Gudang Ilmu: Macam Teknik Pengambilan Sampel

Tuesday, 15 March 2022

Macam Teknik Pengambilan Sampel

 

Macam Teknik Pengambilan Sampel Padat, Gas dan Cair

 

Teknik Pengambilan Sampel Padat

Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pengambilan sampel padat:

       Tanding/lot: keseluruhan bahan yang diamati (populasi).

       Sampel primer: sampel yang diambil dari tanding (lot).

       Sampel campuran: kumpulan dari sampel-sampel yang diambil dari sampel primer.

       Sampel sekunder: sampel yang diambil dari sampel campuran.

       Sampel laboratorium adalah: sampel yang dikirim ke laboratorium yang mewakili lot/tanding.

       Kemasan karton : wadah yang mengemas kemasan-kemasan kecil.

       Kemasan kecil: wadah yang mengemas produk langsung dalam jumlah kecil.

       Bentuk curah: padatan yang berbentuk butiran atau serbuk.

       Bentuk terkemas: padatan atau cairan yang terkemas dalam kemasan kecil.

 

Aceptable Quality Level (AQL)

       Merupakan tingkat mutu yang dapat diterima atau  didefinisikan sebagai maksimum persen cacat yang diperbolehkan dalam satu lot yang akan diterima sekitar 95% pada waktu tersebut.

       Contoh: sampling plan pada AQL 6,5 artinya akan menerima suatu lot atau produksi dengan cacat 6,5% sebanyak 95% melalui inspeksi pada waktu tersebut.

 

Tingkat Pemeriksaan

Tingkat Inspeksi umum (General Inspection Levels)

       Terdapat tiga tingkat pemeriksaan yaitu I, II dan III.

        Tingkat pemeriksaan I adalah ± setengah jumlah  pemeriksaan normal (tingkat pemeriksaan II).

       Tingkat pemeriksaan II adalah pemeriksaan normal.

       Tingkat pemeriksaan III adalah ± dua kali pemeriksaan normal.

Tingkat Inspeksi Khusus (Special Inspection Levels)

       Terdapat 4 tingkat Inspeksi khusus yaitu S-1, S-2, S-3, S-4  diberikan untuk ukuran sampel relatif kecil dan toleransi terhadap resiko tinggi pada penarikan sampel.

       Contoh: pengambilan sampel mutiara.

Pengambilan Sampel Tunggal

ü  Pengambilan sampel hanya dilakukan satu kali, untuk memutuskan apakah lot diterima atau ditolak.

ü  Terdapat persyaratan minimal sampel rusak untuk dapat menerima atau menolak lot.

ü  Jika jumlah kerusakan (defect) ditemukan dalam sampel ≤ angka penerimaan maka lot atau batch dapat diterima.

ü  Jika jumlah kerusakan (defect) ditemukan calam sampel ≥ angka penolakan maka lot atau batch dapat ditolak.

 

Pengambilan Sampel Ganda

ü  Pengambilan sampel hanya dilakukan satu/dua kali, untuk memutuskan apakah lot diterima atau ditolak. 

ü  Pada sampling pertama dan kedua terdapat persyaratan minimal sampel rusak untuk dapat menerima atau menolak lot.

ü  Jika sampling pertama tidak cukup baik diterima dan tidak cukup buruk ditolak, lakukan sampling kedua.

ü  Hasil sampling 1 dan 2 digunakan untuk penerimaan atau penolakan lot.

ü  Single sampling normal digunakan saat awal pemeriksaan dan dapat berubah menjadi diperketat atau dikurangi tergantung mutu produk yang dihasilkan.

ü  Keuntungan: lot yang baik dan lot yang buruk dideteksi pada sampling pertama dan hanya lot yang mempunyai spesifikasi tertentu yang butuh sampling 2.

 

a). Pengambilan Sampel Menurut SNI 0428-1998-A tentang Petunjuk Pengambilan Sampel  Padatan

Ø  Petunjuk pengambilan sampel padatan digunakan untuk mendapatkan sampel yang mewakili tanding/lot baik berbentuk curah maupun terkemas.

Ø  Produk yang berbentuk curah merupakan produk dalam bentuk tepung atau butiran.

Ø  Produk yang berbentuk terkemas adalah produk yang terkemas dalam kemasan kecil.

 

Cara  Pengambilan Sampel Padat

  1. Pengambilan Sampel dari  Lot yang Berbentuk Curah

Ø  Dalam alat pengangkut atau line produksi

       Sampel diambil pada waktu bahan atau produk yang sedang bergerak melalui saluran yang mengangkut bahan atau produk dari ruang produksi ke gudang atau sebaliknya atau dari alat transportasi ke gudang atau sebaliknya.

       Sampel diambil beberapa kali yang bobotnya sama pada periode yang sama.

Ø  Dalam tumpukan atau gudang

       Sampel diambil berdasarkan jumlah lot dan sesuai dengan jenis uji yang akan dilakukan.

       Sampel diambil di beberapa tempat dari seluruh lapisan secara acak dengan masing-masing bobotnya kira-kira sama.

               

2. Pengambilan Sampel dari  Lot yang Berbentuk Terkemas

Ø  Dalam alat pengangkut atau line produksi

       Sampel diambil dari produk yang sedang bergerak melalui saluran pengangkut produk dari ruang produksi ke gudang atau sebaliknya atau dari alat transportasi kegudang atau sebaliknya.

       Sampel diambil dari beberapa kemasan pada waktu yang sama.

Ø  Dalam karung atau kemasan karton

       Sampel-sampel primer diambil dari beberapa karung/karton tergantung pada banyaknya karung/karton.

       Apabila jumlah lot lebih dari 1000 kemasan, harus dibuat lot dengan ukuran yang sama kemudian diambil dari akar dua jumlah karung/peti, diambil secara acak dengan menggunakan tabel acak.

               

b). Pengambilan Sampel  Menurut Codex Alimentarius Sampling Plans For Prepackaged Foods

Ø  Untuk Kemasan Kecil

Ø  Rancangan pengambilan sampel yang dapat digunakan jika tujuannya untuk inspeksi adalah berdasarkan AQL 6,5 dari CODEX (FAO/WHO CODEX)

Ø  Data-data yang diperlukan:

                - Ukuran wadah terkecil (container size)

                - Inspection level

                - Lot size (jumlah lot) atau N.

                - Jumlah sampel yang diperlukan

                - Kriteria jumlah unit sampel cacat atau defect yang dibutuhkan untuk penerimaan/penolakan lot

                - Parameter atau atribut inspeksi yang digunakan yaitu  berhubungan dengan kualitas atau mutu produk atau klasifikasi defective (cacat mutu).

                - Atribut inspeksi adalah atribut yang diperoleh dari hasil pengujian organoleptik dan fisik yang meliputi: ukuran, tekstur, warna, cacat, cita-rasa, penampakan dan lain-lain.

 

Langkah-langkah Pengambilan Sampel untuk Inspeksi

ü  Tentukan level inspeksi (inspection level) yang cocok, dimana:

                       Inspection level I untuk pengambilan sampel normal.

       Inspection level II untuk adanya disputes (kondisi kritis karena adanya perselisihan sehingga terjadi perdebatan antara produsen dan konsumen), keadaan memaksa atau keperluan untuk mengestimasi lot dengan lebih baik.

ü  Tentukan ukuran lot (N) yang merupakan jumlah wadah primer atau unit sampel.

ü  Tentukan jumlah unit sampel (ukuran size n) dari lot yang diinspeksi.

       Gunakan tabel sampling plan I atau sampling II (tergantung inspection level yang digunakan).

       Gunakan data inspection lot (I dan II), ukuran wadah dari unit sampel dan jumlah lot (N) untuk menguntungkan n.

ü  Tarik sejumlah unit sampel yang diperlukan dari lot secara acak (gunakan tabel bilangan acak dan penandaan yang diperlukan).

ü  Periksa unit-unit sampel tersebut sesuai dengan atribut mutu yang distandarkan (misalnya menggunakan Standar Codex). Kumpulkan wadah atau unit sampel yang sesuai dan yang  gagal untuk memenuhi atribut mutu tersebut.

ü  Berdasarkan Tabel Sampling Plan (I atau II) tentukan apakah lot diterima/ditolak, dengan cara yaitu:

       Lot diterima → Cacat (defectif) atau wadah yang fails ≤ dengan acceptance number (c).

       Lot ditolak → Jumlah unit sampel yang cacat > dari acceptance number (c).

               

Langkah-langkah Pengambilan Sampel untuk Pengujian Laboratorium

ü  Semua wadah atau unit sampel dikirim ke laboratorium dan diperiksa satu per satu atau wadah dibuka dan isinya dijadikan satu.

ü  Diaduk sampai homogen.

ü  Diambil sejumlah sampel laboratorium.

ü  Sampel laboratorium atau wadah-wadah di atas dikemas sedemikian rupa sehingga selama pengangkutan dan penyimpanan terlindung dari pengaruh benturan dan cuaca (cahaya, hujan, panas, dan lain-lain).

ü  Kemasan disegel.

ü  Sampel diberi label dengan mencantumkan tanggal dan waktu pengambilan sampel, nama orang/petugas dan badan yang menugaskannya, merek/cap bahan yang diambil sampelnya, simbol petunjuk atau identifikasi dan lain-lain dengan ketentuan yang berlaku.

 

Ø  Untuk Kemasan Besar

  1. Metode Sampling

       Sampel primer diambil dan dicampur sehingga diperoleh sampel yang siap untuk dianalisa.

       Semakin tidak homogen batch atau produk dalam lot yang diambil sampelnya maka semakin banyak sampel primer yang diambil untuk membuat sampel lebih mewakili keseluruhan populasi.

       Jumlah sampel pada sampel primer  tergantung dari jumlah karung dalam lot.

2. Metode Pengambilan Sampel

       Pengambilan sampel umumnya dilakukan dengan cara mengambil sebagian isi karung menggunakan alat pengambil sampel yang sesuai.

       Keuntungannya: Pengambilan sampel lebih cepat karena  tidak perlu membuka karung.

3.            Rancangan Penarikan Sampel Berdasarkan Militery Standard

       Pada mulanya penarikan sampel militery standard  digunakan oleh militer Amerika Serikat untuk melakukan inspeksi peralatan militer.

       Peralatan militer yang digunakan dilakukan inspseksi sangat ketat agar terjamin kualitasnya. Karena metode inspeksi ini sangat baik maka diterapkan pada produk makanan oleh FAO melalui Codex Alimentarius Comission (CAC).

       Pengambilan sampel (sampling) standar militer dapat digunakan untuk pemeriksaan atribut mutu: produk akhir, bahan baku, bahan dalam proses, penyimpanan, dan pemeliharaan.

       Tipe-tipe sampling plan berdasarkan  militery standard meliputi:

-          Pengambilan sampel tungal (single sampling) terdiri dari normal, diperketat, dan dikurangi.

-          Pengambilan sampel ganda (double sampling) terdiri dari  normal, diperketat, dan dikurangi.

-          Pengambilan sampel majemuk (multiple sampling) terdiri dari normal, diperketat dan dikurangi.

               

Prosedur Pengambilan Sampel Bahan Pangan

a)      Peralatan yang digunakan harus steril, terutama yang akan digunakan untuk uji mikrobiologis.

b)      Pengambilan sampel dilakukan secara steril sesuai dengan standar  opersional prosedur (SOP).

c)       Secara fisik, sampel dapat berbentuk segar, beku, atau hasil olahan.

d)      Bobot sampel yang digunakan tergantung dari pengujian yang akan dilakukan. 

e)      Pengambilan sampel untuk pengujian mikrobiologis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

Ø  Swab (ulas)

-          Kegunaan: untuk mengambil sampel pada permukaan bahan pangan segar.

-          Caranya:

       Kapas (cotton bud) steril diusapkan ke permukaan daging dengan luas 25-50 cm2.

       Kapas hasil usapan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi larutan pengencer.

       Sampel siap untuk diuji.

               

a)      Peralatan yang digunakan harus steril, terutama yang akan digunakan untuk uji mikrobiologis.

b)      Pengambilan sampel dilakukan secara steril sesuai dengan standar  opersional prosedur (SOP).

c)       Secara fisik, sampel dapat berbentuk segar, beku, atau hasil olahan.

d)      Bobot sampel yang digunakan tergantung dari pengujian yang akan dilakukan. 

e)      Pengambilan sampel untuk pengujian mikrobiologis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

Ø  Swab (ulas)

-          Kegunaan: untuk mengambil sampel pada permukaan bahan pangan segar.

-          Caranya:

       Kapas (cotton bud) steril diusapkan ke permukaan daging dengan luas 25-50 cm2.

       Kapas hasil usapan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi larutan pengencer.

       Sampel siap untuk diuji.

Ø  Excision (tusuk) atau rinse technique (diiris)

-          Kegunaan: dilakukan untuk bahan pangan dalam keadaan beku.

-          Dilakukan apabila bahan pangan yang akan diuji relatif kecil (≤ 2 Kg).

-          Sampel ditimbang secara aseptis lalu dimasukkan ke dalam plastik steril dan ditambahkan pengencer steril sebanyak 9 kali bobot sampel.

-          Caranya:

       Sampel diambil dengan menggunakan bor khusus (cork borrer) yang ditusukkan ke bahan pangan sedalam 2 mm dari permukaan.

       Jumlah populasi mikroba per mL dapat ditentukan dengan menghitung luas permukaan yang diambil dan volume larutan pengencer.

Ø  Tujuan pengambilan sampel sesuai prosedur yaitu:

-          Jika sampel tidak mewakili lot hasilnya tidak dapat digunakan untuk menggambarkan seluruh lot.

-          Penolakan bahan pangan karena kesalahan pengambilan sampel akan merugikan perdagangan ekspor.

-          Hasil analisa dari sampel yang tidak mewakili lot akan berdampak pada kesehatan.

-          Tidak ekonomis bila seluruh lot dianalisis.

               

Teknik Pengambilan Sampel Gas

Lima kategori pengambilan sampel udara, yaitu:

  1. Sampel Udara Emisi → Pengukuran  aju alir gas, sifat fisika, serta komposisi dan konsentrasi dari polutan pada gas buangan pabrik, cerobong asap, maupun sistem ventilasi.
  2. Sampel Udara Ambien → Pengukuran tingkat polutan udara luar ruangan guna mengkarakterisasi tingkat polutan di area yang cukup luas, dilakukan untuk penilaian terhadap efek kesehatan atau memperkirakan efek dari sumber polutan baru yang diusulkan.
  3. Sample Udara Kebersihan Pabrik → Pengukuran dalam ruangan di tempat kerja, baik pemantauan stasioner, area, atau pemantauan pribadi untuk perlindungan pekerja.
  4. Sampel Perumahan → Pengukuran kualitas kesehatan udara di area pemukiman penduduk.
  5. Quality Control → Pengambilan sampel gas untuk memantau susunan dari proses produksi atau produk yang diproduksi.

 

a). Pengambilan Sampel Udara Emisi

Ø  Pengambilan Sampel  Partikulat (Debu) dalam Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak

       Hasil pengukuran partikulat yang representatif diperoleh dalam keadaan isokinetik.

       Isokinetik Suatu kondisi kecepatan aliran udara dalam saluran pengambil contoh sama dengan kecepatan aliran gas pada titik pengambilaan contoh uji dalam cerobong.

       Kecepatan aliran gas dalam saluran pengambil contoh uji (nozzle) > kecepatan aliran gas dalam cerobong konsentrasi partikulat yang terukur < konsentrasi partikulat yang sebenarnya.

       Kecepatan aliran gas dalam saluran pengambil contoh uji (nozzle) < kecepatan aliran gas dalam cerobongkonsentrasi partikulat yang terukur > konsentrasi partikulat yang sebenarnya.

Ø  Pengambilan Sampel Gas dalam Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak

       Lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan sampling partikulat.

       Kecepatan aliran gas dalam  probe sampling tidak harus sama dengan kecepatan aliran gas dalam cerobong.

       Sampling gas cukup representatif pada satu titik lintasan pengukuran.

       Perlu diperhatikan mengenai gangguan yang mungkin timbul dalam sampling gas sehingga mutu hasil samping dapat dikendalikan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

       Partikulat dapat bereaksi dengan gas yang akan diukur dan juga dapat menutupi pipa pengambilan gas, sehingga proses sampling dapat terganggu.

ü  Solusi: Menghilangkan gangguan partikulat digunakan filter ketika sampling.

       Gas buang dapat terkondensasi dalam saluran sampling sehingga gas yang diukur dapat terlarut dalam air akibatnya terjadi kelarutan gas.

ü  Solusi: Menghindari gangguan perlu dilakukan pemanasan pada aliran gas.

       Saluran sampling dan sistem pengumpulan gas harus terbuat dari bahan yang inert, yang tidak bereaksi dengan gas yang akan diukur.

       Teknik pengumpulan gas, seperti absorpsi dengan pereaksi kimia harus diketahui efisiensi pengumpulannya.

       Metode analitik pengukuran yang digunakan haruis spesifik, akurat, sensitif dan bebas dari senyawa-senyawa pengganggu.

Teknik sampling gas yang digunakan dapat berupa :

Ø  Absorpsi dengan cairan kimia yang spesifik, dengan cara:

-          Gas buang dari cerobong dihisap dengan laju aliran tertentu.

-          Kemudian dilewatkan ke dalam impinger yang berisi cairan kimia yang spesifik, sehingga gas pencemar yang akan diukur larut dalam larutan penyerap. 

Ø  Adsorpsi pada permukaan padat adsorben.

-  Teknik ini biasanya digunakan untuk pengukuran gas organik.

Ø  Teknik pendinginan, dilakukan dengan cara:

-          Sejumlah gas buang dilewatkan dalam suatu rangkaian trap pendingin.

-          Hasil: uap gas yang akan diukur menjadi cair.

Ø  Teknik mengumpulkan sejumlah gas buang dalam suatu kantung atau tabung sampel.

Ada 3 macam pengambilan contoh gas dengan menggunakan larutan penyerap yang umum dilakukan, seperti terlihat pada gambar 1 dan 2 berikut ini:

  1. Metoda sampling dengan bubbler Pengambilan contoh gas dalam jumlah besar (10-20 L).
  2. Metode labu vakum Contoh gas diambil kedalam labu yang telah diisi larutan penyerap dan telah divakumkan.
  3. Pengambilan contoh dengan wadah/kontainer Wadah dipakai untuk membawa gas yang telah diambil dari cerobong asap ke laboratorium setelah pengambilan contoh dilapangan.

Ø   Continuous Emission Monitoring (CEM)

Pengukuran emisi secara langsung dari cerobong menggunakan alat otomatis yang  yang dilakukan pada periode waktu yang lama secara terus menerus (minimal 24 jam, umumnya lebih dari seminggu).

       Kegunaan: Bisa melihat kecenderungan emisi yang dihasilkan, bisa dilihat efektivitas alat pengendali emisi yang digunakan, dan sebagai evaluasi laju produksi dari suatu  proses yang dilakukan.

       Persyaratan pemasangan CEM meliputi:

-          Mendeteksi minimal semua parameter yang adaa didalam baku mutu emisi yang ditetapkan sesuai dengan jenis industrinya.

-          Mendeteksi laju alir volume emisi yang dikeluarkan.

-          Berada pada lokasi yang relatif memudahkan dalam pemeriksaan kualitas udara emisi, mudah terlihat.

-          Berada pada lokasi yang relatif kuat untuk menjaga keamanan petugas pemeriksa atau alat CEM.

 

b). Pengambilan Sampel Udara Ambien

Berdasarkan sifat fisik parameternya, teknik pengumpulan terbagi menjadi dua kategori yaitu

Ø  Teknik Pengambilan Sampel Gas di Udara Ambien

       Teknik absorpsi

                Peralatan sampling umum yang menggunakan teknik absorpsi yaitu:

                - Bubblers dan impinger Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999 dan Kepmen 50 tahun 1996 adalah: Sulfur dioksida (SO2) dan Nitrogen dioksida (NO2).

-          Oksidan (Ox) Parameter yang diukur sesuai Kepmen 50 tahun 1996 adalah: Amoniak (NH3) dan Hidrogen sulfida (H2S).

-          Solid absorption Parameter yang diukur sesuai PP 41 tahun 1999: indeks sulfat.

-          Filter Sampling Parameter yang diukur menggunakan metoda Pasif Martin Ferm: SO2, NO2 dan Ox.

-          Teknik adsorpsi Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999: Hidrokabon

-          Teknik pendinginan Parameter yang diukur sesuai Kepmen 50 tahun 1998 adalah: Hidrogen sulfida, Metil merkaptan, Metil sulfida, Dimetil sulfida, dan Stiren.

-          Pengumpulan dengan kantong udara Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999: Hidrokarbon dan Karbon monoksida (CO).

Ø  Teknik Pengambilan Sampel Partikulat dari Udara Ambien

                 Pengumpulan partikulat/aerosol di udara yang umum dilakukan adalah: 

       Settlement Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999: Debu jatuh.

       Filtration Parameter yang diukur sesuai PP41 tahun 1999: TSP, untuk PM10 dan PM2.5 diperlukan alat dengan modifikasi terhadap inlet dan kapasitas pompa vakum.

       Impingement collector Mengidentifikasi sumber pencemar partikulat dalam suatu kawasan.

       Particulate matter analyzer Menggunakan metode gravimetri, pendaran cahaya atau kemampuan partikel dalam menahan cahaya.

Beberapa Peralatan Pengambil Sampel Udara

a)      Impinger: Rangkaian peralatan pengambil contoh gas udara ambien.

b)      Rangkaian peralatan pengambil contoh uji debu menggunakan metode 5 USEPA.

c)       High volume air sampel.

d)      Automatic gas analyzer.

e)      Pengukur aerosol di udara.

 

Teknik Pengambilan Sampel Cair

1. Pengambilan sampel air untuk mikrobiologi adalah :

       Aliran atau arus yang terjadi pada sampel, misalnya adanya pengaduk dan kecepatan aliran.

       Biofilm yang terbentuk pada dinding wadah penampung air atau pipa.

       Sedimen atau endapan yang terjadi .

       Selalu sisakan ruang udara dalam botol (minimal 2,5cm atau +/- 1 inchi dari tutup botol) untuk proses pengocokan.

       Umumnya volume sampel yang diambil tiap unit adalah 100ml (APHA) atau 200ml (WHO). Sample size yang dipilih tergantung tujuan analisa. Pengambilan sampel dapat menggunakan botol bervolume 125ml.

       Kedalaman pengambilan sampel .

       Benda yang mengapung atau melayang di badan air, misalnya sampah .

       Kandungan senyawa antimikroba pada sampel, misalnya chlorine.

2. Pengambilan sampel cair yang berasal dari kran atau pipa :

       Pilih pipa atau kran yang disuplai langsung atau paling mendekati dari tanki utama.

       Semprot udara sekitar kemudian mulut kran dengan etanol 70%.

       Drain air selama 2-3 menit.

       Saat memasukkan air ke botol sampel, debit air dikecilkan sampai air saat memasuki botol tidak terlalu deras dan menimbulkan cipratan.

3. Pengambilan Sampel Air Sungai, Air Kolam, Danau, Waduk, Pantai, dan Laut:

       Buka tutup botol lalu botol dimasukkan ke dalam air dengan posisi mulut botol kebawah.

        Celupkan botol sampai kedalaman tertentu biasanya minimal 6 inchi. Udara yang ada di dalam botol akan menekan dan mencegah air masuk. Hal ini bertujuan untuk menghindari terambilnya sampel air yang berada dekat dengan permukaan.

       Miringkan botol sehingga air perlahan masuk.

       Angkat botol ke permukaan lalu buang sedikit air yang terambil supaya terdapat ruang udara di dalam botol.

Beberapa Peralatan Pengambil Sampel Cair

a)      Van dorn horizontal water sampler

b)      Kemmerer water sampler

c)       Cooler box

d)      Botol sampel plastik

e)      Ekman grab

f)       Surber sampler

g)      Ayakan benthos

 

Peralatan pengambilan sampel terdiri dari beberapa jenis:

       Alat pengambil sampel sederhana (ember plastik, botol).

       Alat pengambil sampel setempat secara mendatar yang digunakan untuk pengambilan sampel di sungai atau air mengalir pada kedalaman tertentu.

       Alat pengambil sampel secara tegak, untuk mengambil sampel pada lokasi yang airnya tenang atau aliran sangat lambat pada kedalaman tertentu, seperti di danau, waduk dan muara sungai.

       Alat pengambil sampel pada kedalaman yang terpadu, untuk mendapatkan sampel yang mewakili semua lapisan air.

       Alat pengambil sampel secara otomatis, digunakan untuk sampel gabungan waktu dari air limbah atau air sungai tercemar, agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu.

       Alat pengambil sampel untuk pemeriksaan gas terlarut yang dilengkapi tutup sehingga alat dapat ditutup segera setelah terisi penuh.

       Alat pengambil sampel untuk pemeriksaan bakteri, yaitu botol gelas yang ditutup kapas atau aluminium foil, tahan panas dan tekanan selama proses sterilisasi.

       Alat pengambilan sampel untuk pemeriksaan plankton berupa jaringan yang berpori 173 mesh/inchi.

       Alat pengambil sampel untuk pemeriksaan hewan benthos, misalnya Ekman grap, digunakan untuk pengambilan sampel pada sumber air yang alirannya relatif kecil.

 

Daftar Pustaka

ü  Day, R. A., Underwood, A.L. (1994). Quantitative Analysis. Penerjemah Drs. R. Soendoro. Kimia Analisa Kuantitatif. Edisi keempat. Cetakan kelima. Jakarta: Erlangga.

ü  Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

ü  Koswara, S. 2003. Teknik Pengambilan Sampel Benda Uji. Materi pelatihan Teknik Pengambilan Sampel, MBRIO Bogor  24-28 Maret 2003.

ü  Methods of Air Sampling and Analysis, third Edition. James Lodge (ed) 1988.

ü  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

ü  Soedomo,  M.  1999.  Pencemaran  Udara.  Bandung: ITB.

ü  Standar Nasional Indonesia (SNI) 0428-1998. Petunjuk Pengambilan Sampel Padatan.

ü  Sudarmadji, Slamet, dkk. 1997. Prosedur untuk Bahan Makanan Dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.

ü  Winarno, F.G. 1986, Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia.

ü  Estien, Yazid, dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Yogyakarta: Andi.

ü  Wagiono., Mengambil Contoh bahan Padatan, Cairan dan Semi padat, 2003. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional.

ü  Pedoman BSN No. 503 , 2000, Kriteria Petugas Pengambil Contoh, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta

 

No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.