Gudang Ilmu: SEJARAH PERKEMBANGAN AL-JABARIAH DAN QADARIAH

Friday 14 April 2017

SEJARAH PERKEMBANGAN AL-JABARIAH DAN QADARIAH



SEJARAH PERKEMBANGAN AL-JABARIAH DAN QADARIAH

A.   SEJARAH PERKEMBANGAN AL-JABARIAH DAN QADARIAH
Sejarah perkembangan Jabariah
Pola fikir AL-JABARIAH kelihatannya sudah dikenal bangsa arab sebelum islam.
Keadaan mereka yang bersahaja dengan lingkungan alam yang gersang dan tandus,mereka tidak dapat melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan kemauan mereka. Akibatnya, mereka lebih tergantung pada kehendak alam. Keadaan ini membawa mereka pada sikap pasrah dan fatalistik. Pada masa  nabi,benih-benih paham al-jabariah itu sudah ada. Perdepatan di antara para sahabat di seputar masalah qadar  tuhan merupakan salah satu indikatornya.nabi muhammad saw menyuruh ummat islam beriman kepada takdir,tetapi beliau melarang mereka membicarakannya secara mendalam.pada masa sahabat (khulafa al-rasydin) kelihatannya sudah ada orang yang berfikir al-jabariah. Diceritakan bahwa umar bin al-khattab pernah menangkap seorang pencuri.
Dan pada masa bani umayah,pandangan tentang jabar semakin mencuat ke permukaan.abdullah bin abbas dengan suratnya,memberi reaksi keras kepada penduduk syiria yang di duga paham al-jabariah.hal yang sama di lakukan pula oleh hasan al-bashri kepada penduduk bashrah.kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu itusudah mulai  banyak orang yang brpaham al-jabariah. Dari bukti-bukti di atas dapat di katakan bahwa cikal-bakal paham al-jabariah sudah muncul sejak awal  periode islam. Namun, al-jabariah sebagai suatu pola fikir (mazhab) yang di anut,dipelajari,dan di kembangkan terjadi pada akhir pemerintahan bani umayyah.paham ini di timbulkan untuk pertama kalinya oleh ja’ad bin dirham.
Akan tetapi, yang menyebarkan adalah Jahm bin Shafwan. Ja’ad sendiri menerima
Mereka sebenarnya tidak percaya sekiranya allah tidak menghendaki
(QS.al-an-am(6):111)
Ayat ini jelas dapat di bawa pada alam fikiran al-jabariah.mungkin ini lah sebabnya, mengapa hingga kini pola fikir al-jabariah itu masih tetap terdapat di kalangan ummat islam, sungguh pun para penganjurnya yang pemula telah lama tiada.
Sejarah perkambangan qadariah
Sebagai tidak jelasnya kapan paham al-jabariah itu mulai di bicarakan dalam teologi islam,paham al-qadariah pun mengalami  hal seperti itu.muhammad bi syu’aib,yang memperoleh informasi dari al-auza’i mengatakan bahwa orang pertama yang memperkenalkan paham al-qadariah dalam kalangan orang islam adalah “SUSAN”.dia penduduk irak,beragama nashrani yang masuk islam kemudian berbalik nashrani lagi.dari oarang ini lah untuk pertama kali nya ma’bad bin khalif al-basri dan ghailan al- dimasyqi memperoleh paham tersebut.
Dari penjelasan di atas,kiranya dapat di katakan bahwa lahirnya paham al-qadariah dalam islam di pengaruhi oleh paham bebas yang berkembang di kalangan pemeluk agama masehi (nistoria).dalam hal ini,max harton,berpendapat bahwa teologi masehi di dunia timur pertama tama menetap kan kebebasan manusia dan pertanggung jawaban nya yang penuh dalam segalatindakan nya,karna dalil-dalil mengenai pendapat ini memuaskan golongan bebas islam (al-qadariah),mereka merasa perlu mengambilnya.
Menurut al-zhabi dalam kitab,mizan al-i’tidal,yang dikutip oleh ahmad amin bahwa ma’bad al-juhani adalah orang ta’biin yang dapat di percaya(baik),tetapi dia telah memberi contoh dengan hal yang tidak terpuji ,yaitu mengatakan tentang tidak adanya qadar bagi tuhan. Adapun ghailan al-dimasqyi (abu marwan ghailan bin muslim)adalah penyebar paham al-qadariah di damasqus.dia seorang orator, tidak heran jika banyak orang yang tertarik untuk mengikuti pahamnya. Dalam menyebarkan pahamnya, dia mendapatkan tantangan dari khalifa al-adil umar bin abdul aziz. Setelah khalifa mangkat, dia terus menyebarkan pahamnya hingga pada akhirnya dia di hukum mati oleh khalifa khisyam bin abdul malik bin marwan. Sebelum dilaksanakan hukum mati, sempat diadakan perdebatan antara ghailan dengan al-auza’i yang dihadiri oleh khalifa hasyim.
Motif timbulnya paham al-qadariah ini,di sebabkan oleh dua faktor:
1.      faktor ekstrem yaitu agama nashrani,jauh sebelum nya mereka telah memperbincangkan tentang qadar tuhan dalam kalangan mereka.
2.      faktor intrem yaitu,reaksi terhadap paham al-jabariah dan merupakan upaya protes terhadap tindakan-tindakan penguasa bani umayyah yang bertindak atas nama tuhan dan berdalih terhadap takdir tuhan.
B.     TOKOH-TOKOH ALIRAN JABARIAH DAN QADARIAH
Diantara tokoh penting alira al-jabariah adalah ja’ad bindirham dan jham bin shafwan.keduanya termasuk pemuka al-jabariah ekstrem.tokoh lainnya adalah husain dan dirar.kedua tokoh yang terakhir ini termasuk pemuka al-jabariah moderat.
Tokoh-tokoh aliran Jabariah:
1.      Ja'd Bin Dirham
Ia adalah seorang hamba dari bani Hakam dan tinggal di Damsyik. Ia dibunuh pancung oleh Gubernur Kufah yaitu khalid bin Abdullah El-Qasri
2.      Jahm bin Shafwan
Ia bersal dari Persia dan meninggal tahun 128 H dalam suatu peperangan di Marwan dengan Bani Ummayah
Tokoh-tokoh aliran Qadariah
a.       Ma’bad Al-Jauhani (Ma;bad adalah seorang taba’i yang dapat dipercaya dan pernah    berguru pada Hasan Al-Basri)
b.      Ghailan Ad-Dimasyqy (Ghalian adalah seorang orator berasal dari Damaskus dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan)

C.    AJARAN POKOK ALIRAN JABARIAH DAN QADARIAH

Ajaran Pokok Jabariyah
1.      Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang menentukannya.
2.      Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
3.      Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)
4.      Iman cukup dalam hati saja tanpa harus dilafadhkan.
5.      Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.
6.      Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah bersama penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.
7.      Bahwa Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.
8.      Bahwa Alqur'an adalah makhluk dan bukan kalamullah

Ajaran Pokok Qadariah
Diambil dari kitab Fajrul Islam halaman 297/298 oleh  Dr. Ahmad Amin, aliran Qadariyah memiliki ajaran pokok sebagai berikut:
  1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.
  2. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.
  3.  Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri.
  4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.
Perbandingan Aliran Jabariyah Dan Qadariyah
1. Jabariyah meyakini bahwa segala perbuatan manusia telah diatur dan dipaksa oleh Allah sehingga manusia tidak memiliki kemampuan dan kehendak dalam hidup, sementara qadariyah meyakini bahwa Allah tidak ikut campur dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki wewenang penuh dalam menentukan hidupnya dan dalam menentukan sikap.
 2. Jabariyah menyatakan bahwa surga dan neraka tidak kekal, setiap manusia pasti merasakan surga dan neraka, setelah itu keduanya akan lenyap. Qadariyah menyatakan bahwa manusia yang berbuat baik akan mendapat surga, sementara yang berbuat jahat akan mendapat ganjaran di neraka, kedua keputusan itu merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan manusia berdasarkan kehendak dan pilihannya sendiri.
 3. Takdir dalam pandangan kaum jabariyah memiliki makna bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dan digariskan Allah SWT, sehingga tidak ada pilihan bagi manusia. Sementara takdir menurut kaum qadariyah merupakan ketentuan Allah terhadap alam semesta sejak zaman azali, manusia menyesuaikan terhadap alam semesta melalui upaya dan pemikirannya yang tercermin dalam kreatifitasnya



PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah Jabariah dapat diartikan  pula menolak  adanya  perbuatan dari manusia  dan menyandarkan  semua  perbuatan kepada  Allah  berdasarkan  pengertian  bahwa  segala sesuatu didahului oleh Ilmu Allah  dan tidak ada sesuatu yang didahului oleh ilmu Allah,  jabariyyah ada dua  bentuk: pertama  jabariyyah murni, yang disebut  juga  Al-jahmiyyah,  yang menolak adanya perbuatan  berasal dari manusia  dan memandang  manusia tidak  mempunyai  kemampuan  untuk berbuat . Kedua , Jabariyyah pertengahan  yang moderat yang disebut juga An-Najariyyah, yang mengakui adanya perbuatan dari manusia  namun perbuatan manusia tidak membatasi. Orang yang mengaku adanya  perbuatan  dari makhluk ini mereka namakan “Kasab” bukan termasuk  Jabariyyah.
Sedangkan pengikut Qadariyyah  menganggap manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak dalam perbuatan tanpa adanya campur tangan Tuhan.  Jadi muncullah  teori ketiga  yang menyingkap bahwa “kontradiksi”   tersebut hanya merupakan  akibat pemahaman  yang keliru  semata-mata. Kita dapat mengatakan bahwa hakikatnya tidak ada kontradiksi  dalam al-Qur’an  yang memaksa kita  mengartikan  beberapa ayat berlawanan dengan  arti lahirnya  ata
                                                                           





DAFTAR PUSTAKA
1. 
2.       Nurdin, M.Amin,  2011, sejarah pemikiran islam. Jakarta : Amzah
3.       Nasution, Harun. 1972. Teologi islam : aliran, sejarah analisis perbandingan. Jakarta : UI Press
4.       Zahar,Muhammad Abu. 1917. Tarikh al-mazahib al-islamiahfi al-siyasah wa al-‘aqa’id. Jilid I. Kairo : dar al-fikr al-arabi
5.       Al-Ghurabi, Ali Musthafa. 1958. Tarikh al-Firaq al-islamiyah. Mesir : Muhammad Ali Shubaih wa Auladih.


PENDAHULUAN
Salah satu pembicaraan penting dalam teologi islam adalah masalah perbuatan manusia (af’al-‘ibad) dalam kajian ini dibicarakan tentang kehendak (masyi’ah) manusia. Hal ini karena setiap perbuatan berhajad kepada daya dan kehendak. Persoalannya, apakah manusia bebas menentukan perbuatan-perbuatannya sesuai dengan kehendak dan dayanya sendiri, ataukah semua perbuatan manusia sudah ditentukan qada dan qadar Tuhan? Dalam sejarah pemikiran islam, persoalan inilah yang kemudian melahirkan paham al-jabariah dan al-qodariah.
Persoalan ini timbul karena manusia dri satu segi melihat dirinya bebas berkehendak, melakukan apa saja yang ia suka, dan ia bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Namun darisegi lain, manusia melihat ulah bahwa tuhan mengetahui segala sesuatu. Ilmu Tuhan meliputi segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi. Tuhan juga mengetahui kebaikan dan keburukan yang akan terjadi pada diri manusia. Hal demikian menimbulkan asumsi bahwa manusia tidak mampu berbuat apa-apa, kecuali sesuai dengan ap yang dikehendaki oleh Allah maka muncullah pesoalan jabar dan ikhtiar, yakni manusia itu terpaksa atau bebas memilih. Merupakan masalah klasik yang banyak menyita perhatian para pemikir.
Inti masalah:
1.      Sejarah perkembangan aliran jabariah dan qadariah
2.      Tokoh-tokoh dan ajararan pokok aliran jabriah dan qadariah
3.      Perbandingan aliran jabariah dan qadariah


No comments:

Post a Comment

terimakasih telah mengunjungi blog saya.