Gudang Ilmu: TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

Thursday, 15 November 2018

TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN


Teori behavioristik adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi  yang  diinginkan.  Hukuman  kadang-kadang  digunakan  dalam  menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan  teori  dan  praktik  pendidikan  dan  pembelajaran  yang dikenal  sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Faktor lain yang juga dianggap penting oleh Teori Behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon tersebut akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap tetap dikuatkan. Misalnya ketika Guru memberi tugas kepada siswa-siswanya, ketika tugas itu ditambahkan maka Ia akan semakin giat belajar. Maka penambahan tugas tersebut merupakan penguatan positif (positive reinforcement) dalam belajar. Bila tugas-tugasnya  dikurangi  ini  justru  meningkatkan  aktivitas  belajarnya,  maka pengurangan tugas merupakan pengutan negatif (negative reinforcement) dalam belajar. Jadi penguatan merupakan salah satu bentuk stimulus  yang penting  untuk diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya respon
Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:
(1) Reinforcement and Punishment;
(2) Primary and Secondary Reinforcement;
(3) Schedules of Reinforcement;   
(4)   Contingency  Management;   
(5)   Stimulus   Control   in   Operant Learning;
(6) The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).

Ciri-ciri Teori Behavioristik:

·    Mementingkan faktor lingkungan

·    Menekankan pada faktor bagian

·    Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif.

·    Sifatnya mekanis

·    Mementingkan masa lalu

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas mimetic yang menuntut peserta didik untuk  mengungkapkan  kembali  pengetahuan  yang  sudah  dipelajari  dalam  bentuk laporan,   kuis,   atau   tes.   Penyajian   isi   atau   materi   pelajaran   menekankan   pada keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Pandangan Para Ahli Mengenai Teori Belajar Behavioristik
Menurut Thorndike, teori behavioristik adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan atau gerakan / tindakan.
Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan  mental  dalam  diri  seseorang selama proses  belajar mengajar, namun  Ia menganggap hal-hal tersebut sebagai  faktor  yang tak perlu diperhitungkan. Ia tetap mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam benak siswa itu penting, namun semua itu tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum karena tidak dapat diamati.

Chark hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian tentang belajar. Namun Ia sangat terpengaruh oleh teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua tingkah laku bermanfaat untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Oleh sebab itu, teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis sangat penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya
Demikian juga dengan Edwin Guthrie. Ia juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Namun Ia mengemukakan bahwa stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan   kebutuhan   sebgaimana   yang   dijelaskan   oleh   Chark   dan   Hull. Dijelaskannya bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara , oleh sebab itu dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat   mampu   merubah   kebiasaan   dan   perilaku   seseorang. 
Aplikasi dalam Pembelajaran Behaviorisme

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang  yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Aplikasi   teori   behavioristik   dalam   kegiatan   pembelajaran   tergantung   dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media  dan  fasilitas  pembelajaran  yang  tersedia.  Pembelajaran  yang  dirancang  dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan  yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.
Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu, para pendidik  mengembangkan  kurikulum  yang terstruktur dengan  menggunakan  standar- standar  tertentu  dalam  proses  pembelajaran  yang  harus  dicapai  oleh  para  pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
Frazier dalam (Sri Esti,2006: 139) menyampaikan penggunaan shaping untuk memperbaiki tingkah laku belajar. Ia mengemukakan lima langkah perbaikan tingkah laku belajar murid antara lain:
• Datang di kelas pada waktunya.
• Berpartisipasi dalam belajar dan merespon guru.
• Menunjukkan hasil-hasil tes dengan baik.
• Mengerjakan pokerjaan rumah.
• Penyempurnaan.

A.    Petanyaan
1.      Apa yang dimaksud dengan teori belajar behavioristik?
a.       teori perkembangan perilaku
b.      teori perkembangan itelektual
c.       teori perkembangan IQ
d.      teori perkembangan kedewasaaan
Kunci jawaban : A
2.      Apa tujuan pembelajaran teori behavioristik ?
a.       Peningkatan IQ
b.      Perubahan tingkah laku
c.       Perubahan cara pemikiran
d.      Perubahan cara menganalisis
Kunci jawaban : B
3.      Apa pandangan para ahli dengan teori behavioristik menurut “Thorndike” ?
a.       proses interaksi antara stimulus dan respon
b.      stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati
c.       semua tingkah laku bermanfaat untuk menjaga kelangsungan hidup manusia
d.      stimulus tidak harus berhubungan dengan kebutuhan atau pemuasan   kebutuhan   sebgaimana
Kunci jawaban : A
4.      Bagaimana aplikasi dari teori belajar behavioristik?
a.       obyektif, pasti, tetap, tidak berubah
b.      objektif
c.       berubah-rubah
d.      tidak tetap
Kunci jawaban : A
5.      ada berapa macam implikasi dalam teori behavioristik ?
a.       4
b.      5
c.       7
d.      6
Kunci jawaban  D






DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
   Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.