SEJARAH PERKEMBANGAN AL-JABARIAH DAN QADARIAH
A.
SEJARAH PERKEMBANGAN AL-JABARIAH DAN QADARIAH
Sejarah perkembangan
Jabariah
Pola
fikir AL-JABARIAH kelihatannya sudah dikenal bangsa arab sebelum islam.
Keadaan
mereka yang bersahaja dengan lingkungan alam yang gersang dan tandus,mereka
tidak dapat melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan kemauan mereka. Akibatnya,
mereka lebih tergantung pada kehendak alam. Keadaan ini membawa mereka pada
sikap pasrah dan fatalistik. Pada masa
nabi,benih-benih paham al-jabariah itu sudah ada. Perdepatan di antara
para sahabat di seputar masalah qadar tuhan merupakan salah satu indikatornya.nabi
muhammad saw menyuruh ummat islam beriman kepada takdir,tetapi beliau melarang
mereka membicarakannya secara mendalam.pada masa sahabat (khulafa al-rasydin) kelihatannya sudah ada orang yang berfikir
al-jabariah. Diceritakan bahwa umar bin al-khattab pernah menangkap seorang
pencuri.
Dan
pada masa bani umayah,pandangan tentang jabar semakin mencuat ke
permukaan.abdullah bin abbas dengan suratnya,memberi reaksi keras kepada
penduduk syiria yang di duga paham al-jabariah.hal yang sama di lakukan pula
oleh hasan al-bashri kepada penduduk bashrah.kenyataan ini menunjukkan bahwa
pada waktu itusudah mulai banyak orang
yang brpaham al-jabariah. Dari bukti-bukti di atas dapat di katakan bahwa
cikal-bakal paham al-jabariah sudah muncul sejak awal periode islam. Namun, al-jabariah sebagai
suatu pola fikir (mazhab) yang di anut,dipelajari,dan di kembangkan terjadi
pada akhir pemerintahan bani umayyah.paham ini di timbulkan untuk pertama
kalinya oleh ja’ad bin dirham.
Akan
tetapi, yang menyebarkan adalah Jahm bin Shafwan. Ja’ad sendiri menerima
Mereka
sebenarnya tidak percaya sekiranya allah tidak menghendaki
(QS.al-an-am(6):111)
Ayat
ini jelas dapat di bawa pada alam fikiran al-jabariah.mungkin ini lah sebabnya,
mengapa hingga kini pola fikir al-jabariah itu masih tetap terdapat di kalangan
ummat islam, sungguh pun para penganjurnya yang pemula telah lama tiada.
Sejarah perkambangan
qadariah
Sebagai
tidak jelasnya kapan paham al-jabariah itu mulai di bicarakan dalam teologi
islam,paham al-qadariah pun mengalami
hal seperti itu.muhammad bi syu’aib,yang memperoleh informasi dari
al-auza’i mengatakan bahwa orang pertama yang memperkenalkan paham al-qadariah
dalam kalangan orang islam adalah “SUSAN”.dia penduduk irak,beragama nashrani
yang masuk islam kemudian berbalik nashrani lagi.dari oarang ini lah untuk
pertama kali nya ma’bad bin khalif al-basri dan ghailan al- dimasyqi memperoleh
paham tersebut.
Dari
penjelasan di atas,kiranya dapat di katakan bahwa lahirnya paham al-qadariah
dalam islam di pengaruhi oleh paham bebas yang berkembang di kalangan pemeluk
agama masehi (nistoria).dalam hal ini,max harton,berpendapat bahwa teologi
masehi di dunia timur pertama tama menetap kan kebebasan manusia dan
pertanggung jawaban nya yang penuh dalam segalatindakan nya,karna dalil-dalil
mengenai pendapat ini memuaskan golongan bebas islam (al-qadariah),mereka
merasa perlu mengambilnya.
Menurut
al-zhabi dalam kitab,mizan al-i’tidal,yang
dikutip oleh ahmad amin bahwa ma’bad al-juhani adalah orang ta’biin yang dapat
di percaya(baik),tetapi dia telah memberi contoh dengan hal yang tidak terpuji
,yaitu mengatakan tentang tidak adanya qadar bagi tuhan. Adapun ghailan
al-dimasqyi (abu marwan ghailan bin muslim)adalah penyebar paham al-qadariah di
damasqus.dia seorang orator, tidak heran jika banyak orang yang tertarik untuk
mengikuti pahamnya. Dalam menyebarkan pahamnya, dia mendapatkan tantangan dari
khalifa al-adil umar bin abdul aziz. Setelah khalifa mangkat, dia terus menyebarkan
pahamnya hingga pada akhirnya dia di hukum mati oleh khalifa khisyam bin abdul
malik bin marwan. Sebelum dilaksanakan hukum mati, sempat diadakan perdebatan
antara ghailan dengan al-auza’i yang dihadiri oleh khalifa hasyim.
Motif
timbulnya paham al-qadariah ini,di sebabkan oleh dua faktor:
1. faktor ekstrem yaitu agama nashrani,jauh
sebelum nya mereka telah memperbincangkan tentang qadar tuhan dalam kalangan
mereka.
2. faktor intrem yaitu,reaksi terhadap
paham al-jabariah dan merupakan upaya protes terhadap tindakan-tindakan
penguasa bani umayyah yang bertindak atas nama tuhan dan berdalih terhadap
takdir tuhan.
B.
TOKOH-TOKOH ALIRAN JABARIAH DAN QADARIAH
Diantara
tokoh penting alira al-jabariah adalah ja’ad bindirham dan jham bin
shafwan.keduanya termasuk pemuka al-jabariah ekstrem.tokoh lainnya adalah
husain dan dirar.kedua tokoh yang terakhir ini termasuk pemuka al-jabariah
moderat.
Tokoh-tokoh aliran Jabariah:
1. Ja'd
Bin Dirham
Ia
adalah seorang hamba dari bani Hakam dan tinggal di Damsyik. Ia dibunuh pancung
oleh Gubernur Kufah yaitu khalid bin Abdullah El-Qasri
2. Jahm
bin Shafwan
Ia
bersal dari Persia dan meninggal tahun 128 H dalam suatu peperangan di Marwan
dengan Bani Ummayah
Tokoh-tokoh aliran Qadariah
a.
Ma’bad Al-Jauhani (Ma;bad adalah
seorang taba’i yang dapat dipercaya dan pernah berguru pada Hasan Al-Basri)
b.
Ghailan Ad-Dimasyqy (Ghalian adalah
seorang orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan)
C. AJARAN
POKOK ALIRAN JABARIAH DAN QADARIAH
Ajaran
Pokok Jabariyah
1. Bahwa
manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik
yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang menentukannya.
2. Bahwa
Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
3. Ilmu
Allah bersifat Huduts (baru)
4. Iman
cukup dalam hati saja tanpa harus dilafadhkan.
5. Bahwa
Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.
6. Bahwa
surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama penghuninya,
karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.
7. Bahwa
Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.
8. Bahwa
Alqur'an adalah makhluk dan bukan kalamullah
Ajaran
Pokok Qadariah
Diambil
dari kitab Fajrul Islam halaman 297/298 oleh Dr. Ahmad Amin, aliran Qadariyah memiliki
ajaran pokok sebagai berikut:
- Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
- Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
- Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.
- Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
Perbandingan Aliran Jabariyah Dan Qadariyah
1. Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah
diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan
kehendak dalam hidup, sementara qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut
campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki wewenang penuh dalam
menentukan hidupnya dan dalam menentukan sikap.
2. Jabariyah
menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia pasti merasakan
surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap. Qadariyah menyatakan bahwa
manusia yang berbuat baik akan mendapat surga, sementara yang berbuat jahat
akan mendapat ganjaran di neraka, kedua keputusan itu merupakan konsekuensi
dari perbuatan yang dilakukan manusia berdasarkan kehendak dan pilihannya
sendiri.
3. Takdir dalam
pandangan kaum jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan manusia telah
ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan bagi manusia.
Sementara takdir menurut kaum qadariyah merupakan ketentuan Allah terhadap alam
semesta sejak zaman azali, manusia menyesuaikan terhadap alam semesta melalui
upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam kreatifitasnya
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah
Jabariah dapat diartikan pula menolak adanya perbuatan dari
manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada
Allah berdasarkan pengertian bahwa segala sesuatu
didahului oleh Ilmu Allah dan tidak ada sesuatu yang didahului oleh ilmu
Allah, jabariyyah ada dua bentuk: pertama jabariyyah
murni, yang disebut juga Al-jahmiyyah, yang menolak adanya
perbuatan berasal dari manusia dan memandang manusia
tidak mempunyai kemampuan untuk berbuat . Kedua ,
Jabariyyah pertengahan yang moderat yang disebut juga An-Najariyyah, yang
mengakui adanya perbuatan dari manusia namun perbuatan manusia tidak
membatasi. Orang yang mengaku adanya perbuatan dari makhluk ini
mereka namakan “Kasab” bukan termasuk Jabariyyah.
Sedangkan
pengikut Qadariyyah menganggap manusia memiliki kebebasan untuk
berkehendak dalam perbuatan tanpa adanya campur tangan Tuhan. Jadi
muncullah teori ketiga yang menyingkap bahwa
“kontradiksi” tersebut hanya merupakan akibat pemahaman
yang keliru semata-mata. Kita dapat mengatakan bahwa hakikatnya tidak ada
kontradiksi dalam al-Qur’an yang memaksa kita
mengartikan beberapa ayat berlawanan dengan arti lahirnya ata
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Nurdin,
M.Amin, 2011, sejarah pemikiran islam. Jakarta
: Amzah
3.
Nasution,
Harun. 1972. Teologi islam : aliran, sejarah analisis perbandingan. Jakarta :
UI Press
4.
Zahar,Muhammad
Abu. 1917. Tarikh al-mazahib al-islamiahfi al-siyasah wa al-‘aqa’id. Jilid I.
Kairo : dar al-fikr al-arabi
5.
Al-Ghurabi,
Ali Musthafa. 1958. Tarikh al-Firaq al-islamiyah. Mesir : Muhammad Ali Shubaih
wa Auladih.
PENDAHULUAN
Salah satu pembicaraan penting dalam teologi islam adalah
masalah perbuatan manusia (af’al-‘ibad) dalam kajian ini dibicarakan tentang
kehendak (masyi’ah) manusia. Hal ini karena setiap perbuatan berhajad kepada
daya dan kehendak. Persoalannya, apakah manusia bebas menentukan
perbuatan-perbuatannya sesuai dengan kehendak dan dayanya sendiri, ataukah
semua perbuatan manusia sudah ditentukan qada dan qadar Tuhan? Dalam sejarah
pemikiran islam, persoalan inilah yang kemudian melahirkan paham al-jabariah
dan al-qodariah.
Persoalan ini timbul karena manusia dri satu segi melihat
dirinya bebas berkehendak, melakukan apa saja yang ia suka, dan ia bertanggung
jawab atas perbuatannya itu. Namun darisegi lain, manusia melihat ulah bahwa
tuhan mengetahui segala sesuatu. Ilmu Tuhan meliputi segala sesuatu yang
terjadi dan yang akan terjadi. Tuhan juga mengetahui kebaikan dan keburukan
yang akan terjadi pada diri manusia. Hal demikian menimbulkan asumsi bahwa
manusia tidak mampu berbuat apa-apa, kecuali sesuai dengan ap yang dikehendaki
oleh Allah maka muncullah pesoalan jabar dan ikhtiar, yakni manusia itu
terpaksa atau bebas memilih. Merupakan masalah klasik yang banyak menyita
perhatian para pemikir.
Inti masalah:
1. Sejarah
perkembangan aliran jabariah dan qadariah
2. Tokoh-tokoh
dan ajararan pokok aliran jabriah dan qadariah
3. Perbandingan
aliran jabariah dan qadariah
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.