I.
Ikatan
dalam keramik
Material Keramikadalah material non logam
dan anorganik yang terdiri atas
unsur-unsur logam dan non logam yang terikatbersamaan secara primer dengan
ikatan ion dan/atau ikatan logam.
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan
untuk berbagai aplikasi termasuk :
- kapasitas
panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah.
- Tahan
korosi
- Sifat
listriknya dapat insulator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor
- Sifatnya
dapat magnetik dan non-magnetik
- Keras
dan kuat, namun rapuh.
Untuk mendapatkan sifat-sifat keramik biasanya diperoleh dengan
pemanasan pada suhu tinggi. Keramik: - tradisional
- modern
Keramik tradisional: biasanya dibuat dari tanah liat
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
Keramik modern: mempunyai
ruang lingkup lebih luas dari keramik tradisional dan mempunyai efek dramatis
pada kehidupan manusia seperti pemakaian pada bidang elektronik, komputer,
komunikasi, aerospace dll. Ikatan atom pada keramik umumnya ikatan ion,
walaupun ada sebagian mempunyai kovalen
Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam keramik,
yakni ikatan ionik dan kovalen. Sifat keseluruhan material bergantung pada
ikatan yang dominan. Klasifikasi Bahan
keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas : kristalin dan amorf (non
kristalin). Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun
jarak jauh, sedang dalam material amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya
ada, namun pada jarak jauh keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat
berada dalam kedua bentuk tersebut, misalnya SiO2, (lihat gambar, a struktur
yang kristalin, b amorf).
Jenis ikatan yang dominan (ionik atau kovalen)
dan struktur internal (kristalin atau amorf) mempengaruhi sifat-sifat bahan
keramik. Sifat termal
Sifat termal penting bahan keramik adalah
kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas
panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan.
Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi
(getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan
atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi
tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan
gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
Hantaran panas dalam padatan melibatkan transfer
energi antar atom-atom yang bervibrasi. Vibrasi atom akan mempengaruhi gerakan
atom-atom lain di tetangganya dan hasilnya adalah gelombang yang bergerak
dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon bergerak dalam bahan sampai
terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat kristal. Keramik amorf
yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan fonon selalu terhambur
sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme hantaran panas
oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena elektron
di keramik sebagian besar terlokalisasi.
Contoh paling baik penggunaan keramik untuk
insulasi panas adalah pada pesawat ruang angkasa. Hampir semua permukaan
pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat dari serat silika amorf. Titik
leleh aluminium adalah 660 oC. Ubin menjaga suhu tabung pesawat yang terbuat
dari Al pada atau dibawah 175 oC, walaupun eksterior pesawat mencapau 1400 oC.
Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat
ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan
untuk mentransmisikan cahaya, dan biasanya dideskripsikan sebagai transparan,
translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti gelas,
mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas terfrosted, disebut bahan
translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan
partikel dalam padatan adalah polarisasi elektronik dan transisi elektron antar
tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan elektron atom oleh medan
listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi dikonversikan
menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron dalam bahan
berada dalam tingkat-tingkat energi tertentu. Absorbsi energi menghasilkan perpindahan
elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Ketika elektron kembali ke
keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi
ada dalam orbital-orbital dalam pita valensi dan orbital-orbital yang tidak
terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita valensi dan pita konduksi
disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV.
Bahan dengan gap energi di daerah ini akan mengabsorbsi energi yang
berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan berwarna. Contohnya, gap
energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya biru dan violet dari
sinar tampak. Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan
opaque, sebab semua cahaya tampak akan diabsorbsi. Material dengan gap energi
lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap range sinar tampak dan akan tampak
transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan dari transisi elektron
dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam selang waktu yang pendek
disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang lebih panjang disebut
fosforisensi.
Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke
medium lain, misalnya dari gelas ke air akan mengalami pembiasan. Pembelokan
cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan rambat yang asal mulanya dari
polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan naiknya ukuran atom.
Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal) memiliki indeks
bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom ringan (seperti
gelas soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan yang
sebenarnya transparan mungkin dapat mengakibatkan bahan menjadi translusen atau
opaque. Hamburan semacam ini terjadi antara lain di batas butiran, batas fasa,
dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat optik bahan
keramik ini. Transparansi gelas membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa,
filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni. Pengubahan antara cahaya
dan listrik adalah dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti GaAs dalam
laser dan meluasnya penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik
fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam lampu-lampu listrik dan
layar-layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan data
komputer yang didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya. (Keramik, n.d.)
II.
SIFAT-SIFAT KERAMIK
Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non
logam , senyawa paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen .
untuk lebih jelasnya mengenai sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan
lebih detail.
a. Sifat Mekanik
Keramik merupakan material yang
kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu keramik memiliki kerapatan yang
rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi. Keterbatasan utama keramik adalah
kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi
plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan
kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser.
Faktor rapuh terjadi bila
pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat.Dalam padatan kristalin, retakan
tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage
(keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putusyang dihasilkan mungkin
memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak
memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus
kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan
untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar
dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik
di-pretekan dalam keadaan tertekan
b. Sifat Termal
Sifat termal bahan keramik adalah
kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan konduktivitas termal. Kapasitas
panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan.
Panas yang diserap disimpan olehpadatan antara lain dalam bentuk vibrasi
(getaran) atom/ion penyusun padatantersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan
yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan
berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak
akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak padakisi kristalnya.
Sebagian besar keramik memiliki
titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada temperatur yang tinggi material
ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan dibawah tekanan tinggi. Akan
tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat melemahkan keramik.
Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tersebutlah yang dapat membuat
keramik pecah.
c. Sifat elektrik
Sifat listrik bahan keramik sangat
bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai solator. Beberapa isolator
keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan ebagai
kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron
bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut
semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur
kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya
memiliki hambatan = 0.Akhirnya, keramik yang
disebut sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan
respons listrik akibat tekanan mekanik atau
sebaliknya.
Elektron valensi dalam keramik tidak
berada di pita konduksi,sehingga sebagian besar keramik adalah isolator. Namun,
konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi
termal juga akanmempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam
keramik, konduktivitasmeningkat (hambatan menurun) dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat
piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan
“canggih” yang sering digunakan sebagai sensor. Dalambahan piezoelektrik,
penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksipolarisasi dan akan
terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekananmekanis menjadi
tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui
pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik
dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan merubah
komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi komersial, dari sensor zat kimia
sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu teknologi yang paling
prominen adalah sel bahan bakar.
d. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek
cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, ataudipantulkan. Bahan bervariasi
dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, danbiasanya dideskripsikan
sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan, seperti
gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted, disebut
bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua mekanisme
penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi
adalahdistorsi awan elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai
akibat polarisasi,sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik
(fonon), dan selanjutnya panas.
e. Sifat kimia
Salah satu sifat
khas dari keramik adalah kestabilan kimia.
Sifat kimia dari permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara
positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb, mempunyai luas permukaan besar
dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida logam dipanaskan pada
kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat basa. Alumina
g , zeolit, lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida
biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik
bersifat asam dan basa pada permukaan.
f. Sifat fisik
Sebagian besar keramik adalah ikatan
dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan material lain seperti logam ringan
dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya memiliki densitas yang
kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam yang berat.
Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling
keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk
kristal kubusnya. Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk
memotong, menggiling, menghaluskan dan menghaluskan material-material keras
lain.
Contoh
Keramik adalah material
anorganik dan non-metal. Umumnya keramik adalah senyawa
antara logam dan non logam. Untuk mendapatkan sifat-sifat keramik
biasanya diperoleh dengan pemanasan pada suhu tinggi. Keramik:tradisional ,
modern .
Keramik tradisional :biasanya dibuat dari tanah liat .
Contoh: porselen, bata ubin, gelas dll.
Keramik modern : mempunyai ruang lingkup lebih luas dari keramik tradisional
dan mempunyai efek dramatis pada kehidupan
manusia seperti pemakaian pada bidang elektronik,
komputer, komunikasi, aerospace dll. (Keramik,
n.d.)
III.
TEKNIK PEMEROSESAN KERAMIK
a. Pembubukan
Bahan-bahan
dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar tersebut dapat diperoleh
dengan metode konvensional atau non konvensional. Metode konvensional misalnya
kalsinasi; yaitu menguraikan suatu bahan padatan menjadi beberapa bagian
yang lebih sederhana; Milling yaitu menggiling atau menghaluskan bahan; mixing
yaitu mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan. Sedangkan metode
nonkonvensional misalnya teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode fase
uap, atau dekomposisi garam. Dalam proses pembubukan tersebut , seringkali
harus ditambahkan bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan atatu bahan
organik yang berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan sehingga mudah
dibentuk.
b.
Pembentukan
Metode
pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik dan aksial;
metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak
balut yaitu bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu
bahan dimasukan ke dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.
c.
Penekanan
Penekanan
atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk keramik menjadi
suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang telah
menjadi bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar penekanan dibagi
menjadi 3 yaitu:
- Uniaxial
Serbuk
dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu arah. Penenkanan ini dapat
memproduksi banyak pelet dan tidak mahal dibanding metode lain. Berdasarka cara
kerjanya, penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu : single action uniaxial
pressing, double action uniaxial pressing, dan uniaxial pressing with a
floating mould or die.
- Isostatik:
Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.
- Hot
pressing:Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan panas pada
serbuk.
d.
Sintering
Sintering
adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material ( biaasnya dalam
bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk padatan
. Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel
akan saling melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung
berbrntuk bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan semakin
kecil. Karena itu ukuran sampel yang telah disinter akan semakin kecil juga.
Sintering
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama
proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut
sintering fase cair, dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut
sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak
dan dikeringkan dengan suhu tinggi.
e.
Anneling dan Aging
Anealing
adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan maksud agar
parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah
proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.
f.
Tahap akhir
Pada
tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa
dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut
misalnya mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi mantel untuk
perlindungan dan lain-lain.
Secara
bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :
Proses
pembubukan atau penghalusan –> Pembentukan –> Pengeringan —> sintering
–> anealing dan aging –> Aplikasi akhir.(Hawgood
& Shiffer, 1991)
IV.
STRUKTUR KERAMIK
Struktur kristal keramik (terdiri
dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri dari 2 jenis unsur)
merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan
antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan
ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini
kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat
seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih
tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal
ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap
kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan
keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya.
Kebanyakan bahan pembentuk keramik
memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatanantara. Sebagai missal, bagian
ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat dikatakan masing-masing
70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada
ReO3,V2O3 dan
TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat ataudapat di
deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan
dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai
macam atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan campuran dalam banyak hal.
Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila mengingat bahwa Kristal
tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari
kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang
merupakan bahan baku penting bagi keramik.
Struktur kristal
Ikatan atom : ion
- atom
bermuatan positif (atom logam) : kation
- atom
bermuatan negatif (non logam) : anion
Contoh
: calcium fluoride (CaF2)
kation
:Ca+ anion : F-
Struktur
kristal keramik dipengaruhi oleh karakteristik ion-ionnya seperti: besar muatan
listrik pada setiap ion, dan besar relatif antara ion (gb 13.1)
Kristal
keramik akan stabil jika anion yang mengelilingi kation jika semuanya
bersinggungan dengan kation.
STABIL STABIL TAK STABIL
Gambar
13.1 Stable and unstable anion-cation coordination configuration. Open circles
anions : closed circles denote cation.
Struktur kristal keramik (terdiri
dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau minimal terdiri dari 2 jenis unsur)
merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua struktur bahan. Ikatan
antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron, sehingga ikatan
ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini
kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat
seperti kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih
tinggi keramik dari pada logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal
ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir mempunyai pengaruh besar terhadap
kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang halus (sehingga dikatakan
keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya.
Kebanyakan bahan pembentuk keramik
memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan ikatanantara. Sebagai missal, bagian
ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O dapat dikatakan masing-masing
70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah bahwa pada ReO3,V2O3 dan
TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan sifat liat ataudapat di
deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat disamakan
dengan logam biasa.
Dalam Kristal yang rumit, berbagai
macam atom berperan dan ikatannya merupakan ikatan campuran dalam banyak hal.
Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila mengingat bahwa Kristal
tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana satuan kecil dari
kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat yang
merupakan bahan baku penting bagi keramik.
Bilangan
koordinasi:
Jumlah
anion tetangga yang paling dekat dengan kation dan bisa dihubungkan dengan
dengan perbandingan jari-jari kation dan anion.
Bilangan
koordinasi = (rc /ra)
rc
= jari-jari kation
ra = jari-jari anion
Tabel
1 memperlihatkan macam-macam bilangan koordinasi
Tabel
1 Coordination and geometries for various cation – anion radius ration (rc/ra) coordination cation-anion coordination
number radius ratio geometri
2 < 0.55
3 0.155-0.225
4 0.225-0.414
6 0.414-0.732
8 0.732-1.0
Tabel
13.3 memperlihatkan jari-jari ion untuk beberapa kation dan anion.
Tabel
13.4 summary of some commom ceramic crystal structure
STRUCTURE STRUCTURE NAME TYPE ANIONPACKING |
COORDINATION NUMBER KATION ANION |
EXAMPLE |
|
|||
ROCK SALT( SODIUM CHLORRIDE) |
AX |
FCC |
6 |
6 |
NaCl, MgO, Fe |
|
CHLORRIDE |
AX |
SIMPLE |
S |
S |
CsCl |
|
ZINC BLENDE (SPHALERIT E) FLUORITE |
AX AX2 |
FCC SIMPLE CUBIC |
4 8 |
4 4 |
ZnS, SiC CaF2, UO2, THO2 |
|
PEROYSKIE |
ABX3 |
FCC |
12(A) |
6 |
BaTiO2,
SrZrO3, SrSnO3 |
|
A. Struktur
kristal tipe AX:
A= kation X=anion
Dibagi
atas kelompok-kelompok berikut:
Struktur rock-salt:
Contoh:
NaCl
Bilangan
koordinasi untuk anion dan kation +6 Senyawa lain : MgO, MnS, LiF, FeO
Struktur:
FCC
1. Struktur cesium chlorida:
CONTOH:
CsCl,
Bilangan koordinasi : 8. Anion terletak ditengah-tengah kubus 3, struktur zinc blende:
Bilangan
kombinasi = 4 Contoh: ZnS, ZnTe, SiC
Umummnya
ikatan atom: kovalen
B. Struktur
kristal tipe AmXp
muatan antara anion dan kation tidak sama A dan/atau p ≠ 1 Misal: tipe AX2 : CaF2, UO2, PuO2
C.
Struktur kristal AmBnXp
Adalah mungkin bagi keramik untuk mempunyai
lebih dari satu kation A,B = kation
X = anion
Contoh :BaTiO3 (barium titanat) kation :Ba²+,Ti4+anion : O2- Struktur
kristal: perovskite (Nuridah, 2016)
V.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Struktur Kristal Keramik
Struktur senyawa keramik dapat berbentuk kristal, glas,serta kombinasi antara kristal dan glas.
Namun pada umumnya struktur keramik berbentuk kristal. Tiga faktor penting yang
menentukan struktur dari campuran keramik: stoikiometri kristal, rasio
jari-jari, dan kecenderungan untuk kovalen dan berkoordinasi tetrahedral.
1. Stoikiometri kristal
Secara umum, formula kimia keramik dinyatakan:
·
MaXc
·
MaNbXc
Pada formula di atas M dan N dapat digantikan dengan suatu logam, sedangkan
X merupakan unsur nonlogam yang dapat membentuk senyawa stabil dengan logam.
Dalam keramik elektronik komersial, umumnya X adalah O (Oksigen), tetapi juga bisa unsur
yang lain seperti: Cl (Cloroda
atau unsure halide yang lain), N (Nitrogen), C (Carbon), S (Sulfur).
2.
Konsep Rasio Jari-Jari
Rasio ukuran ion kecil r dan ukuran ion besar R akan
menentukan jumlah ion-ion besar yang dapat dikemas (dipak) disekitar ion kecil.
Dengan dua asumsi bahwa ion-ion berbentuk bola dan sel electron ion-ion yang
bertanda sama tidak saling tumpang tindih, maka susunan pengemasan dan bentuk geometri
kristal dapat diprediksikan. Akibat dari asumsi ini adalah bahwa ruji ion kecil
akan selalu lebih besar daripada jari-jari maksimum terhitung dari suatu pengemasan
tertentu. Dengan kata lain, ion-ion kecil akan selalu menjaga sel-sel electron
ion besar dari tumpang tindih. Apabila keadaan ini dicapai, susunan pengemasan akan menjadi stabil.
Untuk mencapai keadaan energi terendah, kation dan anion akan cenderung memaksimalkan daya tarik yang terjadi dan meminimalkan tolakan. Jika jari-jari ion kecil lebih besar daripada 0,155R akan memungkinkan bagi ion kecil untuk menjaga empat ion besar dari tumpang tindih.Misalnya empat atom yang mengandung kation berada disekitar sebuah atom anion, sehingga jari-jari meningkat seperti yang ditunjukkan pada Gambar.1.Susunan atom pada Gambar. 1 (a) tidak stabil karena anion-anion tolak menolak.Bila anion hanya menyentuh (Gambar 1b), konfigurasi disebut kritis stabil dan digunakan untuk menghitung jari-jari kritis dimana satu struktur menjadi tidak stabil dengan yang lain.
3.
Kecenderungan Kristal untuk Kovalensi
dan koordinasi tetrahedral
Dalam banyak senyawa,
koordinasi tetrahedral diamati meskipun faktanya jari-jari akan memprediksi
sebaliknya.Kecenderungan kristal untuk kovalensi dan koordinasi tetrahedral
dipengaruhi oleh kuat ikatan antara kation dan anion.Kuat ikatan didefinisikan
sebagai valensi ion dibagi bilangan koordinasi. Semisal dalam MgO memiliki
koordinasi octahedral dan bilangan koordinasi CN = 6.Atom Mg memiliki valensi 2.
Sedangkan kuat ikatan MgO adalah 2/6.Ini berarti Mg2+ terkoordinasi secara tetrahedron
dengan kekuatan ikatan 2/6.Secara kualitatif ini mengukur fraksi relative
muatan 2+ yang dialokasikan atau diberikan pada masing-masing koordinasi
Anion.Anion O2- dikoordinasikan oleh kation Mg2+ sehingga valensinya memenuhi
2-.Jadi dalam MgO, masing-masing atom oksigen dikoordinasi oleh 6 ion Mg2+ = 6x
(2/6) = 2.
Untuk memprediksikan
bentuk struktur kristal senyawa keramik yang terbentuk dari hasil sintesis
biasanya dengan mempertimbangkan ketiga faktor diatas.Selain itu untuk
memprediksi struktur senyawa keramik yang belum diketahui biasanya dengan
menerapkan aturan-aturan pauli.
Aturan pauli berbentuk lima statemen (pernyataan) umum.Aturan
ini didasarkan pada stabilitas geometri pengemasan ion-ion dengan ukuran
berbeda, dipadukan dengan stabilitas elektrostatis.
Aturan 1
Masing-masing
kation akan dikoordinasikan oleh
polyhedran anion, dengan jumlah ion ditentukan oleh ukuran relative kation dan
anion melalui penetuan rasio jari-jari rc/ra.
Aturan 2
Koordinasi
polyhedron dasar disusun dalam 3 dimensi, sebagi cara untuk mempertahankan
kenetralan muatan lokal (listrik).
Aturan 3
Koordinasi polykedron lebih suka menghubungkan sudut
ketepi, tepi ke muka. Aturan ini didasarkan pada kenyataan bahwa kation lebih
suka memaksimalkan jaraknya terhadap kation yang lain sebagai upaya
meminimalkan tolakan elektrostatis.
Aturan 4
Menyatakan bahwa aturan 3
menjadi sangat penting ketika bilangan koordinasi kecil dan valensi kation
tinggi.
Aturan 5
Susunan sederhana umumnya lebih disukai daripada
susunan yang komleks.
Cara
menerapkan aturan pauli untuk memprediksi senyawa yang belum diketahui:
·
Jika kation lebih kecil dari anion, pada umumnya
strukturnya FCC atau HCP
·
Rasio energy kation atau anion membantu untuk
memutuskan tempat sela mana yang ditempati, dan sejauh ini umumnya tempat
octahedral dan tetrahedral
·
Rasio tempat sela dan jumlah atom menentukan
stoikiometri senyawa
4. Kisi
Terkemas Padat
Aturan struktur
menjadi dasar dalam memahami struktur keramik. Terdapat lima aturan yang
mengatur tata letak atom-atom yang secara umum terkemas dengan dasar FCC (face
centered cubic) dan HCP (hexagonal closed package).Kebanyakan
senyawa keramik berbentuk kristal dalam struktur terkemas padat. FCC dan HCP
merupakan dua jenis kisi yang terkemas padat, terdiri atas tumpukan lapisan
bidang-bidang atom terkemas padat.
Pada umunya ion-ion
yang lebih besar (anion) membentuk struktur terkemas padat, dan ion-ion lebih
kecil (kation) menempati sela-selanya. Dalam keramik, anion umumnya oksida.
Anion yang lain dari ion halogen yakni: F, CL, Br, l dan nitrogen,sulfur.
Ketikaanion memiliki ukuran yang lebih besar dari oksigen, contohnya zirconium
dan uranium, strukturnya dapat dipandang sebagai susunan kation terkemas padat
dengan oksigen sela-selanya.
Struktur terkemas
padat terdiri atas tumpukan lapisan bidang-bidang atom terkemas
padat.Diasumsikan suatu lapisan bidang oksigen dalam kristal logam oksida.Dalam
lapisan ini setiap oksigen memiliki 6 tetangga terdekat ion oksigen. Ion-ion
oksigen ini tidak saling bersentuhan, yang mengilustrasikan situasi dalam
kristal nyata dengan anion sedikit terpisah dari yang lain karena adanya
intervernsi kation. Lapisan oksigen yang pertama ini diasumsikan sebagai
lapisan A. Tempat atom-atom dalam lapisan terkemas padat berikutnya disebut
dengan lapisan B, yang berada diatas lapisan pertama, dengan syarat bahwa pada
setiap susunan segitiga pada lapisan A, ditempati diatasnya oleh atom dari
lapisan B.
Penumpukan selanjutnya
lapisan terkemas padat diatas lapisan B menghasilkan kisi FCC dan HCP. Kisi FCC
terbentuk ketika lapisan ketiga (lapisan C) ditumpuk diatas lapisan B, dengan
atom-atom menempati diatas susunan segitiga atom-atom pada lapisan B. Kisi FCC
berulang ketika lapisan keempat ditambahkan diatas lapisan C, dengan atom-atom
langsung diatas atom-atom lapisan A. Jadi kisi FCC tersusun dengan urutan
tumpukan (ABCA . . .) yang berulang secara tak hingga. Meskipun kisi ini dibuat
dengan urutan tumpukan lapisan bidang heksagonal, dalam 3 dimensi membentuk sel
satuan kubik.
Dibawah ini gambar
struktur kristal FCC
Gambar : Struktur
kristal FCC
Sedangkan untuk kisi
HCP dibentuk oleh tumpukan lapisan A yang lain langsung diatas urutan lapisan
A-B.lapisan A kedua ini ditumpuk diatas susunan segitiga atom-atom dalam
lapisan B. Sehingga kisi HCP tersusun dengan urutan tumpukan (ABA) yang
berulang secara tak hingga membentuk kisi ABABAB…..
Struktur HCP memiliki
sel primitip kisi heksagonal, tetapi dengan basis dua atom. Sedangkan sel
primitip FCC berbasis satu atom.Baik HCP maupun FCC mempunyai perbandingan c/a
= 2/3 a akar 6 = 1,633 dan jumlah tetangga terdekat 12 buah atom, serta
energy ikatan yang hanya bergantung pada jumlah ikatan tetangga terdekat
peratom.
a.
Strukur CsCl
CsCl memiliki struktur SC (simple cubic) dengan basis
satu atom Cs satu atom Cl. Dalam struktur Cscl, yang ditunjukan dalam gambar.5,
anion berada dalam pengaturan kubik sederhana, dan kation menepati pusat dari
setiap cell.
Di bawah ini adalah gambar Struktur CsCl
Gambar
5 : Struktur CsCl
Setiap
sel satuan mengandung satu molekul CsCl, dengan posisi atom
Cs
: 0 0
0
Cl : ½ ½ ½
Kedua atom Cs dan Cl pada struktur CsCl terpisah sejauh 1/2 akar
3a (setengah diagonal ruang).Jumlah titik terdekat setiap atom adalah 8 atom
yang berbeda jenis.CsCl memiliki konstanta kisi 4,11 Ǻ.
Keelektronegatifan atom Cs dan atom Cl dalam skala pauling
adalah 0,79 dan 3,16.perbedaan keelektronegatifan antara kedua atom tersebut
adalah 2,37.Dengan demikian CsCl merupakan senyawa ionik yang terdiri dari
ion-ion Cs+ dan Cl-. Kisi Kristal dari sesium klorida adalah kubus
sederhana atau kubus primitif (primitive cubic) seperti ditunjukkan pada
gambar... kelompok ruang dari kisi CsCl adalah Pm3m (nomor 221). Panjang sisi
sel satuan dari kisi CsCl adalah a = 412,3 pm.
Di bawah ini adalah gambar kisi kubus sederhana dari CsCl dengan
(a) ion Cl-sebagai origin dan (b) ion Cs+ sebagai
origin
Gambar
6 : Kisi Kubus Sederhana CsCl
Kisi Kristal sesium klorida bukan kubus berpusat
badan (body centered cubic) karena ion yang terdapat pada pusat kubus
berbeda dengan ion-ion yang terdapat di pojok-pojok kubus. Pada gambar diatas
ion Cs+ dikelilingi oleh 8 ion Cl- seharga dengan geometri
kubus sederhana, ion Cl- dikelilingi oleh 8 ion Cs+ seharga dengan geometri
yang sama. Bilangan koordinasi ion Cs+ dan ion Cl- yang terdapat
dalam kisi Kristal CsCl adalah 8. Di dalam sel satuan Kristal CsCl hanya
terdapat satu spesies CsCl. Beberapa senyawa yang mengkristal dengan struktur
sesium klorida adalah CsCl, CsBr, CsI, CsCN, NH4Cl, NH4Br, TlCl, TlBr,
TlI.
b. Struktur Rutile
Rutile adalah salah
satu polimert mineral Ti02, memiliki suatu struktur yang didasarkan pada
pengamasan kuasi HCP dari atom-atom oksigen. Meskipun kation mengisi
separo tempat oktahedral yang tersedia dalam HCP, hasil sel satunya adalah
teragonal.
Di bawah ini adalah
gambar Struktur Rutile
Keelektronegatifan
atom Ti dan atom O dalam skala pauling adalah 1,54 dan 3,44. Perbedaan
keelektronegatifan antara kedua atom tersebut adalah 1,90. Dengan demikian
TiO2 merupakan senyawa ionik yang terdiri dari ion-ion Ti4+ dan O2-.
Kisi Kristal dari rutil adalah tetragonal primitive seperti ditunjukkan pada
gambar... kelompok ruang dari kisi rutil adalah P4/mmm (nomor 136). Panjang
sisi sel satuan dari kisi TiO2 adalah a = 459,37 pm dan c = 295,81 pm.
Di bawah ini
adalah Gambar 2.8 kisi Kristal rutil (TiO2), ion Ti4+ dikelilingi
oleh 6 ion O2- terdekat dengan geometri oktahedral. Ion
O2- dikelilingi oleh 3 ion Ti4+ dengan geometri trigonal planar
5. Struktur
Kristal Komposit
Struktur alami
menjadi kompleks karena ukuran muatan persyaratan seyiap ion berbeda.Dua dari
struktur kompleks yang lebih penting adalah spindel dan perovskitas; dijelaskan
dibawah ini.
a.
Struktur Perovskit
Perovskit adalah mineral
alami dangan komposit CaTiO3. Itu dinamai mineralog pada abad ke-19
Rusia, Count Perovski. Para rumus umum adalah ABX3; dimana semakin
besar kation, Ca dalam hal ini, dikelilingi oleh 12 oksigen, dan B lebih kecil
(Ti4 +) ion dikoordinasikan oleh 6 oksigen
Perovskites, seperti
spinel dibahas dalam sub bagian berikutnya dapat menampung sejumlah besar
kombinasi kationik selama keselruhan Kristal netral. Misalnya; NaWo3, CaSnO3,
dan YA1O3 semua mengkristal dalam struktur itu atau versi yang
dimodifikasi itu.Yang dimodifikasi versi biasanya terjadi ketika kation yang
lebih besar adalah kecil, yang cenderung untuk memiringkan sumbu B oktahedra
sehubungan dengan tetangga mereka.
b.
Struktur Spinel
Struktur ini diberi
nama setelah ditemukanya mineral alam MgAl2O4, dan Rumus
umumnya adalah AB2O4. Dimana kation A dan B berada di
pada keadaan oksidasi +2 dan +3. dimana penekanan adalah pada stacking 31 FCC
dari ion oksigen, kation, pada sisi lain, menempati seperdelapan dari situs
tetrahedral dan satu-setengah dari situs oktahedral
Di bawah ini adalah
gambar (a) struktur spinel (b) struktur spinel yang ditunjukkan oleh tumpukan
atom O dalam kisi terkemas
Ketika
menempati lokasi oktahedral, spinel ini disebut spinel normal. Biasanya kation
yang lebih besar cenderung untuk mengisi situs oktahedral lebih besar, dan
wakil sebaliknya. Spinel invers Dalam, ion + A2 dan satu-setengah B3 + ion
menempati situs oktahedral, sementara separuh lainnya dari ion + B3 menempati
tetrahedral situs.
Seperti yang dibahas
secara lebih rinci dalam Bab. 6, biloks dari kation di spinel tidak perlu
terbatas pada +2 dan +3, namun mungkin kombinasi apapun asalkan kristal tetap
netral.
VI.
CACAT
PADA KERAMIK
Berdasarkan geometrinya,
cacat/defect pada material dapat dibagi dalam 4 (empat) katagori , yaitu:
1.
Cacat titik (cacat 0 dimensi ®
Point Defect)
2.
Cacat garis (cacat 1 dimensi ® Line
Defect / Diclocation)
3.
Cacat Bidang (cacat 2 diimensi ®
Planar/ Surface Defect)
4. Cacat Volume (cacat 3 dimensi ® Volume Defect
(VOID)
1.
CACAT TITIK
Cacat titik yang paling sederhana adalah kekosongan
(vacancy) disini ada atom yang hilang dalam kristal. Cacat titik
ini merupakan hasil dari penumpukan yang salah sewaktu kristalisasi atau juga
dapat terjadi pada suhu yang tinggi oleh karena energi thermal
meningkat. Bila energi thermal tinggi, ada kemungkinan bagi atom-atom
untuk melompat meninggalkan tempatnya (dimana energi terendah akan ikut naik
pula). Maka akan terdapat kekosongan tunggal saat kristalisasi. Dan
bila terdapat kekosongan ada 2 (dua) maka dapat disebut sebagai kekosongan
ganda . Perhatikan gambar dibawah ini
Bila ketidak-sempurnaan seperti
kekosongan jumlahnya meliputi 1 (satu) atau beberapa atom maka ketidak
sempurnaan tersebut biasa-nya disebut dengan nama cacat titik atau POINT
DEFECT.
Point defect dapat berupa :
a. Vacancy (kekosongan) akan :
1. atom pada tempatnya
2. pasangan ion
(schottky)
b. Subsitusi oleh atom asing.
c. Intertisi oleh atom asing dengan ukuran relatif kecil.
Self intertisial pada umumnya biasa dikenal sebagai Frenkel-defect dan vacancy
akan pasangan ion dikenal sebagai Schootky – Defect.
Kekosongan pasangan ion (disebut juga cacat schottky) terdapat pada senyawa
yang harus mempunyai keseimbangan muatan.
Cacat ini mencakup kekosongan
pasangan ion berlawanan, kekosongan pasangan ion dan kekosongan tunggal
mempercepat diffusifitas atom
Cacat titik (point defect)
menyebabkan distorsi lokal dalam kristal. Misalnya : Vacancy dapat
menyebabkan KOMPRESSIVE – STRESS. Subsitusi oleh atom-atom yang lebih kecil
atau besar selalu dapat menyebabkan kompressive dan Tensile Stress.
Intertisi menyebabkan strain di sekitar tempat yang diduduki
dengan kata lain, cacat titik menyebabkan meningkatnya energi dalam material
secara thermodinamik.
(Cacat tidak akan menyebabkan peningkatan besaran
ENTHALPY (H) Material).
2. CACAT
GARIS
Cacat Garis / Line Defect (Dislocation) Dislokasi merupakan suatu pergeseran atau pegerakan atom – atom didalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis (perubahan dimensi secara permanen). Ikatan interatomik signifkan terdistorsi han ya dalam d aerah sekitar dislokasi garis yang cepat. Dislokasi juga membentuk deformasi elastic kecil kisi pada jarak yang jauh. Untuk menggambarkan ukuran dan arah distorsi kisi utama disebabkan oleh dislokasi, kita seharusn ya memperkenalkan vector Burger b. Untuk m enentukan vector burger , kita dapat membuat lintasan dari atom ke atom dan menghitung masing - masing jarak antar atom dalam segala arah. Jika lintasan melingkupi dislokasi, lintasan tidak akan ditutup. Vektor yang menutup loop merupakan vector Burger b. Dislokasi dengan arah vector Burger tegak lurus dengan dislokasi disebut dislokasi tepi atau dislokasi edge. Ada tipe dislokasi kedua ya ng disebut screw dislocation. Screw dislocation sejajar dengan arah Kristal yang dipindahkan atau yang digeser (vector Burger sejajar dengan dislokasi garis). Hampir seluruh dislokasi yang ditemukan pada Kristal bahan tidak terdiri daru edge dislocation saja atau screw dislocation saja tetapi terdiri dari campuran keduan ya atau disebut mix dislocation. edge dislocation screw dislocation Gerak dislokasi mengikuti slip - deformasi plastis ketika ikatan interatomik patah dan terbentuk kembali. Sebenarn ya, slip selalu terjadi melalui gerak dislokasi. Lihatlah pada diagram diatas, kita akan mengerti mengapa dislokasi mengijinkan slip pada tekanan yang kecil yang diberikan pada Kristal yang sempurna. Jika setengah bagian atas Kristal di geser dan pada saat itu han ya fraksi kecil dari ikatan yang patah dan hal ini membutuhkan ga ya yang cukup kecil.
Pada proses pergeseran ini dislokasi terbentuk dan
men yebar melalui Kristal. Penyebaran satu dislokasi melalui bidang men
yebabkan setengah bidang atas tersebut
bergerak terhadap bagian bawahn ya tetapi kita tidak memecah semua ikatan pada tengah b idang secara simultan
(dimana akan membutuhkan ga ya yang sangat
besar). Gerak dislokasi dapat dianalogikan dengan perpindahan ulat bulu. Ulat bulu harus mengadakan ga ya yang besar
untuk memindahkan seluruh tubuhn ya pada
waktu yang sama. Untuk itu bagian betubuh akan bergerak ke depan sedikit dan membentuk punggung bukit.
Punggung bukit lalu men yebar terus dan
memindahkan ulat bulu. Cara yang sama digunakan untuk memindahkan karpet yang besar. Daripada memindahkan
seluruhnya pada waktu yang bersamaan,
kita dapat membuat punggung bukit pada karpet dan mendorongnya menyebarangi lantai.
Macam dislokasi:
a.)Dislokasi Ulir
Terjadin ya dislokasi ulir akibat
gerakan garis dislokasi yang saling tegak lurus dengan tegangan geser.
b.) Dislokasi TepiTerjadinya
dislokasi tepi ini akibat tegangan geser (τ) searah dengan garis
dislokasi.
c.)Dislokasi Campuran
Di dalam material biasan ya
ditemukan gabungan antara edge dislocation dan screw diclocation yang biasa disebut dislokasi
campuran.Dislokasi dapat berpindah-pindah ataupun bergerak. Proses dimana
deformasi plastis dikarenakan gerakan gerakan dislokasi ya ng berpindah- pindah
tersebut biasan ya dinamakan dengan slip
3. CACAT PERMUKAAN
Cacat permukaan akan memisahkan material
tersebut atas beberapa bagian yang mana tiap-tiap bagian akan memiliki struktur
kristal yang sama tetapi berbeda arah kristalnya.
a. Permukaan Material
Salah satu batas yang selalu ada
adalah permukaan luar atau permukaan eksternal, dimana permukaan ada disetiap
ujung Kristal. Di permukaan, atom tidak memiliki jumlah tetangga maksimum
sehingga jumlah ikatanya lebih kecil dan memiliki keadaan energy yang lebih
besar dari atom atom yang berada dibagian dalam. Ikatan atom pada permukaan
Kristal yang tidak terikat memberikan energy permukaan yang diekspresikan dalam
satuan energy persatuan luas permukaan (J/m2 atau org/cm2).
Untuk mengurangi energy tersebut, suatu bahan cenderung untuk memperkecil
permukaannya. Namun untuk zat padat hal ini sulit karena memiliki sifat yang
kaku.
Ketidak-sempurnaan kristal dalam dua dimensi merupakan suatu
batas, dimana batas yang nyata adalah permukaan luar. Permukaan dapat
diilustrasikan sebagai batas struktur kristal sehingga kita dapat melihat bahwa
koordinasi atom pada permukaan tidak sama dengan koordinasi atom dalam kristal.
Dengan kata lain : Atom permukaan hanya mempunyai tetangga pada satu sisi saja,
sehingga memiliki energi yang lebih tinggi dimana ikatannya menjadi kurang
kuat. Karena atom-atom ini tidak seluruhnya dikekelingi oleh atom lainnya, maka
energinya jadi lebih banyak dibandingkan dengan atom di dalamnya.
b.
Grain Boundaries
Jenis
lain dari cacat interfacial adalah grain boundaries yaitu batas yang memisahkan
dua grain kecil atau Kristal yang memiliki struktur Kristal yang berbeda dalam
bahan polikristalin. Didalam daerah batas, dimana terdapat jarak cukup lebar
diantara atom, terdapat beberapa atom yang hilang dalam transisi dari orientasi
Kristal dalam satu grain ke grain yang berdekatan.
Bermacam-macam ketidak sejajaran
kristalografi diantara grain yang berdekatan merupakan hal yang mungkin. Ketika
orientasi yang tidak cocok ini diabaikan atau derajatnya kecil maka bentuk
sudut kecil grain boundaries digunakan.Batas ini dapat digambarkan
dalam bentuk susunan dislokasi. Salah satu contoh sederhana dari sudut kecil
grain boundaries dibentuk ketika dislokasi tepi disejajarkan seperti pada
gambar 1. Jenis ini disebut tilt boundaries atau batas kemiringan. Jika
sudut kecil dibentuk dari susunan dislokasi screw maka disebut twist boundaries.
Atom-atom
disekitar batas diikat dengan jumlah kurang dari yang diperlukan dan
konsekuensinya terdapat energy grain boundary yang serupa dengan energy
permukaan eksternal. Besarnya energy ini merupakan fungsi dari derajat
misorientasi dan menjadi besar jika sudut batasnya besar. Grain boundaries
sifat kimianya lebih reaktif dari grain-grain itu sendiri sebagai akibat dari
kehadiran energy tersebut. Lebih jauh lagi atom-atom yang tidak murni
terpisahkan secara khusus karena tingkat energinya yang lebih besar. Energi
interfacial total material bergrain kasar lebih kecil daripada material
bergrain halus karena pada grain kasar memiliki area batas grain total yang
kecil. Jumlah grain meningkat dengan meningkatnya suhu untuk mengurangi energy
total batas.
Kita
dapat membedakan antara sudut batas grain kecil dan sudut batas grain besar.
Hal ini mungkin untuk menjelaskan sudut batas kecil grain sebagai kesatuan
dislokasi. Gambar disamping merupakan transmisi mikroskop electron dari
kemiringan sudut batas grain kecil silicon. Garis merah menandakan dislokasi
tepi atau edge dislocation dab garis biru mengindikasikan kemiringan sudut.
Jenis lain dari cacat permukaan dalam kisi adalah stacking fault dimana
rentetan bidang atom memiliki kesalahan.
Walaupun
susunan atom tidak teratur dan ikatan yang seharusnya sangat kurang, material
polikristalin sangat kuat. Gaya kohesif didalam dan sepanjang batas terbentuk.
Lebih jauh, densitas polikristalin sebenarnya serupa dengan Kristal
tunggal pada bahan yang sama
c.
Twin Boundaries
Twin
boundaries atau batas kembar merupakan jenis khusus dari grain boundaries
dimana terdapat cermin kisi yang simetri. Atom dalam satu sisi batas
ditempatkan sebagai cermin atom pada sisi yang lainnya. Daerah diantara dua
sisi tersebut terbentuk bidang twin. Batas kembar dihasilkan dari perpindahan
atom yang diproduksi oleh gaya mekanik yang dikerjakan pada bahan (mechanic
twin) dan juga terbentuk selama proses annealing panas yang mengikuti deformasi
(annealing twins). Perkembaran terjadi pada bidang Kristal tertentu dan arah
tertentu juga dan keduannya tergantung pada struktur Kristal. Annealing twin
adalah tipe yang ditemukan dalam metal yang berstruktur FCC dan mechanic
twin dapat di observasi pada logam berstruktur BCC dan HCP.
4. cacat ruang
Cacat ruang adalah ketidaksempurnaan kristal
pada seruang atom yaitu timbulnya rongga antara batas butir karena orientasi
butir dan dapat dilihat secara langsung. Kehadiran volume defect di dalam
materiaal biasanya memberikan suatu implikasi (misalnya terhadap sifat
material) yang akan menyebabkan perubahan densitas material (terutama dengan
adanya pori-pori ataupun fasa kedua pada material). Cacat ruang pada
material dapat berupa : crack (retak)/pori-pori, inklusi, presipitat, fasa
kedua, porositas , retak dan rongga.
(Caramanica
et al., 2002)
DAFTAR
PUSTAKA
Caramanica,
L., Taylor, S. K., Macrae, J. B., & Beland, D. K. (2002). Part 2 派生的関係式 概要 Part 2 目次. 32(2), 1–23.
Hawgood,
S., & Shiffer, K. (1991). Structures and Properties of. 1,
414–459.
Keramik,
S. (n.d.). Material Keramik.
Nuridah.
(2016). Sifat dan Struktur Kristal Pada Material Padatan Keramik. Keramik
Padatan, 14.
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.