Gudang Ilmu: Tips Pondasi Rumah 2 Lantai Lengkap, Kokoh dan Tahan Gempa

Thursday, 13 July 2023

Tips Pondasi Rumah 2 Lantai Lengkap, Kokoh dan Tahan Gempa


Tips Pondasi Rumah 2 Lantai Lengkap, Kokoh dan Tahan Gempa

Pondasi rumah 2 lantai yang kokoh dan tahan gempa bukan hanya harus mempertimbangkan jenis atau tipe pondasi yang akan digunakan, tapi juga pertimbangkan jenis dan kontur tanahnya.
Untuk itu Anda harus benar-benar memperhatikan pondasi sebelum membangun rumah 2 lantai, terlebih di Indonesia yang rawan gempa. Berikut tips lengkap pondasi rumah 2 lantai yang kokoh dan tahan gempa.
  • Rekomendasi Jenis Pondasi Rumah 2 Lantai
  • Pertimbangkan Tanah untuk Pondasi Rumah 2 Lantai
  • Cara Membuat Pondasi Rumah 2 Lantai Tahan Gempa

Rekomendasi Jenis Pondasi Rumah 2 Lantai

Pilih jenis pondasi rumah 2 lantai yang sesuai struktur tanah dan alam sekitar. (Foto: Adobe Stock)
Ada beberapa jenis pondasi dalam membangun rumah 2 lantai yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan Anda. Berikut rekomendasi jenis pondasi rumah 2 lantai yang umum diterapkan di Indonesia.

Pondasi Batu Kali

Batu kali kerap dipakai untuk pondasi rumah 2 lantai. (Foto: Thiscobhouse.com)
Bagi Anda yang tengah mencari opsi pondasi yang mumpuni bagi rumah Anda, Jangan pernah melewatkan soal pondasi batu kali. Karena dari sisi ketahanannya tak perlu diragukan lagi.
Terlebih batu kali merupakan batu alam yang terbentuk karena terkikis oleh air dan kecepatan aliran sungai yang menentukan seberapa cepat batuan tersebut menjadi batu kali. Batu kali memang tidak memiliki banyak corak, tetapi multifungsi.
Apa saja fungsinya? Diantaranya untuk bahan pengerasan jalan yang lebih ramah anggaran. Lebih dari, itu batu kali juga memenuhi banyak kebutuhan lansekap, drainase, hingga pondasi. Yang terpenting dalam menggunakannya bukan karena warna kerikilnya tetapi ukuran yang digunakan. Ukuran yang akan Anda gunakan untuk membuat jalan setapak belum tentu merupakan pilihan terbaik untuk pondasi batu kali.
Karakter dari pondasi batu kali bisa menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan pembangunan rumah 2 lantai agar lebih efektif, efisien, dan hemat. Selain itu dengan mempertimbangkan karakter dari pondasi batu kali, Anda bisa menyesuaikan dengan kondisi tanah dan lingkungan, desain bangunan yang diinginkan, serta budget yang dimiliki.
Pondasi rumah 2 lantai bukan hanya harus mempertimbangkan jenis atau tipe pondasi yang akan digunakan, tapi juga pertimbangkan jenis dan kontur tanahnya. Mau punya rumah namun masih bingung menentukan tipe atau ukuran rumahnya? Cek pilihan rumahnya di kawasan Cibinong, Bogor, dengan harga di bawah Rp700 jutaan di sini!

Pondasi Tapak

Pondasi tapak merupakan salah satu jenis pondasi yang paling umum digunakan. (Foto: Pinterest)
Salah satu pondasi yang cukup umum ditemui adalah pondasi tapak. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan pondasi tapak itu? Pondasi tapak adalah sebuah struktur beton bertulang yang dibuat layaknya sebuah telapak dan memiliki posisi di bawah sebuah kolom atau tiang pada sebuah bangunan.
Pemanfaatan pondasi jenis ini juga digunakan pada bangunan bertingkat untuk memastikan kekuatan strukturalnya bisa terpenuhi dengan baik. Sebuah pondasi akan dibuat dan menyesuaikan dengan bangunan yang ada.
Semakin besar dan tinggi suatu bangunan maka otomatis pondasi juga harus dibuat lebih kuat dan lebih baik. Sama halnya juga dengan pondasi jenis ini, inilah beberapa jenis tapak yang perlu Anda ketahui:
Tapak Pelat
Jika hendak membangun sebuah rumah atau bangunan pada tanah yang labil, maka sebaiknya menggunakan pondasi tapak pelat untuk memastikan bangunan tetap aman dan tidak mengalami pergeseran. Sesuai dengan namanya, pondasi tapak pelat sudah dilengkapi dengan telapak yang memiliki ukuran besar untuk memberikan kekuatan struktural yang lebih baik lagi.
Tapak Dinding
Semakin kuat sebuah struktur bangunan maka akan semakin kuat juga sebuah bangunan itu bisa berdiri. Salah satu yang bisa digunakan untuk memperkuat struktur bagian dinding dan menjaga bebannya adalah tapak dinding.
Jenis ini sangat baik untuk memastikan beban dari dinding bisa tersebar secara merata dan sangat cocok untuk digunakan pada bangunan yang berada pada sekitar lereng.
Tapak Gabungan
Tapak gabungan digunakan atau dimanfaatkan untuk memberikan support pada dua buah kolom atau lebih dan menggunakan dua buah dasar yang dihubungkan dengan memakai balok pengikat.
Tapak Setempat
Tapak setempat atau telapak kolom merupakan sistem yang cukup efektif dan tidak memakan banyak tempat. Jenis ini juga sangatlah efektif untuk digunakan karena tidak memerlukan ruang yang banyak untuk menjaga kekuatan struktural dari sebuah bangunan.

Pondasi Strauss Pile

Anda perlu mengetahui kondisi tanah untuk menentukan jenis pondasi strauss pile yang cocok.(Foto: Pinterest)
Pondasi strauss pile adalah jenis pondasi yang dikerjakan manual dengan cara menggali tanah menggunakan alat bor auger hingga kedalaman tertentu, lalu dimasukkan tulangan besi untuk dilakukan pengecoran. Banyak yang menggunakan jenis pondasi ini karena tingkat kemudahan pembuatannya.
Di Indonesia, khususnya Jakarta, pembuatan pondasi strauss pile umumnya digunakan untuk konstruksi bangunan 2-3 lantai. Beberapa contoh bangunan yang memakai pondasi strauss pile ini adalah rumah tinggal, rumah toko (ruko) dan gedung kantor.
Pengerjaan strauss pile dilakukan secara manual, artinya bor digerakkan dengan tenaga manusia. Meski cara ini banyak digunakan, tanah yang akan dibor harus memenuhi syarat dan kondisi yang mendukung metode strauss pile ini.
Kondisi tanah yang cocok memakai pondasi straus pile:
  • Kondisi tanah lunak hingga kedalaman kurang lebih 6 meter
  • Kondisi tanah keras pada permukaan tanah atau pada sekitar 2 meter di bawah permukaan tanah.
  • Tanah timbunan, yaitu tanah yang diangkut dari daerah lain ke lokasi pembangunan lalu dipadatkan sebelum dibangun pondasi
Pengeboran tanah untuk membuat pondasi strauss pile ini biasanya dikerjakan oleh dua orang tenaga kerja per alat bor auger. Bisa juga tiga sampai empat orang jika beban maksimal belum terpenuhi.
Untuk membuat pondasi strauss pile, Anda bisa menyewa kontraktor yang menyediakan jasa pembuatan pondasi strauss pile. Teknisi akan membuat lubang berdiameter 20cm, 25cm, dan 30cm dengan kedalaman 6-10 meter (tergantung lapisan tanah keras di daerah yang dikerjakan). Metode pondasi strauss pile ini memang terbilang lebih sederhana dibanding teknik pembuatan struktur bangunan bawah lainnya.

Pondasi Cakar Ayam

Pondasi cakar ayam merupakan jenis konstruksi bangunan asli Indonesia. (Foto: Pinterest)
Pondasi cakar ayam mendapatkan nama yang unik ini karena di bagian bawah pondasi tersebut terdapat pipa-pipa beton yang mencengkeram tanah, seperti halnya kaki ayam. Pondasi ini mampu menopang bangunan di atasnya dengan lebih kuat juga dapat memanfaatkan tekanan tanah pasif sehingga dapat diterapkan pada tanah lunak.
Pondasi cakar ayam diperkenalkan oleh Prof. Dr. Ir Sedyatmo, ahli ilmu pengetahuan teknik, pada tahun 1962, sebagai solusi membangun 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa Ancol, Jakarta. Menara listrik ini akan digunakan untuk menyalurkan listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan, yang akan menjadi tuan rumah Asian Games 1962.
Selain waktu yang terbatas, ia terkendala juga oleh kondisi tanah yang lembek di area rawa sehingga sistem pondasi konvensional tidak dimungkinkan. Di sanalah Ir. Sedijatmo berinovasi dengan mendirikan menara di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa beton di bawahnya.
Pipa dan plat itu melekat secara monolit dan mencengkeram tanah dengan aman. Inilah yang dinamakan sistem pondasi cakar ayam. Secara umum struktur pondasi cakar ayam terdiri dari plat beton bertulang dengan ketebalan 10-15 cm yang didukung oleh pipa-pipa bertulang yang dipasang secara vertikal dan disatukan dengan plat beton tersebut.
Pipa beton ini biasanya berdiameter 120 cm dengan ketebalan 8 cm dan panjang sesuai dengan beban di atas plat dan kondisi tanah. Sistem antara plat dan pipa beton ini akan mencengkeram tanah dengan kuat layaknya cakar ayam dan disinyalir bahkan dapat menahan beban 1,5 sampai 4 ton per meter persegi.
Awalnya, pondasi cakar ayam memang dikhususkan untuk pembangunan di tanah yang lembek. Tapi pemasangan pondasi ini sebenarnya bisa diaplikasikan di mana saja, karena fungsi utamanya memang ditujukan untuk menopang bangunan dengan kokoh dan tahan lama. Jika di tanah lembek saja pondasi cakar ayam dapat bertahan kuat, apalagi di tanah yang memang padat.
Selain itu, pondasi cakar ayam memang banyak digunakan untuk pembangunan struktur yang besar dan membutuhkan kekuatan tahan lama seperti gedung pencakar langit, jalan layang hingga landasan pesawat. Untuk rumah tempat tinggal, pondasi cakar ayam memang jarang digunakan tapi bukan hal yang tidak mungkin juga.
Sistem pondasi cakar ayam dikenal dan diakui di berbagai negara, contohnya Jerman, Prancis, Denmark, Belanda, Italia, Belgia, dan Kanada. Seperti yang telah disebutkan di atas pondasi cakar ayam diperkenalkan oleh Prof. Dr. Ir Sedyatmo, ahli ilmu pengetahuan teknik, pada tahun 1962. Pada waktu itu, sistem pondasi ini menjadi solusi untuk membangun menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa di Jakarta yang memiliki karakter tanah lunak.

Pertimbangkan Tanah untuk Pondasi Rumah 2 Lantai

Kondisi tanah dan biaya yang tersedia juga mempengaruhi struktur pondasi. (Foto: Thisoldhouse.com)
Permasalahan yang paling menonjol dalam pemilihan jenis pondasi adalah kondisi tanah, yaitu jenis tanah seperti apa yang akan menjadi tempat berdirinya bangunan. Karena setiap jenis tanah memiliki daya dukung yang berbeda, sehingga penurunan yang terjadi pun semakin beragam.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pertimbangan yang dilakukan dalam perhitungan merancang pondasi ditinjau berdasarkan jenis tanah.

Pondasi Pada Tanah Pasir

Permasalahan yang sering terjadi pada perletakan pondasi diatas tanah pasir adalah penurunan yang tidak seragam. Untuk itu perlu dilakukan berbagai tes atau pengujian tanah seperti uji Soil Penetration Test (SPT), uji kerucut statis, dan uji beban pelat.

Pondasi Pada Tanah Lempung

Pada tanah lempung perancangan pondasi agak sulit dilakukan karena jenis tanah ini menyatu dengan air hingga tanah dengan mudah menjadi jenuh air. Pada tanah jenis ini disarankan menggunakan pondasi yang dalam, sehingga tanah tidak mudah terpengaruhi dengan iklim dan kondisi lingkungan sekitar.

Pondasi Pada Tanah Lanau

Tanah lanau merupakan jenis tanah yang terdapat di peralihan antara pasir dan lempung. Dalam kondisi alam, tanah jenis lanau ditemukan dalam kondisi longgar dan kurang padat. Sehingga jika dijadikan sebagai tempat perletakan pondasi, maka kan terjadi penurunan yang besar.

Pondasi Pada Tanah Organik

Tanah organik sangat tidak disarankan untuk dijadikan tempat perletakan pondasi, karena jenis tanah ini akan mengakibatkan penurunan terlalu besar. Karena tanah jenis ini sangat sulit dipadatkan.

Pondasi Pada Tanah Timbunan

Tanah timbunan merupakan tanah yang diangkut dari daerah lain ke lokasi pembangunan. Tanah timbunan yang akan dijadikan dasar pondasi harus diperiksa terlebih dahulu kapasitas dukungnya. Dan jika akan digunakan tanah timbunan harus dipadatkan terlebih dahulu.

Pondasi Pada Batu

Sebenarnya pondasi pada batu tak perlu dikhawatirkan karena sifat batu yang keras dipastikan mampu menahan beban bangunan dengan baik. Namun pada batuan berkapur dan memiliki lubang-lubang, stabilitas bangunan harus diperhitungkan. Karena akan membahayakan bangunan.

Cara Membuat Pondasi Rumah 2 Lantai Tahan Gempa

Di Indonesia sangat penting membuat pondasi rumah lantai 2 yang anti gempa. (Foto: Kominfo.go.id)
Indonesia adalah negara yang rentan terkena bencana alam seperti gempa bumi. Karenanya, dalam membangun sebuah rumah, Anda perlu memperhatikan kekuatan rumah terutama di bagian pondasi.
Berikut 5 cara membuat pondasi anti gempa yang tepat dan kuat.

1. Bangun Pondasi Anti Gempa di Tanah yang Keras

Bila tanah di sekitar lokasi bangunan dirasa kurang keras dan kurang stabil, maka tanah membutuhkan pengerjaan pendahuluan untuk memperkuat lapisan tanahnya. Buatlah pondasi di atas tanah yang keras dan kokoh agar bangunan tetap stabil dan kuat.
Pondasi berfungsi untuk mengalirkan beban bangunan ke tanah di sekitarnya, sehingga bangunan tetap dapat bertahan dengan baik. Oleh karena itu, jika lokasi bangunan dirasa kurang keras dan kurang stabil, maka tanah membutuhkan pengerjaan pendahuluan untuk memperkuat lapisan tanahnya.
Kedalaman galian tanah kira-kira 70 cm kemudian buatlah dinding tanah dalam posisi miring dengan perbandingan 5:1 agar tanah dapat menahan dengan kokoh. Kemudian Lapisi bagian dasar galian dengan timbunan pasir sedalam 10 cm. Perhatikan dalam membuat pondasi, usahakan tingginya mencapai 45 hingga 60 cm

2. Tanam Pondasi Anti Gempa Cukup Dalam

Pada umumnya pondasi anti gempa menggunakan sistem pondasi batu kali menerus yang dapat menghubungkan pondasi dengan sloof. Untuk rumah satu lantai, tempatkan pondasi batu kali pada kedalaman 45 cm dari permukaan tanah.
Sedangkan untuk rumah dua lantai, kedalaman pondasi setidaknya 60 cm untuk menjamin daya tahan lebih kuat, Anda juga bisa menambahkan pondasi tapak atau pondasi sumuran di beberapa titik pondasi tertentu.

3. Pondasi Anti Gempa Dibuat Menerus

Inti dalam membuat rumah anti gempa adalah pondasi anti gempa harus dibuat dengan cara menerus tanpa terputus. Jangan kurangi material pondasi hanya karena alasan menghemat biaya dalam membuat pondasi menerus ya.
Karena akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan rumah saat terjadi gempa. Efek buruk yang ditimbulkan bisa sangat berbahaya karena selain dapat membuat tembok bangunan retak juga bisa membuat bangunan roboh.

4. Buatlah Balok Pengikat Pondasi Anti Gempa

Setelah pondasi batu menerus selesai dibuat, berikutnya adalah membuat sloof atau balok pengikat pondasi yang terbuat dari bahan beton. Kegunaan dari sloof ini adalah untuk mengalirkan beban bangunan ke seluruh badan pondasi secara merata.
Penggunaan sloof ini juga tidak hanya diaplikasikan pada pondasi menerus, namun juga digunakan pada pondasi setempat. Untuk pondasi batu kali, pastikan sloof tetap kokoh di atas pondasi dengan cara mengikat badan sloof dengan angker sepanjang setengah meter.
Balok pengikat pondasi akan semakin menguatkan pondasi batu kali agar menjadi pondasi anti gempa yang sangat kokoh.

5. Ikat Pondasi, Sloof, dan Kolom Satu Sama Lainnya

Dan terakhir untuk membuat pondasi anti gempa adalah mengikat keseluruhan bagian pondasi, sloof dan kolom menjadi satu. Pastikan semua bagian tersebut terikat dengan kokoh dan terintegrasi dengan baik terutama pada bagian pembesiannya.
Jika semua bagian terikat dan terintegrasi dengan baik, ketika gempa terjadi getarannya dapat disebarkan secara merata atau terdistribusi dengan baik ke seluruh bagian bangunan dan bagian konstruksi lainnya dan bangunan tidak akan roboh.
Itulah tips lengkap untuk membuat pondasi rumah 2 lantai yang kokoh dan tahan gempa yang dapat Anda aplikasikan untuk membangun rumah lantai 2.

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.