ELASTISITAS
ELASTISITAS DAN PLASTISITAS
Hubungan antara setiap jenis tegangan dengan regangan yang bersangkutan penting peranannnya dalam cabang fisika yang disebut teori elastisitas pada ilmu kekuatan bahan dibidang engineering. Apabila suatu jenis tegangan dilukiskan grafiknya terhadap regangannya, akan ternyuata bahawa diagram tegangan – regangan yang kita peroleh berbeda – beda bentuknya menurut jenis bahannya. Dua bahan yang termasuk jenis bahan yang sangat penting dalam ilmu dan teknologi dewasa ini ialah logam dan karet yang divulkanisir.
Bahkan di antara logam – logam, perbedaan
tersebut sangatlah luasnya. Gambar 2.1 memperlihatkan sederhana dan regangannya
menunjukkan prosentase perpanjangan. Di bagian awal kurva (sampai regangan yang
kurang dari 1 %), tegangan dan regangan adalah proporsional sampai titik a
(batas proporsionalnya) tercapai. Hubungan proporsional antara tegangan dan
regangan dalm daerajh ini disebut Hukum
Hooke. Mulai a sampai b tegangan dan regangan tidak proporsional, tetapi
walaupun demikian, bila beban ditiadakan disembarang titik antara 0 dan b,
kurva akan menelusuri jejajknya kembali dan bahan yang bersangkutan akan
kembali kepada panjang awalnya. Dikatakanlah bahwa dalam daerah ob bahan itu elastis atau memperlihatkan sifat elastis
dan titik b dinamakan batas elastis.
Kalau bahan itu ditambah bebannya, regangan akan bertambah dengan cepat, tetapi apabila beban dilepas di suatu titik selewat b, misalkan di titik c, bahan tidak akan kembali kepanjang walnya, melainkan akan mengikuti garis putus – putus pada Gambar 12-1. Panjangnya pada tegangan nol kini lebih besar dari panjang awalnya dan bahan itu dikatakan mempunyai suatu regangan tetap (permanent set). Penambahan beban lagi sehingga melampaui c akan sangat menambah regangan sampai tercapai titik d, dimana bahan menjadi putus. Dari b ke d, logam itu dikatakan mengalami arus plastis atau deformasi plastis, dalam mana terjadi luncuran dalam logam itu sepanjang bidang yang tegangan luncurnya maksimum. Jika antara batas elastik dan titik putus terjadi deformasi plastik yang besar, logam itu dikatakan kenyal (ductile). Akan tetapi jika pemutusan terjadi segera setelah melewati batas elastis, logam itu dikatakan rapuh.
Gambar 12-2 melukiskan sebuah kurva
tegangan – tegangan karet divulkanisasi yang diregang sampai melebihi tujuh
kali panjang awalnya. Tidak ada bagian kurva ini dimana tegangan proporsional
dengan regangan. Akan tetapi bahan itu elastik, dalam arti bahwa kalau beban
ditiadakan, karet itu akan kembali ke panjangnya semula. Bila beban
dikurangi,kurva tegangan – regangan tidak menurut jejaknya kembali melainkan
mengikuti kurva garis putus – putus paa Gambar 12-2. tidak berimpitnya kurva
tegangan bertambah dan kurva tegangan berkurang disebut histeris ealstis. Gejala yang analog yang terjadi pada bahan magnet
disebut histeris magnet. Luas bidang
yang dibatasi oleh kedua kurva itu, yaitu luas lingkaran histeris, sama dengan energi yang hilang di dalam bahan
elastis atau bahan magnetik. Beberapa jenis karet histeris elastiknya besar.
Sifat ini membuat bahan itu bermanfaat untuk peredam getaran. Jika balokdari
bahan semacam ini diletakkan antara sebuah mesin yang bergetar dan lantai
misalnya, terjadilah elastis setiap daur getaran. Energi mekanik berubah
menjadi yang dikenal sebagai energi dakhil, yang kehadirannya dapat diketahui
dari naiknya temperatur. Hasilnya, hanya sedikit saja energi getaran diteruskan
ke lantai.
12-2
MODULUS ELASTIK
Tegangan yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat bahan yang menderita
tegangan itu. Perbandingan tegangan terhadap regangan, atau tegangan per satuan regangan, disebut
modulus elastik bahan yang bersangkutan. Semakin besar modulus elastik,
semakin besar pula tegangan yang
diperilakukan untuk regangan tertentu.
Marilah kita telaah dulu perihal tegangan
(tarik dan kompresi) dan regangan (tarik dan kompresi) memanjang. Percobaan
membuktikan bahwa sampai batas proporsional, tegangan memanjang menimbulkan
regangan yang besarnya sama, tidak peduli apakah tegangan itu atau karena
tegangan akibat tarikan atau akibat kompresi. Karena itu perbandingan tegangan
tarik terhadap regangan tarik, untuk bahan tertentu, sama dengan perbandingan
tegangan kompresi terhadap regangan kompresi. Perbandingan ini disebut modulus regangan, atau modulus young, bahan yang
bersangkutan dan dilambangkan dengan Y
Jika batas proporsional belum terlampaui,
perbandingan teganganterhadap regangan konstan dan karena itu Hukum Hooke sama
maknanya dengan ungkapan bahwa dalam
batas proporsional, modulus ealstik suatu bahan adalah konstan, dan bergantung
hanya pada sifat bahannya.
Karena regangan hanya merupakan bilangan,
satuan modulus young sama seperti satuan tegangan, yaitu gaya per satuan luas.
Dalam tabel, reganganbiasanya dinyatakan dalam pound per inci kuadrat atau dyne
per sentimeter kuadrat. Modulus young beberapa macam bahan tercantum dalam
tabel 12.1.
Tabel 12-1 Modulus Elastik (harga pendekatan)
|
Modulus Young, Y |
Modulus Luncur, L |
Modulus Bulk, B |
|||
|
1012
dyn cm-2 |
106
lb in-2 |
1012
dyn cm-2 |
106
lb in-2 |
1012
dyn cm-2 |
106
lb in-2 |
Alumunium |
0,70 |
10 |
0,24 |
3,4 |
0,70 |
10 |
Kuningan |
0,91 |
3 |
0,36 |
5,1 |
0,61 |
8,5 |
Tembaga |
1,1 |
16 |
0,42 |
6 |
1,4 |
20 |
Gelas |
0,55 |
7,8 |
0,23 |
3,3 |
0,37 |
512 |
Besi |
0,91 |
13 |
0,70 |
10 |
1,0 |
14 |
Timah |
0,16 |
2,3 |
0,056 |
0,8 |
0,077 |
1,1 |
Nikel |
2,1 |
30 |
0,77 |
11 |
2,6 |
34 |
Baja |
2,0 |
29 |
0,84 |
12 |
1,6 |
23 |
Bila hubungan antara ketegangan dan
regangan tidak linier,. Maka modulus elastik dapat didefinisikan lebih umum
lagi sebagai perbandingan limit perubahan
kecil tegangan terhadap perubahan
regangan yang diakibatkan tegangan itu. Jadi, jijka gaya Fn pada Gambar
11-5 bertambah sebesar dFn, dan sebagai akibatnya panjang batang itu bertambah
sebesar dl, modulus regangan didefinisikan sebagai:
Pendefinisian
ini setara dengan pendefinisian modulus di tiap titik sebagai kemiringan kurva dalam grafik tegangan –
tegangan. Dalam daerah hukum Hooke, kedua definisi setara.
Modulus luncur L suatu bahan, dalam daerah hukum Hooke,
didefinisikan sebagai perbandingan tegangan luncurdegan regangan luncur yang
dihasilkannya:
Modulus
luncur suatu bahan juga dinyatakan ebagai gaya per satuan luas. Untuk
kebanyakan bahan, besar modulus luncur ini setengah sampai sepertiga besar
modulus Young. Modulus luncur dusebut juga modulus ketegaran (modulus of rigidity) atau modulus puntiran (torsion modulus).
Definisi modulus luncur yang umum lagi ialah:
Dimana
dx ialah pertambahan x apabila gaya
luncur bertambah sebesar dFt.
Modulus
luncur mempunyai arti hanya untuk bahan padat
saja. Zat cair dan gas akan mengalir kalu menderita tegangan luncur dan
tidak akan menahannya secara permanen.
Modulus
yang menghubungkantekanan hidrostatik dengan regangan volum yang dihasilkannya
disebut modulus bulk dan dilambangkan dengan huruf B. Definisi umum modulus
bulk ialah perbandingan (negatif) perubahan tekanan terhadap perubahan tegangan
volum yang dihasilkannya:
Tanda
minus dimasukkan dalam definisi B karena bertambahmnya tekanan selalu
menyebabkan berkurangnyavolum. Artinya, jika dp positif, dV negatif. Dengan
memasukkan tanda minus ke dalam definisi itu, berarti kita membuat modulus bulk
itu sendiri suatu besaran positif.
Perubahan
volum zat padat atau zat cair akbiat tekanan demikian
kecilnya, sehingga volum V dalam persamaan (11-11) dapat dianggap konstan.
Asalkan tekanan tidak terlalu besar, perbandingan dp/v juga konstan, modyulus
bulk kosatan, dan dp dan dV dapat
kita gantidengan perubahan tekanan dan volume yang terbatas. Tetapi volumesuatu
gas jelas sekali berubah akibat tekanan dan untuk gas haruslah digunakan
definisi umum B.
Resiprokal
modulus bulk disebut kompresibilitas k. Berdasarkan
definisinya:
Jadi
kompresibilitas suatu bahan sama dengan beberapa besar berkurangnya volum, - dVIV, persatuan kenaikan tekanan dp. Satuan
modulus bulk sama seperti satuan tekanan, dan satuan kompresibilitas sama
seperti satuan tekanan resiprokal.
Jadi, kalau dikatakan nbahwa kompresibilitas air (lihat tabel 10-2) 50 x 10-6
atm-1, berarti volumnya kuarang sebesar 50/1.000.000. volume asal
untuk setiap kenaikan 1atm tekanan. (1 atm 14,7 lb in-2).
Tabel 12-2 Kompresibilitas Zat Cair
Kompresibilitas, k |
|||
Zat Cair |
(Nm-2)-1 |
(lb in-2)-1 |
atm-1 |
Karbon
Disulfida |
64 x 10-11 |
45 x 10-7 |
66 x 10-6 |
Etil
Alkohol |
110 |
78 |
115 |
Gliserin |
21 |
15 |
22 |
Raksa |
3,7 |
2,6 |
3,8 |
Air |
49 |
34 |
50 |
12-3
KONSTANTA GAYA
Modulus elastik yang banyak macamnya itu
masing – masing merupakan besaran yang menyatakan sifat elastik suatu bahan
tertentu dan bukan menunjukkan langsung seberapa jauh sebuah batang, kabel,
atau pegas yang terbuat dari bahan yang bersangkutan mengalami perubahan akbat
pengaruh beban. Kalu persamaan (10-7) diselesaikan untuk Fn, maka diperoleh
Atau, bila YA/lo diganti dengan satu konstanta k dan perpanjangan Dl kita sebut x, maka:
Fn
= kx
Dengan perkataan lain,besar tambahan
panjang sebuah benda yang mengalami tarikan dihitung dari panjang awalnya
sebandaing dengan besar gaya yang meregangkannya. Hukum Hooke mulanya
diungkapkan dalam bentuk ini, jadi tidak atas dasar pengertian tegangan dan
regangan.
Apabila sebuah pegas kawat auloir
diregangkan, tegangan di dalam kawat itu praktis merupakan tegangan luncur
semata. Pertambahan panjnag pegas itu sebagai keseluruhan berbanding lurus
dengan besar gaya yang menariknya. Maksudnya, persamaan berbentuk F = kx itu tetap berlaku, dimana
konstanta k bergantung pada modulus luncur kawat itu, pada radiusnya, pada
radius ulirnya, dan pada jumlah ulir.
Konstanta k,atau perbandingan gaya terhadap
perpanjnagan, disebut konstanta gaya atau
kekuatan pegas itu7, dan dinyatakan dalam pound per foot,. Newton per
meter,atau dyne per sentimeter. Bilangannya sama dengan gaya yang diperlukan
untuk menghasilkan perpanjangan satuan.
Perbandingan perpanjnagan dengan gaya,
atau perpanjangan per satuan gaya, disebut
pemuluran (compliance) pegas itu. Pemuluran sama dengan resiprokal
konstanta gaya dan dinyatakan dalam feet per pound, meter per newton, atau
sentimeter per dyne. Bilangannya sama dengan perpanjangan yang dihasilkan oleh
satuan gaya.
Contoh Soal:
1. Dalam suatu percobaan
untuk mengukur modulus Young, sebuah beban 1000 lb yang digantungkan pada kawat
baja yang panjangnya 8 ft dan penampangnya 0,025 in2, ternyata
meregangkan kawat itu sebesar 0,010 ft melebihi panjangnya sebelum diberi
beban. Berapa tegangan, regangan, dan harga modulus Young bahan baja kawat
itu???
2. Umpamakan benda pada
gambar 11-6 sebuah pelat kuningan seluas 2 ft-2 dan tebalnya ½ in.
Berapa gaya F harus dikerjakan
terhadap tiap tepinya jika perubahan x pada gambar 11-6 (b) ialah 0,01 in?
Modulus luncur kuningan itu 5 x 106 lb in-2.
Tegangan luncur pada tiap sisi ialah:
F = 12.500 lb
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.