Karbohidrat ??
Merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon
(C), hidrogen (H) dan oksigen (O) yang terbentuk dari peristiwa fotosintesis
pada tumbuhan. Karbohidrat memiliki peran sebagai sumber energi utama bagi
manusia untuk melakukan aktivitasnya. Penanganan, penyimpanan, dan pengawetan
bahan pangan sering menyebabkan terjadinya perubahan nilai gizi salah satunya
adalah karbohidrat. Proses pengolahan tersebut dapat bersifat menguntungkan terhadap
karbohidrat yang terkandung dalam bahan pangan tersebut, yaitu perubahan kadar
kandungan karbohidrat dan peningkatan daya cerna. Proses pemanasan bahan pangan
dapat meningkatkan ketersediaan karbohidrat.
Metode Analisis Karbohidrat
Analisis Kualitatif
- Test
Molish
- Test
Moore
- Test
Benedict
- Test
Selliwanof
- Test
Barfoed
- Metode
Fehling
- Metode
Osazon
- Metode
Tollens
- Metode
iodine
Analisis Kuantitatif
- Metode
Fisika
- Berdasarkan
indeks bias
- Berdasarkan
rotasi optis
- Metode
Kimiaa
- Titrasi
- Spektrofotometri
- Cara
luff Schoorl
- Metode Nelson-Somogyi
- Metode
enzimatis
- Glukosa
oksidase
- Heksokinase
5. Metode Dinitrosalisilat (DNS)
6. Metode
Asam Fenol Sulfat
METODE ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT
1. Test Molish
Prinsip:
Karbohidrat akan didehidrasi oleh asam sulfat pekat
membentuk senyawa furfural atau turunannya. Furfural dan turunannya akan
berkondensasi dengan alfanaftol (molish) menghasilkan senyawa kompleks berwarna
merah ungu pada bidang batas antara larutan karbohidrat dan H2SO4 pekat.
2. Test Moore
Prinsip:
Uji Moore menggunakan NaOH (alkali) yang berfungsi sebagai
ion OH- yang akan berikatan dengan rantai aldehid yang membentuk aldol
aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna kekuningan.
Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon dengan hydrogen dan
menggantikannya dengan gugus –OH.
3. Test Benedict
Prinsip:
Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh
gula yang mempunyai gugus aldehid sehingga CuO atau kupri tereduksi menjadi
Cu2O yang berwarna merah bata (endapan).
4. Test Selliwanof
Prinsip:
Perubahan fruktosa oleh HCl panas menjadi levulinat dan
hidroksimetil furfural, selanjutnya kondensasi hidroksimetil dengan resorsinol
akaan menghasilkan senyawa sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa akan
member reaksi positif berwarna oranye.
5. Test Barfoed
Prinsip:
Monosakarida akan mereduksi Cu2+ dalam suasana asam
lemah (CH3COOH), menghasilkan endapan yang berwarna merah bata dari Cu2O.
6. Metode Fehling
Prinsip dari metode fehling yaitu menggunakan gugus aldehid
pada gula untuk mereduksi senyawa Cu2SO4 menjadi Cu2O (endapan berwarna merah
bata) setelah dipanaskan pada suasana basa (Benedict dan Fehling) atau asam
(Barfoed) dengan ditambahkan agen pengikat (chelating agent) seperti Na-sitrat
dan K-Na-tatrat.
7. Metode Osazon
Prinsip:
Reaksi ini dapat digunakan baik untuk larutan aldosa maupun
ketosa, yaitu dengan menambahkan larutan fenilhidrazin, lalu dipanaskan hingga
terbentuk kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon (osazon).
8. Metode Tollens
Prinsip:
Tollen terdiri dari Ag2SO4 yang bila ada gula pereduksi
Ag akan direduksi menjadi Ag+ yang akan membentuk cinci perak. Kelemahan
dari reaksi Tollen adalah dia bukan cuma bereaksi dengan gula
pereduksi tetapi juga bereaksi dengan senyawa keton yang mempunyai gugus metil.
9. Metode iodine
Prinsip:
Uji iodium digunakan untuk melihat pembentukan polisakarida.
Penambahan iodium pada suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya
kompleks absorbsi berwarna spesifik. Amilum atau pati akan menghasilkan warna
biru. Hasil yang postif hanya pada penambahan air dan HCl dengan iodine.
METODE
ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT
1.
Metode Fisika
Ada dua (2)
macam, yaitu :
a. Berdasarkan indeks bias
Cara ini menggunakan alat yang dinamakan
refraktometer, Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kadar/ konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula,
garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan
namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang
masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan
prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang
ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
yaitu dengan rumus :
X = [(A+B)C - BD)]
dimana :
X = % sukrosa atau gula yang diperoleh
A = berat larutan sampel (g)
B = berat larutan pengencer (g)
C = % sukrosa dalam camp A dan B dalam tabel
D = % sukrosa dalam pengencer B
b. Berdasarkan rotasi optis
Cara ini digunakan berdasarkan sifat optis dari gula yang
memiliki struktur asimetrs (dapat memutar bidang polarisasi) sehingga dapat
diukur menggunakan alat yang dinamakan polarimeter atau
polarimeter digital (dapat diketahui hasilnya langsung) yang
dinamakan sakarimeter. Menurut hokum Biot; “besarnya rotasi optis tiap
individu gula sebanding dengan konsentrasi larutan dan tebal cairan” sehingga
dapat dihitung menggunakan rumus :
[a] D20 = 100 A
L x C
[a] D20 = rotasi jenis
pada suhu 20 oC menggunakan
D = sinar kuning pada
panjang gelombang 589 nm dari lampu Na
A = sudut putar yang
diamati
C = kadar (dalam g/100 ml)
L = panjang tabung (dm)
sehingga C = 100 A
L x [a] D20
2. Metode Kimia
Titrasi
Untuk cara yang pertama ini dapat melihat metode yang telah distandarisasi oleh
BSN yaitu pada SNI cara uji makanan dan minuman nomor SNI 01-2892-1992.
Spektrofotometri
Prinsip : reaksi reduksi CuSO4 oleh gugus karbonil pada gula reduksi yang
setelah dipanaskan terbentuk endapan kupru oksida (Cu2O) kemudian ditambahkan
Na-sitrat dan Na-tatrat serta asam fosfomolibdat sehingga terbentuk suatu
komplek senyawa berwarna biru yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 630 nm
Cara Luff Schoorl
Prinsip: Monosakarida dioksidasi oleh CuO dari reagen Luff
Schoorl menjadi Cu2O.kemudian kelebihan CuO dari reagen luff Schoorl
akan bereaksi dengan KI suasana asam membentuk I2 yang akan bereaksi
dengan cara dititrasi dengan Na-tiosulfat dengan indikator amilum .
3. Metode Nelson-Somogyi
Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi
dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat. Kupri mula-mula direduksi
menjadi bentuk kupro dengan pemanasan larutan gula. Kupro yang terbentuk
selanjutnya dilarutkan dengan arseno molibdat menjadi molibdenum berwarna biru
yang menunjukkan ukuran konsentrasi gula dan membandingkannya dengan larutan
standar sehingga konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna
yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur
absorbansinya.
4. Metode enzimatis
Glukosa Oksidase
D- Glukosa + O2 oleh glukosa oksidase -> Asam glukonat dan H2O2
H2O2 + O-disianidin oleh enzim peroksidase -> 2H2O + O-disianidin teroksdasi
yang berwarna cokelat (dapat diukur pada l 540 nm).
Heksokinase
D-Glukosa + ATP oleh heksokinase -> Glukosa-6-Phospat +ADP
Glukosa-6-Phospat + NADP+ oleh glukosa-6-phospat dehidrogenase ->
Glukonat-6-Phospat + NADPH + H+ Adanya NADPH yang dapat berpendar (memiliki
gugus kromofor) dapat diukur pada l 334 nm dimana jumlah NADPH yang terbentuk
setara dengan jumlah glukosa.
5. Metode Dinitrosalisilat (DNS)
Prinsip:
Metode ini digunakan untuk mengukur gula pereduksi dengan
teknik kolorimetri. Teknik ini hanya dapat mendeteksi satu gula pereduksi,
misalnya glukosa. Glukosa memiliki gugus aldehida, sehingga dapat dioksidasi
menjadi gugus karboksil. Gugus aldehida yang dimiliki oleh glukosa akan
dioksidasi oleh asam 3,5-dinitrosalisilat menjadi gugus karboksil dan
menghasilkan asam 3-amino-5-salisilat pada kondisi basa dengan suhu 90-100oC.
Senyawa ini dapat dideteksi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540
nm.
6. Metode Asam Fenol Sulfat
Prinsip:
Metode ini disebut juga dengan metode TS (total sugar) yang
digunakan untuk mengukur total gula. Metode ini dapat mengukur dua molekul gula
pereduksi. Gula sederhana, oligosakarida, dan turunannya dapat dideteksi dengan
fenol dalam asam sulfat pekat yang akan menghasilkan warna jingga kekuningan
yang stabil.
Latar Belakang
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehid dan keton atau turunan
mereka. Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan
polisakarida
Tujuan
Mengetahui
pengelompokan senyawa-senyawa yang termasuk monosakarida, disakarida, dan
polisakarida pada sampel melalui beberapa percobaan.
Metoda
- Uji Fehling test dan Moore test untuk
mengetahui perubahan warna yang mengandung gula sederhana
- Percobaan Hidrolisa untuk mengetahui
senyawa yang positif terhidrolisis
- Iod test untuk mengetahui senyawa
yang positif polisakarida
Bahan yang
Digunakan
- Larutan Glukosa sebagai sumber
glukosa
- Larutan Sukrosa sebagai sumber
sukrosa
- Larutan Amilum sebagai sumber amilum
- Larutan Fehling A sebagai pelarut
pada uji Fehling dan Hidrosa
- Larutan Fehling B sebagai pelarut
pada uji Fehling dan Hidrosa
- Larutan NaOH 10% sebagai menangkap
senywa yang tidak ikut bereaksi dan sebagai zat penguji gula
- Indikator PP sebagai indikator
- Larutan Iod 0,1 N sebagai pelarut
pada uji Iodin
Langkah Kerja :
Fehling Test
-
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
-
Larutan Fehling A dan B dimasukkan masing masing 2
mL
-
Ditambahkan 4 tetes larutan NaOH
-
Dipanaskan di atas bunsen hingga mendidih
-
Diamati perubahan warna (reaksi positif adanya
endapan merah bata)
Fehling Test
-
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
-
Ditambahkan larutan NaOH 10% 5 mL
-
Dipanaskan di atas bunsen hingga mendidih (reaksi
positif adalah warna kuning tak berendapan atau coklat kehitaman)
Hidrolisa
-
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
-
Ditambahkan larutan H2SO4
10% 1 mL
-
Dipanaskan diatas bunsen hingga mendidih
-
Didinginkan
-
Ditambahkan 2 mL larutan NaOH 10 % dan indikator
PP sebanyak 2 tetes
-
Ditambahkan 2 mL larutan Fehling A dan B
-
Dipanaskan lagi (endapan oren dan hijau)
Iod Test
-
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
-
Ditambahkan 5 tetes larutan iod
-
Diamati perubahan (reaksi positif yaitu warna
biru)
Hasil dan
Pembahasan
Fehling Test
Hasil uji
menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa merupakan gula yang dapat mereduksi
larutan fehling dan sebagai karbohidrat pereduksi. Hal ini dapat dinyatakan
bahwa golongan karbohidrat monosakarida dan disakarida positif terhadap
kegiatan mereduksi larutan fehling tersebut. Pereaksi fehling ditambah
karbohidrat kemudian dipanaskan, akan terbentuk endapan merah bata pada hasil
akhir.
Hasil dan
Pembahasan
Moore Test
Pada percobaan
ini, hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi coklat dan
kuning. Glukosa dan sukrosa menunjukkan hasil positif. Bau karamel yang khas
adalah akibat dari sejumlah hasil fragmentasi dan dehidrasi gula. Warna coklat tetapi
tidak berbau karamel karena sampel mengandung konsentrasi gula yang sedikit.
Sedangkan jika berbau caramel tetapi berwarna coklat, memiliki konsentrasi gula
yang tinggi.
Sebagimana hasil
pada uji Fehling, pada uji Moore ini, glukosa dan sukrosa mengalami perubahan
warna menjadi endapan merah bata yang menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa
merupakan gula sederhana.
Hasil dan
Pembahasan
Hidrolisa
Pada percobaan
didapatkan bahwa sukrosa dan amilum menunjukkan hasil positif. Pada amilum,
didapatkan warna hijau, namun sukrosa masih termasuk walaupun memiliki
kandungan paling kecil. Sedangkan glukosa mengapa tidak positif karena glukosa
sudah tidak dapat terhidrolisis lagi walaupun juga memliki warna hijaupada
akhir reaksi.
Pada uji
Hidrolisa, sukrosa dan amilum positif terhidrolisis melalui perubahan warna di
akhir percobaan yaitu endapan oren pada sukrosa dan hijau kebiruan pada amilum.
Hasil dan
Pembahasan
Iod Test
Hasil percobaan
menunjukkan hanya amilum yang menunjukkan reaksi positif karena dalam larutan
pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya
ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Hal inilah yang
menyebabkan amilum menyebabkan warna biru kehitaman.
Percbobaan
tersebut sesuai dengan pendapat Fessenden (1986) yang menyatakan bentuk rantai
heliks ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodin yang
dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada
kompleks tersebut.
Kesimpulan :
- Pada uji Fehling, glukosa dan sukrosa
menghasilkan perubahan warna menjadi endapan merah bata yang menunjukkan
bahwa glukosa dan sukrosa merupakan gula sederhana.
- Pada uji Moore, glukosa dan sukrosa
mengalami perubahan warna menjadi endapan merah bata yang menunjukkan
bahwa glukosa dan sukrosa merupakan gula sederhana.
- Pada uji Hidrolisa, sukrosa dan
amilum positif terhidrolisis melalui perubahan warna di akhir percobaan
yaitu endapan oren pada sukrosa dan hijau kebiruan pada amilum.
- Pada uji Iod, hanya amilum yang
menunjukkan hasil positif termasuk polisakarida dengan menunjukkan
perubahan warna menjadi biru kehitaman.
- Yang termasuk monosakarida adalah
glukosa, sedangkan disakarida adalah sukrosa, dam polisakarida adalah
amilum.
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.