SUMBER- SUMBER TASAWUF
Di kalangan para
orientasi Barat biasanya dijumpai pendapat yang mengatakan bahwa sumber yang
membentuk tasawuf itu ada 5 macam yaitu: unsur Islam, unsur Masehi (Agama
Nasrani), unsur Yunani, unsur Hindu/Budha, dan unsur Persia. Kelima unsur ini
secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:
A.Unsur Islam
Unsur kehidupan
tasawuf mendapat perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran islam yaitu
Al-Qur’an, kehidupan Nabi dan Para
sahabatnya.
Al-qur’an antara lain berbicara tentang:
a.
Kemungkinan manusia dengan tuhan dapat saling mencintai atau
mahabbah (QS.Al-maidah,5:54)
b.
Perintah agar manusia senantiasa bertaubah, membersihkan diri
memohon ampunan kepada Allah SWT (QS.Tahrim,8)
c.
Petunjuk bahwa manusia akan senantiasa bertemu dengan tuhan
damanapun mereka berada (QS.Al-Baqorah:110)
d.
Tuhan dapat memberikan cahaya kepada orang yang dikehendakinya
(QS.Al-Nur:35)
e.
Al-qur’an mengingatkan manusia agar dalam hidupnya tidak diperbudak
oleh kehidupan dunia dan harta benda(QS.Al-hadid, Al-Fathir,5)
f.
Senantiasa bersikap sabar dalam menjalani pendekatan diri kepada
Allah SWT. (QS.Ali Imran,3)
Kehidupan Nabi Muhammad SAW
Dalam kehidupan nabi Muhammad SAW
juga terdapat petunjuk yang menggambarkannya sebagai seorang sufi. Nabi Muhammad
telah melakukan pengasingan diri ke gua hira’ menjelang datangnya wahyu. Dia
menjauhi pola hidup kebendaan dimana waktu itu orang arab terbenam didalamnya
seperti dalam praktek perdagangan yang menggunakan segala cara yang
menghalalkan. Selama di Gua Hira,
Rasulullah hanyalah bertafakur, beribadah, dan hidup sebagai seorang zahid.
Beliau hidup sangat sederhana, terkadang mengenakan pakaian tambalan, tidak
makan atau minum kecuali yang halal, dan setiap malam senantiasa beribadah
kepada Allah SWT,
sehingga siti Aisyah bertanya, “mengapa engkau berbuat begini, ya Rasulullah
padahal Allah senantiasa mengampuni dosamu?” Rasulullah menjawab “apakah
engkau tidak menginginkanku menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah? “.
Selain dari itu di
dalam hadits Rasulullah banyak dijumpai keterangan yang berbicara tentang
kehidupan rohaniah manusia yang dapat difahami dengan pendekatan tasawuf,
seperti hadits:
من عرف نفسه فقد عرف ربه
Artinya:
“Barangsiapa yang
mengenal dirinya sendiri berarti ia mengenal tuhannya.”
لا يزال العبد يتقرب الي
بالنوافل حتى أحبه فاءذا أحببته كنت سمعه الذي يسمع وبصره الذي يبصربه ولسانه الذي
ينطق به ويده الذي يبطش بها ورجله الذي يمشى بها فبي يسمع فبي يبصر وبي ينطق وبي
يعقل وبي يبطش وبي يمشى
Artinya:
“senantiasa seorang
hamba itu mendekatkan diri kepadaku dengan amalan-amalan sunnah sehingga aku
mencintainya. Maka tetkala mencintainya, jadilah aku pendengarnya yang dia
pakai untuk melihat dan lidahnya yang dia pakai untuk berbicara dan tangannya
yang dia pakai untuk mengepal dan kakinya yang dia pakai untuk berusaha; maka
dengan-Ku-lah dia mendengar, melihat, berbicara, berfikir, meninjau dan
berjalan.”
Semua keterangn
tersebut ada pada diri rasulullah yang oleh para sufi dijadikan sebagai sumber
kedua dari ilmu tasawuf setelah Allah SWT.
Pada periode mekah, ajaran yang disampaikan oleh nabi sangat kental
dengan kekuatan, kehidupan dan pengalamn sebagai seorang sufi. Seperti,
pengalaman nabi dalam melihat rupa jibril yang asli dan pengalamn Isra’ dan
Mi’raj yang dialami oleh nabi SAW.
Pada periode madinah meskipun pengalaman pengalaman bathin tersebut tidak
hampir terlihat lagi, tetapi pada periode ini yang difokuskan oleh nabi adalah
tntang hubungan masyarakat dan pendidikan mralitas bagi keidupan yang baru. Hal
ini yang menjadi alasan para sufi bahwa praktek tasawuf yang mereka ikuti
adalah benar benar dari nabi muhammad, bukan suatu hal yang aneh dan perlu
dipertanyakan dalam konteks sejarah.Bagi mereka yang penting adalah perintah
perintah Allah dan bukan kesufian, bahwa seluruh sinar spiritual adalah
karakteristik dari pesan pesan illahi.
Kehidupan para sahabat Nabi
Di kalangan para sahabatpun ada yang mengikuti praktek taswuf
sebagaimana yang diamalkan oleh Nabi.Abu Bakar ash-Shidiq misalnya, ia berkata :”Aku mendapat kemuliaan dalam
ketaqwaan, dalam keagungan dan rendah hati”.demikian juga dengan Umar Bin
Khatab pada suatu ketika pernah berkhutbah dihadapan para jamaah kakum muslimin
dalm keadaan berpakaian yang sangat sederhana.Selanjutnya Usman Bin Affan
banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah dan membaca Al–Quran baginya
Al-Quran ibarat surat dari kekash yang selalu dibawa dan dibaca kemanapun ia
pergi.
Munculnya tasawuf di kalangan umat Islam bersumber pada dorongan
ajaran Islam dan faktor situasi dan sejarah kehidupan masyarakat pada umumnya.
B.Unsur Luar Islam
Dalam berbagai literatur yang ditulis para orientasi Barat sering
dijumpai uraian yang menjelaskan bahwa tasawuf Islam dipengaruhi oleh adanya
unsur agama Masehi, unsur Yunani, unsur Hindu/Budha, dan unsur Persia. Untuk
dapat membenarkan adanya interaksi historis antara sumber-sumber di atas dengan
tasawuf, maka haruslah dapat dibuktikan secara faktual.
a.Unsur Masehi
Orang Arab sangat menyukai cara kependetaan, khususnya dalam hal latihan
jiwa dan ibadah. Atas dasar ini tidak mengherankan jika Von Kromyer berpendapat
bahwa tasawuf adalah buah dari unsure Agama Nasrani yang terdapat pada zaman
jahiliyah. Hal ini diperkuat oleh Gold Ziher yang mengatakan bahwa sikap pakir
dalam Islam adalah merupakan cabang dari Agama Nasrani. Unsur-unsur tasawuf
yang di duga mempengaruhi tasawuf Islam adalah sikap fakir. Menurut keyakinan
Nasrani bahwa Isa bin Maryam adalah seorang fakir.
b.Unsur Yunani
Kebudayaan Yunani yaitu filsafatnya telah masuk pada dunia dimana perkembangannya
dimulai pada akhir daulah Umayah dan puncaknya pada daulah Abbasiyah, metode
berfikir filsafat Yunani ini juga telah ikut mempengaruhi pola berfikir
sebagian orang Islam yang ingin berhubungan dengan Tuhan. Kalau pada bagian
uraian dimulai perkembangan tasawuf ini baru dalam taraf amaliyah (akhlak)
dalam pengaruh filsafat Yunani ini maka uraian-uraian tentang tasawuf itupun
telah berubah menjadi tasawuf filsafat.
Tetapi dengan munculannya filsafat
aliran Neo Platonis menggambarkan, bahwa hakikat yang tertinggi hanya dapat
dicapai lewat yang diletakkan Tuhan pada hati setiap hamba setelah seseorang
itu membersihkan dirinya dari pengaruh Ungkapan Neo Platonis: kenalilah dirimu
dengan dirimu.
c.Unsur Hindu/Budha
Antara tasawuf dan sisitem kepercayaan Agama Hindu/Budha dapat dilihat adanya
hubungan seperti sikap fakir. Al birawi mencatat bahwa ada persamaan antara
cara ibadah dan mujahadah tasawuf dengan Hindu kemudian pula paham renkarnasi
(perpindahan roh dari satu badan ke badan yang lain), cara kelepasan dari dunia
persis Hindu/Budha dengan persatuan diri dengan jalan mengingat Allah. Salah
satu maqamat sufiyah al fana tampaknya ada persamaan dengan ajaran tentang
nirwana dalam agama Hindu.
d.Unsur Persia
Sebenarnya antara Arab dan Persia itu sudah ada hubungan semenjak lama
yaitu hubungan dalam bidang politik, pemikiran, kemasyarakatan, dan
sastra. Akan tetapi belum ditemukan dalil yang kuat yang menyatakan bahwa
kehidupan rohani Persia telah masuk ke tanah Arab. Yang jelas adalah kehidupan
kerohanian Arab masuk ke Persia itu terjadi melalui ahli-ahli tasawuf di dunia
ini.
Jadi, jelaslah bahwa tasawuf itu bersumber dari Al-Qur’an dan hadist.
Pendapat yang mengatakan tasawuf berasal dari luar islam seperti yang telah
diuraikan di atas, karena adanya faktor kesamaan praktek spiritual yang ada
dalam tasawuf dengan agama-agama yang ada di luar Islam.
QS.An-najm:11-12 “hatinya tidak mendustakan apa yang telah
dilihatnya,maka apakah kamu (musyrikin mekah) hendak membantahnya tentang apa
yang telah dilihatnya”.QS Al takwir:22-23 “dan temanmu (muhammad) itu bukanlah
sekali kali orang yang gila.dan sesungguhnya muhammad itu melihat jibril di
ufuk yang terang.
No comments:
Post a Comment
terimakasih telah mengunjungi blog saya.