Gudang Ilmu: Uji California Bearing Ratio (CBR): Fungsi dan Contoh Laporannya

Monday, 28 August 2023

Uji California Bearing Ratio (CBR): Fungsi dan Contoh Laporannya

 CBR atau California Bearing Ratio merupakan sebuah perbandingan antara beban penetrasi dari suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar yang dilakukan dengan kedalaman serta kecepatan penetrasi yang juga sama. 

Anda bisa mempelajari rumus Uji CBR Jalan melalui artikel ini.

Pelaksanaan pengujian CBR lapangan ini diatur secara langsung di dalam SNI 1738-2011. Metode CBR ini adalah kombinasi dari percobaan pembebanan penetrasi, baik yang ada di lapangan maupun di laboratorium. 

Hal itu juga digunakan untuk metode perencanaan jalan, tebal atau kerasnya jalan ditentukan oleh nilai CBR.



Rumus Uji CBR Jalan yang Dilakukan di Lapangan


Cara perhitungan nilai CBR atau rumus uji CBR terdiri dari hal berikut ini:
  1. Tentukan dahulu berapa beban yang bekerja pada torak/piston.
  2. Lalu hitung tegangan pada setiap kenaikan penetrasinya.
  3. Setelah itu plotkan hasilnya di setiap grafik kemudian buat kurvanya.
  4. Cek kembali apakah kurvanya harus dikoreksi lagi atau tidak, kurva penetrasi ini bisa berbentuk lengkung ke atas sehingga biasanya harus dikoreksi lagi. Titik inisialnya pun bergeser dari titik sebelumnya yaitu titik nol.
  5. Selanjutnya pakai hasil tegangan yang sudah terkoreksi untuk analisa perhitungan yang berikutnya.
  6. Lalu ambil tegangan yang ada pada penetrasi dengan ukuran sekitar 0,2 inchi/5,08 mm serta 0,1inchi/2,54 mm.
  7. Perhitungan CBR yang dilakukan dengan pembagian pada tegangan standar yang ada yaitu 0,71 kg/mm2 (1000 Psi) untuk penetrasi 0,1 inch atau 2,54 mm dan 1,06 kg/mm2 (1500 Psi) untuk penetrasi 0,2 inch atau 5,08 mm.

Nilai CBR (California Bearing Ratio)


Nilai yang tertera pada CBR dipakai sebagai dasar perencanaan perkerasan yang terdapat pada timbunan jalan, jumlahnya tergantung pada berapa kelas jalan yang diinginkan. Kondisi tanah dasarnya akan semakin baik, apabila jumlah nilai CBRnya pun semakin tinggi.

Namun jika jumlah nilai CBR aslinya rendah maka konstruksi yang ada di jalanan pun akan menjadi lebih mudah rusak.

Nilai CBR ini bisa dinaikkan atau ditingkatkan dengan melakukan pemadatan, tetapi di dalam pelaksanaannya akan mengacu pada nilai yang tertera pada kadar air secara optimum serta berat isi kering secara maksimum.
Kualitas daya dukung tanah yang masih asli menjadi salah satu kekuatan yang terdapat pada konstruksi jalan, yang menjadi bahan dasarnya. Uji CBR pun dilakukan untuk mengetahui daya dukung dari tanah dasar jalan tersebut.

Sedangkan untuk dasar perencanaan perkerasan jalan timbunan yang berikutnya, diketahui dengan menggunakan nilai CBR.

Apabila nilai CBR yang dihasilkan tidak memenuhi standar daya dukung yang dibutuhkan maka harus dilakukan proses penggantian tanah yang dimana nilainya lebih baik dari nilai CBR, serta dilakukan pencampuran yang berasal dari lokasi lainnya.


Hal itu dilakukan apabila uji pemadatan di laboratorium dengan metoda proctor standar pada tanah asli sudah dilakukan. Biasanya metode yang dipakai adalah dengan cara mengambil sampel tanah yang ada di lapangan, lalu dilakukan uji/test CBR dengan alat test CBR di laboratorium.

Pengujian tersebut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan nilai CBR unsoaked-tidak terendam dan juga nilai CBR terendam soaked. 

CBR menjadi nilai test yang dipakai untuk mendukung daya dukung atau kekuatan geser jalan atau bahan pondasi yang ada di jalan.

Fungsi dan Contoh Laporan CBR


Fungsi dari dilakukannya pengujian CBR adalah untuk menentukan berapa nilai CBR, yang juga untuk menentukan nilai CBR pada material tanah, campuran tanah, agregat dan agregat yang dipadatkan dengan kadar air yang sesuai dan telah ditentukan di laboratorium.

Kegunaan pengujian CBR ini adalah untuk mengevaluasi potensi kekuatan material pada lapisan tanah dasar, pondasi bawah dan juga pondasi yang ada di material yang telah didaur ulang untuk lapangan terbang atau untuk perkerasan jalan.

Untuk contoh laporan dari CBR itu sendiri bisa dilihat dari contoh berikut ini:
  • Apabila jumlah maksimum pada densitas kering adalah 1,99 g/cm3 maka berapa CBR yang ada pada densitas kering dengan ukuran kira-kira 95% (densitas kering maksimum). Jawabannya yaitu:

    Hitungan 95% dari 1,986 cm3 maka hasilnya adalah 1,89 g/cm3

    Sedangkan untuk perhitungan yang ada pada densitas kering yaitu 1,89 cm3 dengan ukuran CBR yaitu 52%.
Laporan dari uji CBR ini harus meliputi hal berikut:
  • Energi pemadatan
  • Kadar air dalam pemadatan
  • Densitas kering
  • Pengembangan
  • CBR
Salah satu fungsi dari data CBR yang ada di lapangan adalah untuk merencanakan serta mengevaluasi tebal dari lapis perkerasan yang lentur. Anda bisa menggunakan rumus uji CBR yang telah diuraikan di atas atau bisa juga mempelajarinya dari contoh laporan CBR yang telah dijelaskan tersebut.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.