Anak-anak merupakan tahapan dari semua proses manusia yang awal. Setelah dilahirkan dan menjadi bayi, kita tumbuh dan juga berkembang. Di masa anak-anaklah kita memiliki berbagai hal yang dianggap cemerlang seperti halnya bisa belajar, berpikir, mengenal dunia baru, mengenal berbagai hal yang paling membingungkan.
Dalam semua perkembangannya anak-anak memiliki perkembangan kognitif ataupun perkembangan pikiran. Dalam dunia psikologi ada dua tokoh yang paling dipercaya teorinya. Berikut ini penjelasan mengenai perkembangan kognitif :
Pengertian Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu
- Kematangan
Kematangan merupakan poin pertama yang dianggap poin yang paling bisa dimasukan kedalam perkembangan kognitif. Selain bisa merubah kepribadian seseorang, aspek ini membuka adanya kemungkinan untuk perkembangan sedangkan jika hal ini kurang tentu akan membatasi secara luas prestasi jika dilihat dari sisi kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri. Maka kematangan menjadi pilihan pertama.
- Pengalaman
Mungkin anak-anak meruakan hudangnya penasaran, dimana mereka memiliki waktu yang banyak untuk mengembangkan pengetahuan dan mencari tahu pengalaman yang ada. Interaksi antara individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru sehingga mencoba mencari pengalaman dan berempati pada orang lain, tetapi kontak dengan dunia fisik tentu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan. Selain itu, kecuali jika intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
- Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hal penting, dimana bagian lingkungan sosialnya sudah termasuk kedalam peran bahasa serta pendidikan, pengalaman fisik juga bisa memacu ataupun menghambat perkembangan struktur kognitif anak tersebut.
- Ekuilibrasi
Ekuilibrasi adalah proses pengaturan diri dan pengoreksi diri. Mengatur interaksi spesifik dari imasing-masing manusia dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara sinkron dan juga tersusun dengan baik.
Menurut Piaget, anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka dengan menggunakan skema untuk menjelaskan hal-hal yang mereka alami seperti layaknya bercerita atau menjelaskan apa yang mereka alami.
Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual. Piaget (1952) mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas seseorang menggunakan dan mengadaptasi skema mereka:
- Asimilasi yaitu proses adanya penambahan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini sifatnya subjektif, karena seseorang cenderung memodifikasi pengalaman ataupun informasi yang sudah diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada.
- Akomodasi yaitu bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema karena hadirnya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Pada proses ini bisa terjadi pemunculan skema yang baru dan berubah sama sekali.
Karakteristik Kognitif Anak
Berikut adalah beberapa karakteristik terkait dengan kognitif anak, diantaranya adalah:
1. Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 0 – 2 tahun
- Dapat melihat cahaya dan mengikuti arah cahaya.
- Sudah bisa menghitung maksimal 2-4 buah benda yang ia lihat.
- Mengikuti isyarat dan bicara orang dewasa, karena di usia ini pemikiran mereka sama dengan mengikuti atau mengkopi.
- Mengetahui dan dapat menjelaskan objek yang diletakan tak jauh dari sekitar mereka yakni 8-10 inci di depan matanya atau disekitarnya.
- Menirukan isyarat-isyarat yang baru yang baru didengar atau dikenal oleh mereka.
- Menamai atau menunjukkan pada gambar yang mewakili benda tertentu dan sering dilihatnya atau terbiasa dilihatnya.
- Memahami kata minimal 2 kata depan atau bahasa sederhana yang tidak terlalu rumit.
- Memperlihatkan ketertarikan dan ingin tahu pada sekitarnya dengan dengan membongkar sesuatu.
- Mengingat benda yang ada dan bisa mengembalikanya ke tempat semula.
2. Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 2 – 4 tahun
- Dapat menunjuk dan menyebut gambar sederhana dan juga mudah diingat.
- Anak-anak dengan perkembangan kognitif tertarik mendengar seperti dongeng atau cerita
- Dapat mengenal anggota tubuh.
- Dapat mengenal dan mengelompokan warna.
- Dapat sudah mengerti konsep seperti besar dan kecil, luas dan sempit dan lainnya.
- Dapat mengenal fungsi benda dengan benar. Hal ini artinya dapat mengelompokkan benda berdasarkan bentuk,warna,ukuran dan fungsi secara sederhana.
- Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang kosong.
- Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya.
- Dapat mencocokkan hingga sebelas warna.
3. Karakteristik perkembangan kognitif anak usia 4 – 6 tahun
- Dapat mengetahui fungsi benda dengan benar.
- Dapat mengelompokkan benda sesuai dengan bentuk, warna, ukuran dan fungsi secara sederhana.
- Ikut dalam kegiatan membaca dengan mengisi kata-kata atau kalimat yang belum terisi.
- Dapat menunjukkan dan menyebutkan anggota tubuhnya.
- Dapat mencocokkan hingga sebelas warna.
- Berusaha membaca dengan memperhatikan gambar.
- Sudah bisa membaca kata-kata singkat dan juga ringan seperti 4-6 huruf.
- Dapat membaca cerita sederhana dengan lantang dan juga bersuara.
- Dapat mana hal yang fantasi ataupun realita.
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget ada beberapa tahapan yang akan dilalui dalam Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, antara lain :
A. Periode Sensorimotor
Periode sensorimotor yang terjadi pada 0 hingga 2 tahun. Dimana usia ini merupakan usia bayi lahir dengan refleks yang berasal dari lahir atau bawaan. Selain itu skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks sejak lahir. Periode ini merupakan periode pertama dengan 6 subtahapan yang menjelaskan antara penggunaan fisik dan pikiran serta gerak yang berasal dari refleks.
B. Periode Praoperasional
Periode selanjutnya yakni praoperasional. Pemikiran (Pra)Operasi menurut teori Piaget yaitu prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek yang ada. Ciri dari tahapan ini adalah tentu operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Selain itu, di dalam tahapan ini anak belajar menggunakan dan menjelaskan objek dengan gambaran maupun kata-kata meskipun masih terbata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
C. Periode Operasional Konkrit
Ketiga yakni adanya tahapan operasional konkrit, tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Dalam perhitungan Piaget tahapan ini berada di usia 6 tahun lebih dimana mereka memiliki pemikiran tanggung. Anak-anak sudah bisa dikatakan mengerti namun belum paham 100% apa yang dimaksudkan. (baca juga:
D. Periode Operasional Formal
Terakhir yakni tahap operasional formal dimana dalam tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun atau bisa dikatakan saat pubertas, dan terus berlanjut sampai dewasa. Kognitif saat dewasa sendiri tidak berhenti begitu saja meskipun perkembangannya lambat.
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Sedangkan tahapan operasional formal ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis dan lainnya.
Rasanya meskipun mereka terkadang melihat segala hal secara abu, namun anak-anak di tahapan ini sudah menerima informasi dalam bentuk yang jelas dan detail serta bisa dipahami. Tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral dan hal lainnya yang membuat orang tua harus kembali mengawasi secara ekstra.
Informasi umum mengenai tahapan-tahapan
Jika dilihat dari keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tahapan memiliki waktu yang jelas namun pada kenyataanya, tahapan tersebut bisa dicapai dalam usia yang berbeda. Tidak semua anak menghadapi batasan usia yang sama karena tergantung dengan faktor lainnya. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
- Tahapan bersifat universal sehingga tidak terkait adat dan budaya.
- Bisa digeneralisasi maksudnya adalah representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan. Sehingga cakupannya cukup luas.
- Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis dan bisa ditalar dengan pemikiran orang dewasa.
- Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi) sehingga tidak berantakan dan sembarangan.
- Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif. Secara psikologi hal ini berefek juga dengan perkembangan kepribadian seseorang ke masa dewasanya.
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.