biasanya dipengaruhi beberapa faktor yaitu sudut datangnya matahari, angin, arus laut maupun tinggi rendahnya suatu tempat dari hal itu yang mempengaruhi hujan di berbagai tempat pasti berbeda-beda.

Di Indonesia  memiliki beberapa pola curah hujan yaitu :

1. Pola curah hujan monsun

Pola curah hujan monsun adalah pola curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan). Pola curah hujan monsun terjadi pada bulan-bulan tertentu yaitu pada  bulan Juni, Juli dan Agustus akan terjadi pergantian musim yang disebut dengan bulan kering, sedangkan pada bulan Desember, Januari, dan Februari akan terjadi pergantian musim yang disebut dengan bulan basah. Kemudian pada sisa enam bulannya merupakan periode peralihan atau pancaroba (tiga bulan peralihan musim kemarau ke musim hujan dan tiga bulan peralihan musim hujan ke musim kemarau), Biasanya daerah yang di dominasi dengan curah hujan monsun adalah : 

  • Kalimantan Tengah dan Selatan
  • Jawa
  • Nusa Tenggara bagian Papua
  • Bali
  • Sumatera bagian Selatan

2. Pola curah hujan  Ekuatorial

Pola curah hujan Ekuatorial adalah curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat bimodial (dua puncak hujan). Pola curah hujan monsun terjadi pada bulan-bulan tertentu yaitu pada bulan Maret dan Oktober pada saat terjadi ekinoks. Biasanya daerah yang didominasi dengan curah hujan ekuatorial adalah pulau Kalimantan bagian Utara dan pulau Sumatera bagian Tengah dan Utara.

3. Pola curah hujan Lokal

Pola curah hujan Lokal adalah curah hujan yang memiliki ciri-ciri yang bersifat  unimodial (dua puncak hujan) namun bentuknya pola curah hujan lokal berlawanan dengan pola curah hujan monsun. Biasanya daerah yang di dominasi dengan curah hujan lokal adalah Sulawesi, Maluku, dan Papua.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.