Gudang Ilmu: Analisis dan Desain Struktur Rangka Atap

Saturday, 22 April 2017

Analisis dan Desain Struktur Rangka Atap



3.1.1        Analisis dan Desain Struktur Rangka Atap
Contoh sistem struktur rangka batang bidang yng lain adalah rangka atap seperti yang terlihat pada gambar berikut :

 

Gambar 3.93. Struktur Rangka Atap

Agar beban-beban yang bekerja pada struktur rangka batang (truss structure) dapat terpusat pada titik-titik buhul (joint), maka perlu adanya elemen struktur yang berfungsi untuk merubah beban merata (q), menjadi beban terpusat (Q). Pada struktur rangka batang, perlu dipasang gording untuk merubah beban merata menjadi beban terpusat, agar tidak timbul momen lentur pada sistem struktur.

Gambar 3.94. Beban merata pada struktur rangka atap
Gambar 3.95. Beban terpusat pada struktur rangka atap

Pada struktur rangka atap, selain beban mati yang berupa berat sendiri dari elemen-elemen konstruksi (berat penutup atap, berat rangka, gording,dll) dan beban hidup yang diperkirakan akan bekerja pada struktur rangka, perlu diperhitungkan juga pengaruh dari beban angin (tekanan dan hisapan). Dengan adanya gording-gording pada titik buhul, maka beban-beban merata pada struktur atap akan menjadi beban-beban terpusat.

Beban Angin Pada Atap :
Gambar 3.96. Beban angin pada struktur rangka atap

Tekanan tiup angin      : qa = (25-40) kg/m2
            Kemiringan atap          : a
Tekanan angin             : Qt = la.B.[(0,02 a + 0,4).qa]
Hisapan angin             : Qi = la.B.[(0,4).qa]
Untuk keperluan perhitungan, beban terpusat pada titik buhul akibat tekanan angin (Qt) dan hisapan angin (Qi), diuraikan menjadi beban yang berarah vertikal (V) dan horizontal (H) sbb :
Tekanan angin (Qt)     : Vt = Qt cos a ;  Ht = Qt sin a
Hisapan angin (Qi)      : Vi = Qi cos a ;  Hi = Qi sin a

Beban Lain Pada Atap :
            Beban penutup atap : qr ; Qr = l.B.qr
            Beban penutup plafond : qp ; Qp = l.B.qp
Gambar 3.97. Beban angin pada struktur rangka atap

Detail Sambungan Sendi/ Engsel :
Gambar 3.98. Detail dan Potongan Sambungan

Kombinasi pembebanan yang perlu ditinjau pada analisis rangka atap adalah :
1. Pembebanan Tetap              : Beban Mati + Beban Hidup
2. Pembebanan Sementara      : B.Mati + B.Hidup + B.Angin Kiri
3. Pembebanan Sementara      : B.Mati + B.Hidup + B.Angin Kanan
Untuk perhitungan rangka atap dapat dilihat pada problem berikut :
Suatu struktur rangka atap baja, mempunyai konfigurasi seperti pada gambar di bawah. Sambungan antar batang menggunakan baut berdiameter 12 mm, dan tebal pelat buhul 10 mm.
Panjang bentang rangka atap = 18 m, tinggi rangka = 4.5 m dan jarak antara rangka atap (B) = 4 m.
Beban-beban yang diperhitungkan bekerja pada rangka atap adalah :
·         Beban angin (qa)                     = 25 kg/m2
·         Beban penutup rangka (qr)     = 50 kg/m2
·         Beban plafon (qp)                   = 20 kg/m2
Berat jenis baja = 7850 kg/m3, dan modulus elastisitas baja E = 2.100.000 kg/cm2
Angka Poisson = 0.3, dan tegangan leleh baja (fy) = 2400 kg/cm2 (BJ-37).

Gambar 3.99. Konfigurasi StrukturRangka Atap

Untuk keperluan desain awal, batang tepi atas dan tepi bawah dari atap, dicoba menggunakan profil siku rangkap 2L.50.50.5. Batang vertikal dan batang diagonal menggunakan profil siku tunggal L.70.70.7.
Dari tabelProfil Baja, diketahui lebar dan tebal sayap profil siku L.70.70.7 dan L.50.50.5 adalah:

L.70.70.7
L.50.50.5
Lebar sayap =
7.0 cm
5.0 cm
Tebal sayap =
0.7 cm
0.5 cm

Pembebanan Struktur :
B = 4m, l = 3m, la = = 3.35 m.
Kemiringan atap : tg a = 4.5/9.0 = 0.5, jadi a = 270
Tekanan angin : Qt = la.B.[(0,02 a + 0,4).qa] = 315 kg
  • Tekanan vertikal                      : Vt = Qt cos a = 280 kg
·         Tekanan horisontal                  : Ht = Qt sin a = 140 kg
Hisapan angin : Qi = la.B.[(0,4).qa]= 134 kg
  • Hisapan vertikal                      : Vi = Qi cos a = 120 kg
·         Hisapan horisontal                  : Hi = Qi sin a = 60 kg
Penutup atap : Qr = l.B.qr = 600 kg, dan
Penutup plafond : Qp = l.B.qp = 240 kg
Kasus Beban 1 : Beban Mati

Kasus Beban 2 : Beban Hidup

Kasus Beban 3 : Beban Angin dari Kiri



Kasus Beban 4 : Beban Angin dari Kanan

Dengan mengabaikan berat sendiri struktur,
Tentukan :
Analisis Struktur, periksa kekuatan profil yang digunakan. Jika tidak memenuhi, re-Desain Struktur di atas!

Penyelesaian :

Memilih sistem satuan

Pada kotak sistem satuan yang tersedia, pilih sistem satuan yang akan digunakan di dalam analisis struktur (pada contoh ini digunakan sistem satuan : kg-mm).

Menggambar bentuk struktur

Dari menu File, pilih New Model From Template. Pada kotak dialog Model Template, pilih/ klik bentuk struktur Slope Truss Frame, ketikkan data-data dari konfigurasi struktur sbb :
Number of Bays          = 1
Story Height               = 4500
Bay Width                  = 18000
Klik OK.
Klik batang bawah dari struktur. Pilih menu Edit, kemudian Divide Frame. Pada kotak dialog Divide Selected Frame, masukkan data-data :
            Divide into                  = 6
Last / First Ratio         = 1
Klik OK.
Langkah ini akan menyebabkan batang bawah dari struktur, terbagi menjadi 6 bentang dengan panjang yang sama.
Klik batang-batang atas dari struktur. Pilih menu Edit, kemudian Divide Frame. Pada kotak dialog Divide Selected Frame, masukkan data-data :
            Divide into                  = 3
Last / First Ratio         = 1
Klik OK.
Langkah ini akan menyebabkan batang bawah dari struktur, terbagi menjadi 3 bentang dengan panjang yang sama.
            Dari menu Draw, pilih Draw Frame Element untuk menggambar bentuk struktur sesuai dengan yang direncanakan. Penggambaran elemen-elemen dilakukan dengan menghubungkan joint-joint yang sudah terbentuk pada struktur.

Mendefenisikan Karakteristik Material

Untuk mendefenisikan karakteristik dan material baja yang digunakan, dilakukan sbb :
-          Dari menu Define, pilih Material untuk menampilkan kotak dialog Define Material.
-          Pilih STEEL, kemudian klik tombol Modify/Show Material.
-          Pada kotak Material Property Data masukkan data-data dari material :
Mass per unit Volume             = 0
Weight per Unit Volume        = 0.00000785
Modulus of Elasticity             = 21000
Poisson ratio                            = 0.30
Coef of thermal expansion      = 0
Steel yield stress, fy                = 24
Klik OK.

Gambar 3.100. Data Masukan untuk Material Baja (Steel)

Mendefenisikan Dimensi Elemen

Untuk mendefenisikan dimensi dari profil siku tunggal L.70.70.7 yang digunakan, dilakukan sbb :
-          Dari menu Define, pilih Frame Section untuk menampilkan kotak dialog Define Frame Section.
-          Pada kotak Define Frame Section, klik Add I/Wide Flange, kemudian Add Angle.
-          Pada kotak Angle Section, masukkan data-data sbb :
Section Nama              : FSEC2
Material                       : STEEL
Dimension                   : - Outside vertikal leg                        = 70
                                    : - Outside horisontal leg         = 70
: - Horisontal leg thickness      = 7
: - Vertical leg thickness          = 7
Klik OK.

Untuk mendefenisikan dimensi dari profil siku rangkap L.50.50.5, dilakukan cara sbb :
-          Pada kotak Define Frame Section, klik Add Double Angle.
-          Pada kotak Double Angle Section, masukkan data-data sbb:
Section Nama  : FSEC3
Material                       : STEEL
Dimension                   : - Outside Depth                    = 50
                                    : - Outside Width                    = 110
: - Horisontal leg thickness      = 5
: - Vertical leg thickness          = 5
: - Back to back Distance        = 10
Klik OK.

Gambar 3.101. Data Masukan untuk Profil Siku TunggalL.70.70.7

Gambar 3.102. Data Masukan untuk Profil Siku Rangkap 2-L.50.50.5

Nama penampang bisa diganti sesuai yang diinginkan (mis FSEC2 bisa diganti dengan L70, dst)

Penempatan Elemen Pada Sistem Struktur

Untuk mendefenisikan penempatan elemen-elemen yang digunakan pada sistem struktur, dilakukan dengan prosedur sbb.:
-          Klik batang-batang atas dan bawah dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame dan Section. Pada kotak Define Frame Section, pilih FSEC3, kemudian klik OK.
-          Klik batang-batang vertikal dan diagonal dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame dan Section. Pada kotak Define Frame Section, pilih FSEC2, kemudian klik OK.

Mendefenisikan Kasus Beban (Load Case)

Untuk mendefenisikan 4 kasus beban yang bekerja pda struktur yaitu : beban mati, beban hidup, angin kiri dan angin kanan dilakukan dengan cara sbb :
 Dari menu Define, pilih Static Load Case untuk menampilkan kotak dialog Static Load Case Name. Pada kotak ini masukkan data-data :
Load                                        : DL
Type                                        : DEAD
Self Weight Multiplier            : 0 (berat sendiri penampang diabaikan)
Load                                        : LL
Type                                        : LIVE
Self Weight Multiplier            : 0
Load                                        : AKIRI
Type                                        : WIND
Self Weight Multiplier            : 0
Load                                        : AKANAN
Type                                        : WIND
Self Weight Multiplier            : 0
Klik OK.

Mendefenisikan Beban Pada Struktur

            Beban pada struktur rangka (truss structure) berupa beban yang bekerja di joint-joint struktur. Untuk mendefenisikan beban-beban pada struktur dilakukan sbb :
Kasus Beban 1 : Beban Mati
Klik joint-joint pada struktur yang akan dibebani beban mati sebesar 600 kg. Pilih Menu Assign, kemudian Joint Static Load, dan Forces. Pada kotak Joint Forces, masukkan data-data beban sbb :
             Load Case Name        : DL
             Load                           : Forces Global Z = -600
             Option                                    : Add to existing Load
             Klik OK.
Dengan cara yang sama, ulangi pemasukan data untuk beban mati sebesar 300 kg dan 240 kg yang bekerja pada struktur.


Kasus Beban 2 : Beban Hidup
Klik joint-joint pada struktur yang akan dibebani beban hidup sebesar 100 kg. Pilih Menu Assign, kemudian Joint Static Load, dan Forces. Pada kotak Joint Forces, masukkan data-data beban sbb :
             Load Case Name        : LL
             Load                           : Forces Global Z = -100
             Option                                    : Add to existing Load
             Klik OK.

Kasus Beban 3 : Beban Angin Kiri
Klik joint-joint pada struktur yang akan dibebani beban sebesar 280 kg dan 140 kg. Pilih Menu Assign, kemudian Joint Static Load, dan Forces. Pada kotak Joint Forces, masukkan data-data beban sbb :
             Load Case Name        : AKIRI
             Load                           : Forces Global Z = -280
                                                  Forces Global X = -140
             Option                                    : Add to existing Load
             Klik OK.
Dengan cara yang sama, ulangi pemasukan data untuk beban-beban lainnya yang bekerja pada struktur.

Kasus Beban 4 : Beban Angin Kanan
Klik joint-joint pada struktur yang akan dibebani beban sebesar 120 kg dan 60 kg. Pilih Menu Assign, kemudian Joint Static Load, dan Forces. Pada kotak Joint Forces, masukkan data-data beban sbb :
             Load Case Name        : AKANAN
             Load                           : Forces Global Z = 120
                                                  Forces Global X = -60
             Option                                    : Add to existing Load
             Klik OK.
Dengan cara yang sama, ulangi pemasukan data untuk beban-beban lainnya yang bekerja pada struktur.

Mendefenisikan Kombinasi Pembebanan (Load Combination)

            Setelah semua kasus beban dan pembebanan yang bekerja pada struktur dimasukkan datanya di dalam program, kemudian perlu didefenisikan kombinasi pembebanan yang akan ditinjau pada analisis. Untuk mendefenisikan 3 kombinasi pembebanan yang bekerja pada struktur dilakukan sbb :
Kombinasi Pembebanan 1 : (Beban Mati + Beban Hidup)
-          Dari menu Define, pilih Load Combination kemudian klik Add New Combo. Pada kotak dialog Load Combination Data masukkan data-data :
Load Combination Name : COMB 1
Title                             : TETAP
Case Name                  : DL Load Case
Scale Factor                : 1
Klik Add Load Case
Case Name                  : LL Load Case
Scale Factor                : 1
Klik Add Load Case
Klik OK
Klik Add New Combo
Load Combination Name : COMB 2
Title                             : SEMENTARA-1
Case Name                  : DL Load Case
Scale Factor                : 1
Klik Add Load Case
Case Name                  : LL Load Case
Scale Factor                : 1
Klik Add Load Case
Case Name                  : AKIRI Load Case
Scale Factor                : 1
Klik Add Load Case
Klik OK
Klik Add New Combo
Load Combination Name : COMB 3
Title                             : SEMENTARA-2
Case Name                  : DL Load Case
Scale Factor                : 1
Klik Add Load Case
Case Name                  : LL Load Case
Scale Factor                : 1
Klik Add Load Case
Case Name                  : AKANAN Load Case
Scale Factor    : 1
Klik Add Load Case
Klik OK

Melakukan Analisis Struktur

Setelah semua data yang diperlukan untuk perhitungan struktur dimasukkan di dalam program, selanjutnya dapat dilakukan analisis struktur. Sebelum melakukan analisis dari suatu struktur rangka batang (truss structure), perlu diperhatikan bahwa elemen-elemen dari struktur rangka batang dihubungkan secara sendi/engsel pada joint-jointnya, sehingga secara teoritis pada struktur tidak timbul momen (kecuali momen akibat berat sendiri elemen).
Untuk menghilangkan pengaruh dari momen lentur pada struktur rangka batang, dilakukan hal sbb :
-          Klik semua elemen dari struktur
-          Pilih menu Assign, kemudian Frame dan Release
-          Pada kotak dialog Frame Release, klik kotak Start dan End yang ada pada Momen 33 (Major) dan Momen 22 (Minor)
Setelah semua elemen pada struktur di-release momen-momen ujungnya, Untuk melakukan analisis struktur, pilih Menu Analyze, kemudian Run. Sebelum melakukan analisis, SAP2000 akan terlebih dahulu menyimpan data masukan pada suatu file pada kotak Save Model File As.
Pada kotak Save Model File As ini, ketikkan nama File (misal : ATAP), kemudian klik Save. Dengan cara ini data-data struktur akan disimpan pada file ATAP.SDB.
Gambar 3.103. Deformasi Struktur dan Lendutan pada Joint 6

Melakukan Desain Struktur

Sebelum melakukan desain dari elemen-elemen struktur baja, terlebih dahulu harus ditentukan metode desain yang akan digunakan. Pada desain struktur atap ini digunakan metode ASD (Allowable Stress Design) dari American Institute of Steel Construction (AISC). Prosedur desain dilakukan sbb :
-          Klik semua elemen / batang dari struktur
-          Pilih menu Option, klik Preference, kemudian klik Steel
-          Pada Steel Design Code, pilih AISC-ASD89, kemudian klik OK
-          Pada menu Design, kemudian klik Select Design Combos
-          Pada Design Load Combinations Selection, pilih kombinasi pembebanan yang akan ditinjau, yaitu : COMB1, COMB2, dan COMB3, kemudian klik OK.
-          Jika pada kotak Design Combos terdapat kombinasi pembebanan selain COMB1, COMB2, dan COMB3, misalnya DSTL1, maka DSTL1 harus dipindah pada kotak List of Combos, agar DSTL1 tidak diperhitungkan di dalam proses desain. Untuk memindahkan DSTL1 pada kotak List of Combos, dilakukan dengan cara : pilih DSTL1, klik Remove, kemudian klik OK.
-          Pilih menu Design, kemudian klik Start Design/ Check of Structure
Setelah dilakukan analisis struktur, untuk selanjutnya dapat dilakukan desain dari elemen-elemen struktur untuk menentukan apakah profil baja yang digunakan cukup kuat memikul beban yang bekerja.

Gambar 3.104. Data Masukan untuk Desain Struktur Baja dengan Metode ASD
Gambar 3.105. Data Kombinasi Pembebanan Untuk Desain.

Hasil desain dari elemen-elemen struktur baja yang berupa nilai Rasio Tegangan (Stress Ratio) dapat langsung ditampilkan di layar monitor. Rasio Tegangan adalah perbandingan antara tegangan yang terjadi pada elemen akibat pembebanan pada struktur, dengan tegangan yang diizinkan dari bahan yang digunakan.
Suatu elemen struktur baja dinyatakan kuat, jika mempunyai harga Rasio Tegangan £ 1 (tegangan yang terjadi pada elemen, lebih kecil dari tegangan yang diizinkan) dan dinyatakan tidak kuat, jika mempunyai harga Rasio Tegangan > 1
Rasio Tegangan pada elemen-elemen portal baja yang didapat dari prosedur desain dengan Metode Tegangan Izin (ASD), diperlihatkan pada Gambar 9.
Gambar 3.106. Rasio Tegangan Pada Elemen Struktur (Desain awal)
Gambar 3.107. Penomoran elemen struktur

 

Hasil perhitungan rasio tegangan elemen-elemen struktur :


SAP2000 v7.4 File: ATAP  Kgf-mm Units  PAGE 1
3/11/05 19:19:39


 S T E E L   S T R E S S   C H E C K   O U T P U T  (AISC-ASD89)

    FRAME  SECTION     /----------MOMENT INTERACTION CHECK---------//----SHEAR22---//----SHEAR33---/
       ID  ID           COMBO        RATIO  =   AXL +   B33 +   B22  COMBO    RATIO  COMBO    RATIO

        4  FSEC3                     l/r > 300                       COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,469  = 0,376 + 0,092 + 0,000 
        5  FSEC3                     l/r > 300                       COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,469  = 0,376 + 0,092 + 0,000 
        6  FSEC3                     l/r > 300                       COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,395  = 0,302 + 0,092 + 0,000 
        7  FSEC3                     l/r > 300                       COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,395  = 0,302 + 0,092 + 0,000 
        8  FSEC3                     l/r > 300                       COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,469  = 0,376 + 0,092 + 0,000 
        9  FSEC3                     l/r > 300                       COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,469  = 0,376 + 0,092 + 0,000 
       10  FSEC3                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  fa > Fe
       11  FSEC3                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  fa > Fe
       12  FSEC3                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  fa > Fe
       13  FSEC3                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  fa > Fe
       14  FSEC3                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  fa > Fe
       15  FSEC3                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  fa > Fe
       16  FSEC2                                                     COMB3    0,000  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,020  = 0,020 + 0,000 + 0,000 
       17  FSEC2                     kl/r > 200                      COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  0,875  = 0,667 + 0,040 + 0,169 
       18  FSEC2                                                     COMB3    0,000  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,060  = 0,060 + 0,000 + 0,000 
       19  FSEC2                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB2   (C)  fa > Fe
       20  FSEC2                     l/r > 300                       COMB3    0,000  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,178  = 0,178 + 0,000 + 0,000 
       21  FSEC2                                                     COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB3   (C)  fa > Fe
       22  FSEC2                                                     COMB3    0,000  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,060  = 0,060 + 0,000 + 0,000 
       23  FSEC2                     kl/r > 200                      COMB1    0,002  COMB3    0,000 
                        COMB1   (C)  0,875  = 0,667 + 0,040 + 0,169 
       24  FSEC2                                                     COMB3    0,000  COMB3    0,000 
                        COMB1   (T)  0,020  = 0,020 + 0,000 + 0,000 




Melakukan Desain Ulang (Re-design)

            Dari desain awal diketahui bahwa batang-batang atas dari struktur rangka (profil 2-L.50.50.5) dan batang diagonal (elemen no 19 dan 21 dengan profil L.70.70.7), terdapat pesan NC (Non-Compact). Hal iniberarti bahwa dimensi penampang elemen yang dipilih tidak memenuhi persyaratan desain. Untuk itu perlu dilakukan desain ulang (re-design) untuk elemen-elemen tersebut.
            Desain ulang dilakukan dengan cara merubah dimensi penampang dari batang-batang yang ada. Pada desain ulang ini dicoba menggunakan profil siku rangkap 2-L.70.70.7 untuk batang-batang atas dari struktur dan profil siku tunggal 85.85.8,5 untuk elemen (19 & 21). Untuk mendefenisikan profil-profil tersebut dilakukan dengan cara sbb :
-          Klik toolbar Lock/ Unlock Model  pada Main Toolbar untuk melepaskan kuncian model
-          Akan ditampilkan message box peringatan, bahwa Unlocking Model akan menghapus semua hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Klik OK untuk menyetujui hal ini.
Untuk mendefenisikan dimensi dari profil siku rangkap 2L.70.70.7, dilakukan cara sbb :
-          Pada kotak Define Frame Section, klik Add Double Angle.
-          Pada kotak Double Angle Section, masukkan data-data sbb:
Section Nama              : FSEC4
Material                       : STEEL
Dimension                   : - Outside Depth                    = 70
                                    : - Outside Width                    = 150
: - Horisontal leg thickness      = 7
: - Vertical leg thickness                      = 7
: - Back to back Distance        = 10
Klik OK.

Untuk mendefenisikan dimensi dari profil siku tungga; L.85.85.8,5 yang digunakan, dilakukan sbb :
-          Dari menu Define, pilih Frame Section untuk menampilkan kotak dialog Define Frame Section.
-          Pada kotak Define Frame Section, klik Add I/Wide Flange, kemudian Add Angle.
-          Pada kotak Angle Section, masukkan data-data sbb :
Section Nama              : FSEC5
Material                       : STEEL
Dimension                   : - Outside vertikal leg                        = 85
                                    : - Outside horisontal leg         = 85
: - Horisontal leg thickness      = 8,5
: - Vertical leg thickness                      = 8,5
Klik OK.
Untuk menempatkan FSEC4 dan FSEC5 pada batang-batang struktur, dilakukan dengan cara sbb :
-          Klik batang-batang atas dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame dan Section. Pada kotak Define Frame Section, pilih FSEC4, kemudian klik OK.
-          Klik batang-batang diagonal 19 & 21 dari struktur. Pilih menu Assign, kemudian Frame dan Section. Pada kotak Define Frame Section, pilih FSEC5, kemudian klik OK.

Lakukan kembali Analysis, kemudian Start Design/ Check of Structure. Tampilkan Rasio Tegangan setelah Re-design. Jika tidak ada lagi elemen yang bertanda NC atau memiliki rasio tegangan >1, berarti elemen hasil desain ulang aman untuk digunakan.
Gambar 3.108. Penempatan Profil pada Struktur Rangka Atap
Gambar 3.109. Rasio Tegangan dari Elemen-elemen Struktur (Desain Ulang)


No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.